Pedagang stroberi di Sembalun saat melayani pengunjung. (Foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Petani stroberi di Sembalun gigit jari meski harga stroberi tahun ini naik dengan haraga 50 ribu per kilo geramnya, pasalnya 50% petani stroberi di Sembalun gagal panen akibat curah hujan cukup tinggi di daerah setempat.
Hazmi,
seorang petani stroberi di Sembalun, Desa Sembalun bumbung, Kecamatan Sembalun
Kabupaten Lombok Timur, melayani puluhan orang pengunjung yang berwisata petik
stroberi di kebunnya, Senin 1 Mei 2023 menuturkan.Panen stroberinya kali ini
menurun akibat curah hujan yang tinggi di kawasan itu.
Hampir
setiap hari di kawasan Sembalun selalu turun hujan. Akibatnya, buah stroberi
tidak sedikit yang busuk karena terkena air hujan.
Bahkan, buah stroberi yang busuk bisa mencapai 50 persen dari
keseluruhan hasil panen di kebunnya seluas 14 are.
“Meski
harganya cukup tinggi, kita jual per 1 kilogram dengan haraga Rp 50 ribu dan Rp
25 ribu per mikanya. Penghasilan kita jauh meurun dibandingkan tahun kemarin,”
tutur Azmi, saat ditemui media ini di kebunnya, Selasa (2/5).
Kondisi ini menyebabkan petani stroberi di Sembalun pada gigit
jari, karena selain gagal panen juga kualitas stroberi menurun jika dibandingkan
tahun kemarin sebelum musim penghujan.
Sebelumnya,
ia mampu menjual 20-30 kilogram (kg) per hari, kini maksimal hanya mampu menjual
10 kg per hari ke pengunjung.
“Dulu 20-30
kg lebih kita panen per hari, kalau sekarang boro-boro kita dapat 20 kg, yang
10 kg saja susah kita cari. Sebenarnya rugi kita buka untuk wisatawan yang mau petik
sendiri seperti biasa, meski karcis masuknya 20 ribu per orang,” ucapnya.
Menurut
Azmi, omsetnya tahun otomatis menurun meski harga stroberi di petani dan
pengecer naik 30% di bandingkan tahun 2022 lalu. Menurunnya hasil panen juga mempengaruhi
harga jual stroberi.
Pedagang stroberi saat menunggu pembeli. (Foto: Rosyidin/MP) |
Harga
buah stroberi untuk wisata petik kini naik menjadi Rp 50-60 ribu per kilogram
(kg) dari sebelumnya Rp 35 ribu. Semenetara untuk stroberi yang dijual eceran bantaran
lapak jalan raya Sembalun naik Rp 25 ribu per mika dari sebelumnya Rp 15 ribu
per mika.
“Meski
demikian, omset kita menurun dibandingkan tahun kemarin saat libur lebaran dan
libur panjang. Karena sebagian besar wisatawan yang berkiunjung ke Sembalun
mencari stroberi,” ujar pria salah satu anggota Satpol PP Lotim ini.
Di
tempat terpisah, pedagang stroberi lainnya Amaq Key menambahkan juga mengalami
hal yang sama. Dimana musim ramai seperti hari lebaran dan tahun baru ia sangat
kesulitan mendpatkan strobri untuk dijual di lapak yang ia punya.
“Sekarang
mas, kita rebutan sama penjual lainnya membeli stroberi di petani. Kalau kita
tidak mesan duluan pasti kita tidak dapat, disamping itu langka dan mahal lagi,”
tuturnya.
“Kalau sekarang hasil panen petani menurun, berimbas ke kita juga sebagai pedagang stroberi. Ya buahnya banyak yang busuk mas, karena kena air hujan, kalau stroberi kan nggak boleh kena banyak air,” tutupnya.