Ketua KAMMI NTB Muhammad Amri Akbar dalam sebuah kesempatan bersama Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah. |
MANDALIKAPOST.com - Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Perindustrian telah menetapkan 3 Ikon Industrialisasi tahun 2023-2026, yakni Industri Fashion, Kuliner dan Kosmetik yang akan menjadi fokus utama dalam memasifkan penggunaan produk lokal dari Industri Kecil Menengah (IKM) NTB, termasuk dinilai sangat berperan menggerakkan roda industri lainnya.
Tiga ikon industri NTB tersebut termasuk Muslim Fashion Industri diantaranya adalah kerajinan, seperti tas, sepatu, perhiasan dan yang lainnya. Selanjutnya, adalah branding kuliner legend yang dikemas dengan kemasan steril yang bisa bertahan enam bulan juga membutuhkan industri mesin. Kemudian ada kosmetik berbahan baku lokal yang bisa menggandeng produk pertanian wartawan
Menanggapi hal tersebut Amri Akbar selaku Ketua KAMMI NTB mengatakan, hal tersebut merupakan inovasi yang berani dan perlu di apresiasi.
Menurut dia, sebagai provinsi yang mendaklarasikan industrialisasi menjadi program unggulan dan prioritas memang sudah semestinya harus memiliki sektor prioritas strategis yang dapat menjadi pengungkit sektor – sektor lainnya dan sektor prioritas tersebut menjadi brand yang melekat ketika orang menyebut NTB.
“3 sektor yang jadikan ikon industri NTB yaitu industri fesyen, komestik dan kulliner saya rasa sudah cukup merepresentasikan nilai kearifan lokal NTB yang akan menjadi ciri khas sehingga melahirkan defrensiasi dari produk industri dari daerah lain dan harapannya 3 sektor industri ini dapat menyerap dan memanfaatkan bahan baku yang ada NTB sehingga dapat menjadi roda penggerak perekonomian dan melahirkan efek pengganda,” kata Ketua KAMMI NTB, Muhammad Amri Akbar.
Mahasiswa Magister Ekonomi Universitas Mataram, ini juga berharap agar industrialisasi juga berfokus kepada transformasi struktural & kultural dari aktivitas kerja dan ekonomi masyarakat yang mengarah kepada meningkatnya nilai tambah ekonomi jangka panjang karena berkaitan langsung dengan mindset manusia didalamnya sehingga industrialisasi ini tidak boleh dipandang hanya sebagai tugas dan wewenang pemerintah saja.
“Harus ada keterlibatan dan sinergitas yang kuat dianatara semua stackholder yang ada mulai dari pemerintah, swasta, NGO, pemuda dan mahasiswa dan media. Karena kerja nya panjang maka bergerak bersama – sama menjadi sebuah keniscayaan untuk mencapai kemajuan dan kegemilangan,” katanya.