MANDALIKAPOST.com – BPJS Kesehatan menggelar pertemuan Forum Komunikasi Pemangku Kepentingan Utama Provinsi NTB, di di ruang Anggrek, Kantor Gubernur NTB, di Kota Mataram.
Pertemuan dihadiri Deputi Direksi
Wilayah XI BPJS Kesehatan, Elfanetti, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Mataram,
Angga Firdauzie, Assisten III Setda Provinsi NTB, H.Wirawan Ahmad, S.Si., M.T.,
dan sejumlah pejabat Dinas Kesehatan NTB.
Assisten III Setda Provinsi NTB,
H.Wirawan Ahmad, menyambut baik forum yang digelar Bersama BPJS Kesehatan.
Menurut dia, Pemprov NTB dan jajaran Dikes senantiasa mendukung sosialisasi dan
upaya maksimalisasi kepesertaan program JKN KIS di daerah ini.
“Pemprov NTB sangat menyambut
baik kegiatan BPJS Kesehatan, uatamanya dalam memaksimalkan kepesertaan JKN KIS
di Provinsi Nusa Tenggara Barat,” katanya.
Dalam pemaparannya, Deputi
Direksi Wilayah XI BPJS Kesehatan, Elfanetti menyampaikan beberapa poin, antara
lain Progres FORKOM Tahap II Tahun 2022. Langkah ini dimulai tahun lalu dengan
koordinasi bersama Dinas Penanaman Modal PTSP NTB, validasi data bersama Dinsos
NTB, Dukcapil dan Dinas Dikbud NTB.
Ia juga memaparkan tentang
implementasi Inpres No 1 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Program JKN.
Diantaranya skema pembagian dan penggunaan dana DAU terutama DAU bidang
kesehatan untuk mendukung maksimalisasi program JKN.
Sementara untuk peningkatan
kepesertaan di NTB, Program Pesiar menjadi salah satu strategi yang cukup
berhasil.
"Filosofinya SDGs Desa
sebagai arah kebijakan prioritas pembangunan desa. Hal ini berjalan baik di
NTB," katanya.
Menurutnya, pencapaian SDGs
Desa dapat sinergi dengan program Pesiar. Hal ini sesuai dengan Permendes
PDTT No 8 tahun 2022, dalam rangka perluasan kepesertaan JKN hingga tingkat
Desa.
"Program Pesiar ini
dimulai dari pemetaan penduduk, kunjungan wilayah hasil pemetaan, advokasi dan
sosialisasi melibatkan aparat desa, pendaftaran hasil advokasi menjadi
peserta JKN," jelas Elfanetti.
Permendes PDTT No 8 tahun 2022
mengatur bahwa prioritas penggunaan dana desa 2023 salah satunya untuk
perluasan akses layanan kesehatan sesuai kewenangan desa. Dana desa bisa
dimanfaatkan untuk kegiatan optimalisasi pelaksanaan program JKN nasional ;
sosialisasi, advokasi dan edukasi.
Sejauh ini ada tiga Pilot
Project Program Pesiar di NTB. Yang pertama dilakukan BPJS Kesehatan Cabang
Mataram di Desa Peresak, Kecamatan Narmada, Lombok Barat dengan status
Berkembang. Yang kedua dilakukan BPJS Kesehatan cabang Selong di Desa Rumbuk,
Kecamatan Sakra, Lombok Timur dengan status Mandiri. Dan yang ketiga dilakukan
BPJS Kesehatan cabang Bima di Desa Dena, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima
dengan status Maju).
Elfanetti mengatakan, kepesertaan
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
cukup tinggi dan meningkat signifikan.
Data BPJS Kesehatan mencatat
hingga Maret 2023 sekitar 4.974.285 jiwa atau 90,88 persen dari total penduduk
NTB, sudah terdaftar sebagai peserta program JKN.
"Progres kepesertaan
program JKN di NTB cukup baik hingga Maret 2023 tercatat 4.974.285 jiwa atau
90,88 persen dari total penduduk NTB yang berjumlah 5.473.507 jiwa," katanya.
Berdasarkan data, hingga Maret
2023 tercatat sebanyak 499.222 jiwa penduduk NTB belum terdaftar sebagai
peserta JKN atau sekitar 9,12 persen dari total penduduk.
Dari jumlah peserta JKN
4.974.285 jiwa, sebanyak 3.888.592 jiwa (78,17 persen) tercata sebagai peserta
aktif, sementara peserta tidak aktif sekitar 1.085.693 jiwa (21,83 persen).
Peserta aktif dimaksud adalah
peserta yang sudah mengakses layanan kesehatan di fasilitas kesehatan, mulai
dari rawat jalan tingkat pertama dan lanjutan, juga rawat inap tingkat pertama
dan lanjutan.
Elfanetti mengungkapkan,
progres kepesertaan JKN di NTB bisa tercapai berkat kerjasama dan sinergitas
serta dukungan yang baik dari Pemprov NTB dan 10 Pemda Kabupaten dan Kota.
"Kami sangat
mengapreasiasi sinergitas yang selama ini terjalin dengan baik," katanya.