Sekda NTB, HL Gita Ariadi bersama Sekretaris DP3AP2KB Provinsi NTB, Hj Erny Suryani, KI NTB, Suaeb Qury, dan sejumlah Fungsional KB. |
MANDALIKAPOST.com - Puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 29, dihadiri Presiden Jokowi, Kamis 7 Juli 2022, di Medan, Sumatera Utara. Kegiatan disiarkan langsung secara virtual melalui zoom meeting di sejumlah daerah.
Di Pemprov NTB, kegiatan virtual dihadiri Sekda H Lalu Gita Ariadi, Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB, Hj Erny Suryani, Ketua Komisi Informasi (KI) NTB, Suaeb Qury, dan sejumlah Fungsional KB.
Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo menekankan, bahwa anak-anak merupakan penentu wajah masa depan Indonesia.
"Kalau anak-anak kita pintar dan cerdas, maka kita mudah bersaing dengan negara lain. Tapi jika anak-anak kita kurang gizi dan stunting, maka akan sulit bersaing. Oleh karena itu harus kerja keras menekan stunting," katanya.
Jokowi menekankan angka stunting di tahun 2020 terus menurun menjadi 24,4 persen di tahun 2021, dan target 2024 pemerintah menargetkan hingga 14 persen.
Sementara itu, di Nusa Tenggara Barat (NTB), Sekda NTB H Lalu Gita Ariadi mengatakan, Harganas ke 29 tahun ini menjadi momentum untuk NTB menekan angka stunting di daerah ini.
"Semangat dan kolaborasi semua pihak dibutuhkan untuk menekanangka stunting ini," kata Gita, usai mengikuti peringatan HARGANAS ke 29 tingkat Nasional tahun 2022 secara virtual.
Berdasarkan data nasional, prosentase angka stunting di NTB masih mencapai 34 persen. Namun, berdasarkan data Dinas Kesehatan NTB yang terekam by name dan by address angka stunting di NTB hanya berkisar 19 persen.
Menurutnya, untuk memastikan data tersebut, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan DP3AP2KB) Provinsi NTB.
Hal yang ditekankan untuk menekan angka stunting di NTB salah satunya mengimplementasikan pola bapak asuh bagi anak dan balita penderita stunting.
"Dengan pola bapak asuh ini kita bisa manfaatkan sektor vertikal maupun dunia usaha (BUMN, BUMD) baik secara individu maupun secara kelembagaan sebagai bapak asuh bagi anak stunting," ujar Gita Ariadi.