Petani Tembakau "Senang" Keluhkan Ancaman Gagal Panen

Rosyidin
Senin, Mei 16, 2022 | 22.41 WIB Last Updated 2022-05-17T14:46:39Z

 

Petani tembakau Senang di Pringgabaya, Lombok Timur.

MANDALIKAPOST.com - Kondisi cuaca belakangan ini yang tidak menentu, membuat para petani tembakau rajang jenis Senang di Desa Batuyang, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur,  khawatir akan gagal panen. 


Tembakau rajangan jenis jamaq tersebut, biasanya di tanam sekali setahun di musim kemarau. Jika terkena hujan, akan menyebabkan dampak kegagalan panen hal tersebut membuat petani khawatir akan gagal panen. 


Begitu juga dengan jumlah hasil panen yang sedikit, akan menjadi pertimbangan membuat petani berpikir dua kali sebelum menanam tembakau khususnya jenis rajang. 


Keluhan tersebut diungkapkan oleh salah seorang petani, Munadi, Minggu 15 Mei 2022 di Lombok Timur.


Ia mengaku sudah mengeluarkan banyak biaya sebelum menanam hingga akan mau panen. 


"Beginilah resiko kita jadi petani tembakau, yang menanam tembakau semusim sekali. Terkadang berhasil, kadang ada kalanya gagal juga," katanya. 


Selain itu, hasil panen jenis tembakau jamaq juga tidak sebanyak seperti tembakau rajang jenis Kasturi. 


Dimana tembakau jenis rajang jamaq ini daunnya kecil, hanya 11 lembar per batang sehingga membuat hasil panen sedikit. Bukan hanya itu ukuran daunnya pun tidak seperti tembakau rajangan jenis Kasturi, lebarnya hanya mencapai 25 per batang. 


"Itu membuat kami berpikir dua kali menanam tembakau jenis ini," ujar dia.


Tembakau jamaq jenis rajang itu bernama Pender Jae. Adapun perawatannya harus intens sangat diperhatikan, karena hal itu membuat rasanya berbeda dengan tembakau lainnya yang tidak bisa di ceritakan. 


"Yang disebut tembakau senang itu, ya  tembakau jamaq ini yang bernama Pender Jae sehingga diprimadonakan," tutur Munadi. 


Ia menjelaskan, kenapa di kalangan masyarakat luas tembakau ini disebut, tembakau Senang karena diketahui berasal dari Senang. 


"Sebagian besar orang mengatakan, rasanya bagus. Sehingga tidak bisa di ungkap melalui kata-kata," ujarnya. 


Oleh karena itu, tidak heran banyak masyarakat dari berbagai kalangan, bahkan para pejabat pun memburu dan memcari tembakau tersebut. Mereka berani membeli dengan harga yang fantastis. 


"Harga jual di kami para petani, paling mahal itu lima ratus hingga tujuh ratus ribu rupiah. Kalau sudah di pihak kedua atau pihak ketiga, harga jualnya mencapai satu juta lebih," sebut Munadi. 


Perlu diketahui, lanjutnya, sebenarnya tembakau jamaq jenis ini banyak di tanam di tempat lain yang ada di daerah NTB. Namun, entah kenpa bisa beda. Ia pun belum tahu penyebabnya, hingga saat ini dia masih bingung kok rasanya bisa berbeda padahal satu jenis. 


"Jenisnya sama dengan tembakau yang kita tanam, saya juga bingung kok rasanya bisa berbeda. Mungkin faktor tanah atau tergantung perawatannya kali," terang Munadi. 


Lebih lanjut Munadi mengatakan, untuk  luas lahan tempatnya menanam tembakau ini terbatas hanya 80 Hektar. Dengan jumlah petani penggarap sebanyak seratus orang lebih. 


Nanamun, jarang petani yang berkenan menanam tembakau jenis ini meskipun harganya cukup tinggi per rumput. Karena hasil panennya tidak sesuai dengan luas lahan dan biaya perawatannya. 


"Kadang satu petak itu paling banyak delapan tumpi (8 pic_red) yang kita dapat. Itupun kalo berhasil," katanya. 


Belum lagi biaya perawatan, sambungnya, tidak semudah sperti tembakau lain pada umumnya. Itu juga yang membuat petani berpikir dua kali untuk menanamnya. 


Oleh karena itu, tembakau Senang ini kebanyakan ditanam untuk di konsumsi peribadi pada awalnya. Namun, karena saudagar (Tengkulak-red) sering mencobanya sehingga diperkenalkan ke pada masyarakat luas. 


"Jumlah produksinya terbatas, juga membuat harga jual tembakau Senang ini berani dibeli dengan harga mahal," pungkasnya. 


Tahun ini lanjutnya, kemungkinan sebagian petani gagal panen. Karena cuaca tidak menentu, terkadang hujan tanpa di sangka-sangka tidak bisa prediksi. 


"Ini saja sudah mati tembakau saya, yang sebentar lagi akan dipanen," katanya, sambil menunjukkan daun tembakau yang kering.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Petani Tembakau "Senang" Keluhkan Ancaman Gagal Panen

Trending Now