Sekolah Sanggar Anak Alam Yogyakarta Menggelar Tradisi Wiwitan

Rosyidin
Sabtu, November 12, 2022 | 18.11 WIB Last Updated 2022-11-12T10:11:46Z

Kedaulatan pangan perlu dikelola dengan kebersamaan. Inilah yang menginisiasi petani dan masyarakat Nitiprayan dan Sekolah Sanggar Anak Alam (Salam) Nitiprayan Bantul, Jawa Tengah menggelar tradisi wiwitan.


MANDALIKAPOST.com - Kedaulatan pangan perlu dikelola dengan kebersamaan. Inilah yang menginisiasi petani dan masyarakat Nitiprayan dan Sekolah Sanggar Anak Alam (Salam) Nitiprayan Bantul, Jawa Tengah menggelar tradisi wiwitan.


Sekolah yang terletak di petak-petak persawahan di barat Kampung Nitiprayan ini secara rutin memperingati tradisi wiwitan atau tradisi mengawali panen sebagai bentuk syukur kepada Sang Pencipta.


"Kita syukuri bahwa saat ini kita berkumpul dengan suka cita merayakan pesta rakyat juga merayakan kebersamaan kita dalam bebrayan agung," kata Sri Wahyaningsih, pendiri Sanggar Anak Alam, Kamis kemarin (10/11/2022). 


Wahya mengakui saat ini pesta wiwit atau tradisi wiwitan sudah jarang dilakukan, apalagi melestarikan salah satu tradisi budaya masyarakat setempat. 


Hal itu sangat disayangkan,  oleh karena itu ia bersama masyarakat dan anak-anak didiknya setiap panen padi melakukan tradisi tersebut. 


"Hingga saat ini, petani  jarang menanam bibit lokal sendiri seperti yang sudah dilakukan oleh nenek moyang kita. Karena para petani terbiasa dengan bibit-bibit sudah disediakan oleh pabrik",  ujarnya. 


Dalam hal ini, terlihat bagaimana setiap orang, masyarakat atau kelompok harus saling mendukung terujudnya kedaulatan pangan. 


"Perayaan ini sungguh-sungguh mencerminkan kebersamaan kita. Baik antar masyarakat, wali murid, anak-anak dan juga semua stakeholder yang terlibat. Marilah kita jaga kebersamaan ini, karena dengan bersama kita punya kekuatan mengolah dan mengupayakan daulat pangan kita sendiri, anggulawenthah pangane dhewe," tandasnya.


Perwakilan Kapanewon Kasihan menyampaikan apresiasinya atas upaya masyarakat Nitiparayan dan Sanggar Anak Alam dalam melestarikan budaya yang adi luhung ini. "Semoga anak-anak kita, khususnya generasi-generasi muda melinial mau meniru apa yang telah menjadi suri tauladan dalam kegiatan wiwitan ini," harapnya.

Rangkaian kegiatan antara lain kolaborasi anak-anak, orang tua dan pihak sekolah dengan petani maupun warga sekitar Nitiprayan. Pesta ini merupakan proses yang partisipatif dan milik bersama.

Sementara itu Budi Widanarko selaku penanggung jawab perhelatan tradisi wiwitan menambahkan. Pesta wiwitan merupakan wujud syukur dan kebahagiaan petani yang dikemas dalam acara makan bersama dengan sesama dan lingkungan. 


“Tradisi ini bentuk ujud syukur kita kepada sang pencipta, dan kita semua membersamai doa-doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semoga diwaktu berikutnya para petani kembali mendapatkan kelimpahan panen," kata Budi.


Di dalam prosesi tersebut, anak-anak Salam turut ambil bagian dan berpartisipasi mengikuti beragam kegiatan di sekolah mereka. Mulai dari prosesi wiwitan, workshop pengolahan pangan lokal, pasar pangan sehat, hingga pertunjukkan seni.


Budaya tradisi wiwitan kali ini bertema "Anggulawenthah Pangane Dhewe" atau memperdalam pangan lokal. Kegiatan kebudayaan ini sekaligus sebagai upaya belajar bersama dan melestarikan kearifan lokal masyarakat setempat.


Rangkaian kegiatan antara lain kolaborasi anak-anak, orang tua dan pihak sekolah dengan petani maupun warga sekitar Nitiprayan. Pesta ini merupakan proses yang partisipatif dan milik bersama.


Selain hajatan utama ritual pesta wiwitan, juga diselenggarakan peluncuran buku, workshop pengolahan pangan lokal dan sehat, pasar pangan sehat, dan pertunjukan seni. (*)




Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Sekolah Sanggar Anak Alam Yogyakarta Menggelar Tradisi Wiwitan

Trending Now