Kabid Pembinaan SMK Dinas Dikbud NTB, M Khairul Ihwan. |
MANDALIKAPOST.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB terus mendukung Program Industrialisasi NTB sebagai salah satu program unggulan Pemprov NTB. Salah satunya dengan revitalisasi SMK yang dilakukan sejak tahun 2021 lalu. Hal ini akan terus dilakukan dengan target yang meningkat di tahun 2023 ini.
Kabid Pembinaan SMK Dinas Dikbud NTB, M Khairul Ihwan mengatakan, arah kebijakan pembinaan SMK adalah bagaimana agar peran SMK terus didorong untuk akselerasi program Industrialisasi NTB. Khususnya dari sisi peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).
"Kenapa revitalisasi SMK ini kita dorong, karena peran SMK itu memang untuk akselerasi Program Industrialisasi NTB. Melalui revitalisasi SMK ini Dinas Dikbud menyiapkan SMK sebagai sumber SDM industrialisasi," kata Ihwan, Kamis 19 Januari 2023, dalam kegiatan Sosialisasi Revitalisasi SMK di Hotel Puri Saron, Senggigi, Lombok Barat.
Revitalisasi SMK di NTB mengacu pada 11 strategi SMK NTB Gemilang Karya yang telah mulai diterapkan sejak 2021 lalu. Tiga poin terpentingnya adalah untuk memastikan bahwa lulusan SMK harus terampil dan berkompeten di bidangnya. Kemudian yang kedua, lulusan SMK harus terserap, baik dalam dunia kerja, melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dan juga berwira usaha.
Data Dinas Dikbud NTB menyebutkan, saat ini setidaknya ada 99 SMK Negeri dan sekitar 235 SMK Swasta di wilayah Nusa Tenggara Barat. Setiap tahun tercatat jumlah lulusan SMK rata-rata sebanyak 35 ribu orang.
"Dengan total lulusan pertahun mencapai 35 ribu orang ini, jika tidak dipetakan dengan seksama mereka mau bekerja dimana dan melanjutkan kemana, maka kita akan gagal menyalurkan lulusan SMK ini. Sehingga 11 strategi ini kita buat untuk memastikan lulusan SMK bisa maksimal terserap, baik di dunia kerja maupun berwirausaha," ujarnya.
BACA JUGA : Ini Rincian 11 Strategi SMK NTB Gemilang Karya
Ia memaparkan, hingga awal 2023 ini progres penerapan 11 strategi tersebut sudah cukup baik dan memuaskan. Seluruh SMK sudah melakukan refocusing core, sehingga tiap SMK memiliki keahlian dan keterampilan khusus masing-masing. SMK sudah mampu membuat teaching factory dan melahirkan produk, serta sudah ada yang berhasil menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Hingga saat ini tercatat sebanyak 10 SMK di NTB yang sudah menjadi BLUD. Tahun ini Dinas Dikbud NTB tengah mengusulkan 23 SMK lagi untuk menjadi BLUD.
Simak Video "Peran SMK di NTB Perkuat Program Industrialisasi" :
"Yang sudah BLUD saat ini sebanyak 11, dan tahun ini kita usulkan 23 lagi. Setidaknya dari 23 yang diusulkan bisa 20 lah yang kami harapkan menjadi BLUD," katanya.
Mendorong SMK menjadi BLUD merupakan salah satu dari 11 strategi SMK NTB Gemilang Karya. SMK harus segera menjadi BLUD. Dengan demikian hal ini memudahkan menjalin kerjasama SMK dengan dunia industri.
"Dengan status BLUD maka perjanjian kerjasama bisa dilakukan dengan mudah, kemudian hasil praktik anak-anak bisa dikolaborasikan dengan industri," katanya.
Dengan BLUD maka SMK bisa memasarkan produk yang dihasilkan dari kerja praktik siswa. Dana yang terkumpul bisa kembali digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan praktik selanjutnya. Selain meringankan pembiayaan yang bergantung pada dana BOS dan lainnya, hal ini juga membantu percepatan peninngkatan skill dan kemampuan praktik para siswa.
"Biaya untuk bahan praktik ini cukup besar. Dan tidak semua hasil praktik siswa pasti produknya langsung berhasil, sehingga pola BLUD ini sangat tepat dan efisien. Produk karya siswa bisa dipasarkan dan praktik selanjutnya bisa tetap dilakukan dengan biaya yang tersedia," katanya.
Apalagi, papar dia, SMK di NTB didesain untuk menciptakan sedikit jenis produk tiap SMK, namun dengan kualitas yang bagus dan standar bisa dipasarkan.
"Umumnya produk yang paling bagus dan memenuhi standar adalah hasil karya praktik kelas 3. Di kelas 1 dan 2 dengan produk yang sama tetapi mereka harus terus belajar lagi, sehingga dengan BLUD ini semua berputar," katanya.
Selain itu, BLUD juga memudahkan SMK melakukan kemitraan dengan industri. Ia mencontohkan, produksi roti bermerk dari mitra SMK bisa dilakukan di SMK tersebut. Selama produksi dilakukan, para siswa dapat terlibat langsung dalam praktiknya untuk pembelajaran.
Hanya saja, Ihwan menekankan, SMK dilarang keras masuk ke bisnis praktis dan tidak untuk menyaingi sektor UMKM yang sudah ada. Apa yang dilakukan termasuk melalui skema BLUD, semata untuk meningkatkan kapasitas dan skill para siswa.
"Sehingga lulusan SMK di NTB benar-benar berkualitas, dapat mengisi dunia industri, baik bekerja maupun membuka wirausaha sendiri setelah lulus nantinya," tegasnya.
Salah satu SMK yang sudah BLUD adalah SMK Negeri 2 Kuripan, Lombok Barat dengan core Teknologi Rekayasa.
Kepala SMKN 2 Kuripan, Riasandi Miswardani mengatakan, saat ini unit bengkel permesinan di SMKN 2 Kuripan sudah mampu menerima order produk baut dan mur dari pihak perusahaan kemitraan.
"Baut mur ini kita produksi dengan mesin CNC. Pesanan sebanyak 4.000, dan saat ini sudah kita produksi 400 per minggu," kata Riasandi.
Kepala SMKN 2 Kuripan, Riasandi Miswardani. |
Selain baut mur, SMKN 2 Kuripan juga sudah berhasil memproduksi mesin roasting kopi. Prototype mesin ini sudah berhasil menyabet juara nasional tahun 2022 lalu.
Dijelaskan, SMKN 2 Kuripan memiliki siswa sebanyak 1.300 orang. Mereka terbagi dalam tiga jurusan yakni Manufaktur dan Teknologi, Konstruksi dan Property, serta Broadcast dan Pertelevisian.
Di jurusan Broadcasting dan Pertelevisian, SMKN 2 Kuripan juga sudah memiliki studio siaran yang sangat representatif. Mereka juga sudah mampu memproduksi konten digital.
"BLUD ini membuat kami lebih leluasa membangun kerjasama kemitraan. Kita juga sudah memiliki layanan mobile service yang melayani masyarakat umum," katanya.
Menurut Riasandi, untuk produksi dan kualitasnya sudah bisa dibanggakan. Hanya saja, yang menjadi tantangan saat ini adalah jejaring pemasaran.
"Ke depan, pemasaran ini yang kita upayakan meningkat. Tentu saja dengan pola kemitraan," katanya. (*)