MANDALIKAPOST.com - Ramadhan selalu membawa berkah, dalam bentuk yang sangat beragam. Delapan tahun silam, berkah Ramadhan menghampiri Yeni yang akhirnya membangun kesadaran dan berhasil mengentaskan diri dari kelamnya "kehidupan malam".
Yeni, sebut saja namanya begitu, wanita 42 tahun, mengaku pernah menjalani masa kelam dalam hidupnya sebagai penjaja rasa senang. Sisa kecantikan masih nampak di wajah Yeni yang kini memilih usaha kecil dalam keberkahan, membuat jajanan.
BACA JUGA : Bu Guru Cantik Terpaksa Melakukan Itu Demi Menyambung Hidup
"Masa lalu memang sempat begitu, tapi sekarang sudah tobat, hijrah. Sudah delapan tahun ini, pas Ramadhan juga dulu," kata Yeni, Rabu malam 29 Maret 2023.
Yeni mengisahkan, masa mudanya memang kelam. Dua kali menikah di usia muda dan dua kali pula dia gagal membangun rumah tangga yang Samawa.
Setelah bercerai dan menanggung hidup dua orang anak, Yeni tak punya pilihan. Di tahun 2005, karena diajak teman, Yeni pun mulai menggeluti profesi barunya.
"Waktu itu masih 24 tahun, masih cantik lah. Ya karena terpaksa, akhirnya menjalani begitu supaya bisa makan," katanya.
Menurut dia, tahun 2005 spot lokalisasi terselubung di Kota ini masih terbuka cukup bebas. Memang, sesekali ada razia kepolisian dan Satpol PP, tapi praktiknya tetap bisa berjalan.
Yeni pernah juga terjaring razia. Dibawa untuk didata, diberi pembinaan, dan kemudian dilepaskan lagi. Tapi karena kondisi ekonomi saat itu, Yeni pun kembali buka praktik.
"Dulu sistemnya masih offline, jadi kalau mau gitu ya harus ke lokasi, hape juga masih jarang. Tidak seperti sekarang, praktik begituan bisa online dengan bebas," katanya.
Hampir 10 tahun Yeni menggeluti dunia malam yang kelam. Selama itu juga dia menahan perih di bathin, dari stigma umum masyarakat. Namun, semua dilakukannya agar dua anak perempuannya bisa makan, bisa sekolah dan punya pendidikan.
Ramadhan tahun 2015, Yeni masih berusia 34 tahun, dan masih menjalani profesi kelamnya. Tapi tahun itu menjadi saat terakhir masa kelam dan menjadi awal lembaran baru hidup Yeni.
Menurut Yeni, di pekan kedua Ramadhan saat itu, dia dan dua putrinya menyaksikan gelaran Festival Pesona Ramadhan di Islamic Center NTB.
"Kami berbuka puasa di sana, sholat Magribh juga. Disitulah saya seperti disadarkan, saya harus kembali ke jalan-Nya. Alhamdulillah Allah SWT masih sayang pada saya," tutur Yeni.
Awalnya memang berat melepaskan profesi itu. Selain karena pelanggan Yeni sudah banyak, juga karena dia tak punya keahlian lain untuk mencari nafkah demi anak-anaknya.
Tapi, selalu ada jalan bagi insan yang mau berubah dan berbenah hidupnya. Dengan sisa tabungan yang ada, Yeni mulai membuka usaha jajan tradisional.
Yeni mengaku, walau hasilnya hanya sedikit jika dibanding dengan melakukan praktik begituan, tapi uangnya terasa lebih berkah digunakan.
"Banyak godaan waktu awal hijrah dan berhenti begituan, tapi Alhamdulillah bisa saya lewati semua itu," ujarnya.
Kini, setelah delapan tahun berlalu, Yeni memiliki warung kecil di rumah kontrakannya. Dua putrinya, yang besar sudah kuliah, dan yang bungsu masih SMA.
Yeni percaya, selalu ada berkah Ramadhan yang hadir dalam beragam bentuk, sebagai wujud kasih sayang Allah SWT untuk ummat yang bertaqwa.
Ia berharap Ramadhan 1444 H tahun 2023 ini juga menjadi berkah bagi Yeni-Yeni lainnya yang masih bergelut dalam kelamnya kehidupan dan dunia malam.