Rehabilitasi ala Bale Hijrah, Melawan Narkoba Berbasis Masjid di Lombok

MandalikaPost.com
Selasa, Juli 26, 2022 | 17.53 WIB Last Updated 2022-07-26T09:53:01Z

Ketua Laskar NTB, H Agus Setiawan SH (Tengah) saat menerima Suparlan dan pemuda FA, penyintas narkoba yang akan mengikuti program rehabilitasi berbasis Masjid di Bale Hijrah, Kota Praya, Lombok Tengah.


MANDALIKAPOST.com - Bale Hijrah sebagai Balai Rehabilitasi Narkoba yang digagas Lembaga Advokasi Kerakyatan Nusa Tenggara Barat (Laskar NTB), sudah berhasil merehabilitasi lebih dari 30 penyintas pecandu Narkoba, dalam enam bulan terakhir.


Sayang, upaya melawan narkoba yang dibangun secara swadaya ini, masih minim perhatian dari pemerintah daerah.


Suasana di markas Bale Hijrah di Kota Praya, Lombok Tengah, Senin petang 25 Juli 2022 cukup ramai. Laskar Bale Hijrah yang menjadi bagian dari Laskar NTB, baru saja menerima pemuda berinisial FA (28), seorang penyintas pecandu narkoba, yang akan mengikuti program rehabilitasi.


Orangtua FA, Suparlan mengatakan, putranya sudah cukup lama menjadi pecandu narkoba. Ia membawa FA ke Bale Hijrah agar bisa mengikuti program rehabilitasi, dan bisa menjalani kehidupan yang normal setelah lepas dari lingkaran hitam narkoba.


"Anak saya cukup lama pakai narkoba, akibat pergaulan yang salah. Saat ini saya bawa ke Bale Hijrah untuk rehabilitasi. Alhamdulillah Bale Hijrah bersedia menerima, dan semoga anak saya bisa pulih dan lepas dari narkoba," kata Suparlan.


BACA JUGA : Laskar NTB Giatkan Sosialisasi Bahaya Narkoba untuk Pelajar dan Mahasiswa


Ketua Laskar NTB, H Agus Setiawan SH menjelaskan, seperti penyintas lain yang menjadi pasien di Bale Hijrah, FA akan mengikuti program rehabilitasi berbasis Masjid, selama kurang lebih 40 hari.


"Kita baru menerima satu pasien lagi, inisial FA, di Sekretariar Bale Hijrah. Orangtuanya meminta bantuan agar FA menjalani rehabilitasi berbasis Masjid," kata Agus Setiawan.


Dari Sekretariat Bale Hijrah di Kota Praya, FA kemudian jajaran Laskar NTB ke Masjid di Desa Beleka, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah.


"Kami serahkan FA ke jemaah tabligh di salah satu Masjid di Beleka. Ada 10 jemaah disana yang bergerak untuk program 40 hari yang akan diikuti FA," jelasnya.


Ia memaparkan, Bale Hijrah merupakan program yang diinisiasi Laskar NTB sejak enam bulan silam. Balai Rehabilitasi Narkoba swadaya ini dibentuk atas keprihatinan Laskar NTB terhadap maraknya peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba di wilayah NTB.


Berdasarkan data yang ada, narkoba juga sudah menyasar anak sekolah setingkat SMP dan sudah masuk ke kampung-kampung.


"Kondisi peredaran narkoba sudah sangat mengkhawatirkan saat ini. Kalau bukan kita yang memproteksi generasi muda, lalu siapa lagi?," ujarnya.


Berbeda dengan Balai Rehabilitasi lain yang melakukan rehabilitasi dengan pendekatan pengobatan dan terapi, Bale Hijrah menggunakan konsep rehabilitasi berbasis Masjid.


Para penyintas pecandu narkoba yang direhabilitasi akan mengikuti program 40 hari di sejumlah Masjid yang bermitra dengan Bale Hijrah.


"Pendekatan kami 3 T. Kita beri Tempat Terbaik, amal Terbaik, dan teman Terbaik untuk pasien. Dalam hal ini tentu Masjid sebagai tempat atau lingkungan paling baik, kemudian mereka juga tertib sholat sebagai amal Terbaik, dan juga bergaul dengan orang-orang soleh sebagai teman Terbaik. Sehingga setelah 40 hari mereka bisa kembali fitrah dan hijrah," kata Agus.


Metode rehabilitasi berbasis Masjid yang dilakukan Laskar NTB melalui Bale Hijrah terbukti cukup efektif. Sejak dibentuk enam bulan silam, setidaknya ada 30 pasien yang berhasil direhabilitasi.


Menurut Agus, dari pengalaman rehabilitasi itu, pembentukan karakter, iman dan ketakwaan sangat penting bagi generasi muda.


"Karakter, iman dan takwa ini membentengi generasi muda dari pengaruh buruk hal negatif, termasuk narkoba. Dengan metode rehabilitasi berbasis masjid, para mantan pasien kami bukan hanya lepas dari masa lalu di lingkaran hitam narkoba saja, tetapi juga mampu menjadi pribadi yang baik, taat beribadah dan bisa menjadi inspirasi bagi yang lain," katanya.


Program rehabilitasi berbasis Masjid yang dilakukan Bale Hijrah menjadi metode rehabilitasi pertama di Indonesia. Para mantan pasien selanjutnya juga akan menjadi agen perubahan melawan narkoba. Mereka bisa memberikan testimoni setiap kali sosialisasi bahaya narkoba digelar.


"Kami juga aktif melakukan sosialisasi bahaya narkoba. Jadi yang sudah terlanjur terlibat kami rehabilitasi, dan yang belum kami jaga dengan pembekalan pengetahuan dan sosialisasi bahaya narkoba ini," ujar Agus.


Agus berharap ke depan, pemerintah baik Pemda Lombok Tengah dan juga Pemprov NTB bisa turut bersinergi dengan Bale Hijrah Laskar NTB demi melawan peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba di daerah ini. Sebab, sejauh ini pemerintah masih terkesan acuh dengan keberadaan Bale Hijrah tersebut.


"Ya jujur saja, kami jalan sendiri. Kami tidak mengharapkan dana atau apa, tapi setidaknya Pemda ini bersinergi, komunikasi dengan kami. Karena masalah narkoba ini sudah sangat menkhawatirkan di NTB," tegasnya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Rehabilitasi ala Bale Hijrah, Melawan Narkoba Berbasis Masjid di Lombok

Trending Now