Siswa dan siswi SMAN 1 Sembalun mengumpulkan sampah sebelum meninggalkan sekolah. |
MANDALIKAPOST.com - SMA Negeri 1 Sembalun, Lombok Timur, mewajibkan siswa-siswinya membawa sampah saat pulang dari sekolah. Kewajiban itu sebagai implementasi program zero waste yang telah digulirkan oleh Pemprov NTB.
Jenis sampah yang dibawa pulang itu, hanya sampah plastik berupa bungkus snack jajan, botol bekas jenis plastik, gelas plastik bekas minuman kemasan, kaleng dan sejenisnya. Sementara sampah organik berupa, daun dan kertas tidak diwajibkan untuk dibawa.
Siswa yang berada di sekolah setempat pasti membeli dan membawa makanan, maka untuk itu sampahnya tetap harus dipilah dengan benar. Sebab, sampah-sampah itu akan dikumpulkan dengan cara dipilah.
Kepala Sekolah SMAN 1 Sembalun, Johri S.Ag mengatakan hal ini dilakukan untuk mengimplementasikan program Zero Waste.
"Jadi kami punya gagasan, untuk mengatasi sampah di sekolah kami. yakni dengan cara, diwajibkan bagi siswa kami membawa pulang sampahnya untuk tiket mereka pulang," jelas Johri.
Apalagi saat ini pihaknya telah membuka kantin dikawasan area sekolah, pasti pasokan sampah semakin banyak. Baik dari bekas bungkus jajan maupun bekas gelas dan botol plastik.
"Satu orang siswa, minimal tiga bungkus atau tiga gelas plastik dan sejenisnya disetor (Tiket) setiap mereka pulang. Jika tidak ada yang dibawa, ya kita suruh cari sampai dapat baru kita kasih pulang," ujar Johri.
Tujuan lain yang tak kalah penting ialah menjadikan progeram ini sebagai wadah meningkatkan pendidikan karakter siswa.
Disamping itu koperasi dan kantin sekolah tetap jalan, dengan cara itulah yang paling epektif untuk mengatasi sampah di sekolah setempat.
"Jadi, sasaran dari program ini tidak sekedar bersih-bersih sampah saja. Melainkan bagaimana membiasakan semua warga sekolah khususnya para siswa agar lebih peka dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya," terang Jihri.
Progeram ini, lanjutnya sudah berjalan selama dua minggu dan hasilnya cukup memuaskan. Artinya sejak digulirkan progeram tersebut sampah di SMAN 1 Sembalun sudah bisa diatasi, meski demikian ia tidak pungkiri ada saja siswanya yang bandel.
"Alhamdulilah berkat dukungan para dewan guru dan peserta didik, sampah di sekolah kami teratasi. Sudah tidak ada sampah yang berserakan dihalaman sekolah, lihat sendiri kan," ucap Johri, sambil menujuk ke halaman sekolah.
Untuk itu, pihaknya mengambil langkah dan gagasan mengatasi sampah di sekolahnya. Tidak dipungkiri, pihaknya sangat sulit untuk mengatasi sampah agar sekolah tesebut nol sampah pelastik.
Untuk diketahui, ungkap Johri lebih lanjut. Pemerintah provensi NTB mempunyai progeram, sekolah bersih dan sekolah srhat.
Namun, bagaimana caranya mencapai tujuan itu, Johri menjelaskan ada beberapa upaya yang dilakukan bersama guru dan peserta didiknya.
Untuk sementara pihaknya, bekerja sama dengan Tim Siga Bencana Desa (TSBD) Sembalun Lawang mengenai pengelolaan sampah. Dan mengajak siswa untuk terbiasa memilah sampah menjadi dua bagian yakni, samapah plastik bekas bungkus snack dijadikan satu, begitu juga dengan samapah gelas plastik, botol minereal, kaleng dan sejenisnya dijadikan satau.
"Artinya, kita pisah sampah plastik bekas bungkus jajan dengan gelas minuman dan kaleng. Karena sampah kertas atau daun (Organik) di sekolah kita ini bisa dibilang tidak ada," katanya.
"Dan untuk sementara, saat ini kita kerja sama dengan kelompom masyarakat yang konsen menangani masalah sampah," imbuh Johri.
Kedepan, ia bersma para guru dan siswa akan mengusahakan sendiri untuk mengolah sampah. Menurutnya sampah pelastik maupun organik memilki nilai ekomi tinggi jika dimamfaatkan oleh pihak sekolah.
Dan harapannya, para siswa bukan hanya di sekolah saja mereka berperilaku hidup bersih dan sehat. Dengan adanya progeram tersebut, peserta didik juga bisa terapkan di rumah dan di lingkungan sekitarnya.
"Semoga dengan progeram ini, anak didik kami bisa menerapkanya di rumah masing masing atau dilingkunan tempat mereka tinggal," harap Johri.