TGH Hazmi Hamzar saat penandatanganan MoU antara Yayasan Maraqitta'limat dengan PT. Bank NTB Syariah. |
MANDALIKAPOST.com - Pemberdayaan ekonomi keumatan bisa dilakukan melalui sejumlah cara, salah satunya yaitu melalui yayasan Pondok Pesantren (Ponpes). Keberadaan Ponpes menjadi sangat strategis, mengingat jumlahnya sangat banyak di Provinsi NTB. Selain itu, jumlah masyarakat yang memilih Ponpes sebagai tempat pendidikan anak-anaknya juga sangat banyak.
Anggota DPRD Provinsi NTB Dr. TGH Hazmi Hamzar mengatakan, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, terlebih kepada pelajar terkait pentingnya mengelola uangnya sejak dini, maka dia mendorong semua Ponpes mengenalkan lembaga keuangan kepada santri-santrinya serta kepada jemaahnya.
Hazmi mengharapkana agar semua Ponpes bisa menjajaki kerjasama dengan Bank NTB Syariah selaku Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang sudah lama dikonversi menjadi syariah. Tentu hal ini telah sesuai dengan konsep ekonomi keislaman.
"Jika satu Pesantren menaruh uangnya 1 milar saja misalnya, maka ada ada ratusan miliar dana masyarakat di Bank NTB Syariah karena ada ratusan Pesantren di NTB ini," kata . TGH Hazmi Hamzar kemarin.
Ia sendiri selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Maraqitta'limat telah menjalin kerjasama dengan Bank NTB Syariah akhir pekan kemarin dalam hal pengelolaan keuangan Yayasan dan lembaga pendidikan di dalamnya.
Yayasan Maraqit memiliki puluhan lembaga pendidikan dari tingkat TK sampai perguruan tinggi. Di dalamnya terdapat puluhan ribu santri, siswa, guru serta dosen yang bisa menjadi nasabah baru BPD NTB tersebut. Tentu hal ini akan berdampak positif terhadap ikluasi dan literasi keuangan masyarakat NTB.
"Ini juga untuk mendukung program gemar menabung di kalangan siswa. Ada puluhan ribu anak-anak sekolah itu, termasuk SMA, SMK dan perguruan tingginya. Semua dananya itu nanti ditaruh di Bank NTB Syariah. Jemaah kita yang mau haji uangnya ditaruh di sana, jemaah yang mau umrah juga," katanya.
Para siswa kata Hazmi harus dididik sejak agar agar mereka gemar menabung, tidak konsumtif dan diajak berhemat untuk bekal pendidikan setelah dewasa. Misalnya mereka menambung uang Rp 100 ribu per bulan, maka saat duduk di bangku kuliah nanti, mereka bisa membiayai diri untuk mengejar cita-citanya.
Ia mengatakan, jika semua pondok pesantren menggerakkan santri dan jemaahnya untuk menabung di Bank NTB Syariah, tentu lembaga perbankan dan umat akan sama-sama tumbuh dan berkembang. Lembaga perbankan juga bisa membantu pengelolaan keuangan Yayasan Ponpes dalam rangka pengambangkan ekonomi keumatan.