Jaringan relawan Santri Dukung Ganjar (SDG) melebarkan sayap sampai ke Nusa Tenggara Barat (NTB). |
MANDALIKAPOST.com - Jaringan relawan Santri Dukung Ganjar (SDG) melebarkan sayap sampai ke Nusa Tenggara Barat ( NTB) Sebelumnya, SDG sudah berada di belasan provinsi di seluruh Indonesia, namun belum sampai ke provinsi NTB.
Koordinator Nasional (Kornas) SDG Acep Amirudin sudah melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, tak terkecuali dengan para tokoh setempat.
Acep mengaku terkesan dengan perlakuan dan komitmen para tokoh yang mendukung program yang akan dilakukan oleh SDG ke depan.
Mereka, menurut acep senantiasa berkomitmen untuk menjaga keberlangsungan program SDG dan menarik atensi masyarakat terutama kalangan santri dalam mengenalkan SDG sekaligus sosok Ganjar Pranowo.
"NTB mayoritas masyarakatnya memluk agama muslim, bahkan NTB juga punya julukan yakni provinsi dengan 1001 masjid. SDG mengenal banyak sosok Tuan Guru yang berasal dari NTB. Oleh karena itu, SDG merencanakan kegiatan kedepan di NTB. Selain itu, banyak ormas yang mendukung kehadiran dan menyambut baik kerjasama bersama SDG di sini," ujar Acep di Yayasan Najmul Huda Ketara, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Senin (3/4).
Acep merasa bersyukur atas jaringan relawan di wilayah tersebut. Pasalnya, NTB merupakan wilayah dengan mayoritas pemeluk agama muslim.
Selain itu, banyaknya santri yang menempuh pendidikan tersebar di seluruh Indonesia menjadikan alasan pentingnya NTB bagi SDG.
"Sebelum melaksanakan sosialisasi di NTB, kami terlebih dahulu melakukan observasi dan konsolidasi kepada tokoh setempat terkait kondisi strategis di NTB. Menariknya, NTB bisa dibilang kota santri namun kehadiran SDG justru baru di provinsi tersebut, padahal jumlah santri yang menempuh pendidikan di luar NTB jumlahnya cukup banyak. Itulah mengapa kami harus memperkuat jaringan ke sini," lanjut Acep.
Dalam kegiatan tersebut, SDG juga memberikan pelatihan terhadap santri dan majelis taklim terkait pemanfaatan gawai untuk memperoleh akses informasi dengan cepat.
Menurutnya, masyarakat di wilayah timur perlu didorong untuk lebih melek lagi terhadap teknologi, internet dan perkembangannya.
"Wilayah timur masih terbelakang dalam hal kemajuan teknologi. Setelah diobservasi ada 'gap year' tentang melek teknologi di kalangan masyarakat, antara masyarakat Jawa dan NTB. Padahal saat ini akses internet sudah bisa dijangkau dimana pun, itu yang kita dorong supaya masyarakatnya bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi dengan cepat," ujar Acep.
Maka, dengan adanya pelatihan tersebut Acep berharap masyarakat maupun santri di NTB bisa memanfaatkan gawai dan teknologi internet khususnya sebagai sarana berwirausaha untuk kemajuan SDM NTB. Sebab, saat ini kemajuan teknologi harus sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dimana pun berada.
"Makanya kami coba kenalkan pelatihan digital marketing di sini, supaya masyarakat bisa memanfaatkan internet sebagai sarana berbisnis dan memasarkan bisnisnya secara lebih luas di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan media sosial dan perangkat pengiklanan lainnya," jelas Acep.
Kemudian, Acep berkomitmen untuk mendukung program yang berkelanjutan kepada masyarakat dan santri di NTB melalui kehadiran SDG.
"Selanjutnya, kami akan memberikan program atau pun yang berkelanjutan sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat sesuai komitmen SDG dalam mensejahterakan serta melakukan pemberdayaan terhadap para santri untuk kemajuan masyarakat NTB," pungkasnya.
Kegiatan tersebut ditutup dengan dzikir dan doa bersama untuk kemaslahatan dan keselamatan bangsa Indonesia. (*)