Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo, Bambang Nugroho Saat Memaparkan Tentang Pembangunan BTS di Selong Belanak, Lombok Tengah. |
MANDALIKAPOST.com - Ratusan warga Dusun Lengkok Dalam, Desa Selong Belanak, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, baru merasakan kemerdekaan. Ini setelah mereka mendapatkan akses internet menyusul dibangunnya BTS oleh BAKTI Kementerian Kominfo RI.
Sebelumnya untuk mendapat akses sinyal untuk berkomunikasi, warga setempat harus mendaki gunung terjal dan berjalan keluar desa sejauh 4 kilometer. "Dulu sangat susah, kami harus naik gunung dan keluar desa hanya untuk berkomunikasi dengan keluarga di luar kota maupun yang menjadi TKI di Malaysia," kata Kadus Lengkok Dalam, Rajab kepada sejumlah wartawan dari Jakarta, Bali, NTB, dan NTT yang berkunjung ke desanya, Rabu (5/10).
Kesulitan ini diakui Rajab, berlangsung selama beberapa tahun. Baru tahun 2020, kesulitan itu dapat diretas BAKTI Kominfo dengan membangun BTS. "Saat itulah kami merasa merdeka,"ujar Rajab.
Pembangunan BTS Kominfo ini disambut antusias oleh warganya. Ini dibuktikan dengan diberikan pinjam pakai lahan lokasi pembangunan BTS serta memberikan sebagian lahan untuk akses jalan menuju BTS.
Selain bisa internet dan berkomunikasi via HP, ungkap Rajab, keberadaan sinyal ini memberikan dampak ekonomi yang luar biasa. Banyak tumbuh usaha ekonomi baru, seperti penjualan pulsa, dan memasarkan hasil pertanian via online.
"Terimakasih kepada pemerintah melalui BAKTI Kominfo yang membuat kami terbebas dari keterisoliran," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo, Bambang Nugroho mengatakan, pembangunan BTS di Dusun Lengkok Dalam Desa Selong Belanak sebagai upaya BAKTI Kominfo melakukan percepatan pembangunan infrastruktur dan ekosistem teknologi, informasi dan komunikasi di wilayah 3T (Terdepan, Tertinggal Terluar). Untuk BTS di desa ini dibangun setinggi 32 meter menggunakan solar panel untuk listrik.
"Kita bangun di daerah terisolir dimana operator atau provider tidak bersedia karena dianggap tidak menguntungkan secara bisnis," kata Bambang.
Dikatakan Bambang, program pemerataan jaringan telekomunikasi di daerah 3T tersebut sudah berjalan sejak 2017, dan dilakukan akselesari hingga tercapai target jaringan broadband 4G tersedia pada 2024.
Saat ini diakui Bambang, pemenuhan akses internet yang belum terjangkau jaringan broadband 4G sebanyak 12,548 desa dan kelurahan.
“Ada 9.113 desa dan kelurahan yang akses 4Gnya dikerjakan oleh BAKTI Kominfo, sedangkan 3,435 desa dan kelurahan di wilayah komersial dikerjakan oleh operator seluler. Targetnya sebelum 2024 sudah selesai semua," imbuhnya.
Di bagian lain Bambang menyebut berbagai tantangan dalam pembangunan daerah 3T. Selain diterpa pandemi Covid sejak 2020 dan berlanjut 2021, juga jangkauan wilayah Kepulauan Indonesia sangat luas. Tak hanya itu faktor keamanan terutama di wilayah Papua.
"Kami harus naik gunung dan terabas pohon, juga harus menunggu informasi keamanan untuk melanjutkan program pemenuhan jaringan internet di Papua," pungkasnya.