Ilustrasi. Panen bawang putih di Sembalun beberapa bulan yang lalu. (Foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com - Semenjak ditetapkan sebagai sentra produksi bawang putih nasional pada tahun 2017, berbagai program digelontorkan untuk mempercepat peningkatan produksi menunjang kebutuhan bibit nasional. Salah satunya melalui program uplend bawang putih.
Petani bawang putih Kecamatan Sembalun mengakui semenjak dijadikan sentra nasional, cukup berdampak bagi peningkatan prekonomian masyarakat. Manfaat program ini mulai dirasakan oleh petani yang berada di kecamatan Sembalun.
Seperti pengakuan ketua kelompok tani orong berabas Desa Sembalun bumbung, Kecamatan Sembalun Lombok Timur. H Kartif saat ditemui media ini beberapa hari yang lalu mengatakan, petani yang beranggotakan 30 orang ini mendapatkan program upland dan sangat dirasakan manfaatnya.
Bawang putih merupakan jenis komoditas holtikultura yang hanya tumbuh dan bisa berkembang dengan baik di daerah ketinggian 800 hingga 1000 lebih Mdpl (meter di atas permukaan laut).
Bantuan upland bawang putih yang diperoleh menurutnya, sangat membantu karena geratis. Dimana petani selain mendapatkan benih bawang putih, juga mendapatkan saorodi mulai dari bibit bawang putih, mulsa, pestisida dan pupuk.
"Semua itu diberikan kepada kelompok tani secara gratis. Jadi program ini sangat membantu kelompok kami dan kelompok tani lainnya yang ikut dalam program ini. Selainnitu bisa mengangkat perekonomian petani," ungkap H. Kartif.
Meski demikian, di lain sisi penyaluran benih bawang putih ini disayangkan petani. Pasalnya sering kali penyaluran benih tidak sesuai dengan masa tanam. Sehingga, hasil produksi Bawang Putih tidak maksimal.
H. Kartif menuturkan, lahan garapannya seluas 1,5 hektar. Jika masa tanam tepat pada bulan empat atau lima, mampu memproduksi bawang putih mencapai 20 ton. Dibandingkan hasil produksi bawang putih dari program upland di luar masa tanam, hanya mampu memproduksi bawang putih 17 ton itu pun dengan hasil panen bagus.
"Penurunan produktifitas tanaman bawang putih ini akibat penanaman di luar musim tanam. Hal itu karena pengaruh cuaca yang tidak baik, seperti di akhir tahun antara November hingga diawal tahun baru," tuturnya.
"Biasanya masa tanam yang produktif itu di bulan empat atau lima. Tapi bantuan ini kan diberikan terlambat, di atas bulan tujuh. Sehingga hasil produksi tidak maksimal," imbuh H. Kartif.
Ilustrasi: bawang putih paritas sangga Sembalun. (Foto: Rosyidin/MP). |
Dengan demikian, ia berharap penyaluran benih bawang putih sebaiknya pada musim tanam sesuai dengan kondisi daerah setempat sehingga hasil panen petani dapat maksimal.
"Kita berharap bantuan benih ini disalurkan di bulan empat, agar hasil panen kita maksimal," harap H. Kartif.
Ia menambahkan, ketersediaan bibit atau benih di kelompok tani Sembalun tidak mencukupi. Pemerintah dan atau dinas terkait, dalam hal ini harus mencari cara, solusi untuk memenuhi kebutuhan benih bawang putih petani setempat.
"Mungkin pemerintah akan membeli dari luar untuk memenuhi kebutuhan kelompok tani tahun depan,"tandasnya.