Kepala Bidang Pembinaan SMK, Dinas Dikbud NTB, M Khairul Ihwan. |
MANDALIKAPOST.com - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di NTB terus mendukung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berkompetensi di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Secara berkesinambungan, SMK juga melahirkan lulusan-lulusa andal yang siap mendukung program Industrialisasi NTB Gemilang ke depan.
Kepala Bidang Pembinaan SMK, Dinas Dikbud NTB, M Khairul Ihwan mengatakan, sejatinya indutrialisasi itu dimulai dari SMK.
"Industrialisasi itu dimulai dari SMK. Kenapa demikian, karena semangat industrialisasi itu sesungguhnya pengembangan SDM. NTB sudah punya potensi alam, SDA sudah mantaplah. Tinggak siapa yang akan olah SDA ini? Tentunya SDM yang punya kompetensi, salah satunya lulusan SMK," kata Khairul Ihwan, Senin 12 Juni 2022, di Mataram.
Menurut dia, lulusan SMK bisa menjadi SDM berkompetensi yang mengisi 3 sektor.
"Dimana lulusan SMK ini, mereka bisa menjadi pekerja dan mensupport industri yang ada, kemudian bisa berwirausaha dan membuka lapangan pekerjaan sendiri, atau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sehingga kompetensinya makin paripurna," katanya.
Ihwan memaparkan, berdasarkan tracer study yang dilakukan Dinas Dikbud NTB, 11 Strategi NTB Gemilang Karya sudah berhasil memunculkan lulusan-lulusan SMK yang hebat.
"Salah satunya di bidang permesinan, yang selama ini kita ingin menggesa industri permesinan. Kalau anak-anak SMK yang kompeten semakin banyak lahir maka akan mensupport sangat baik untuk industri kita (di NTB)," ujarnya.
Tracer study sendiri merupakan bagian penting dalam proses penjaminan mutu pendidikan vokasi sebagaimana amanat Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 mengenai Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, serta menjadi perangkat utama untuk mengukur hasil kerja pendidikan vokasi, yaitu kebekerjaan lulusan pendidikan vokasi.
Tracer study juga mengungkap persepsi dunia kerja sebagai mitra pendidikan vokasi yang memberikan umpan balik untuk perbaikan pendidikan vokasi. Hasil tracer study sangat penting sebagai bahan penyusunan kebijakan dan perencanaan program untuk peningkatan kualitas pendidikan vokasi.
Ihwan memaparkan, dari hasil tracer study juga diketahui bahwa saat ini penyerapan tenaga kerja dari lulusan SMK di NTB terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Hasil tracer study 2023, untuk SMK core Kemaritiman itu 70 persen bekerja. Sementara secara umum sekua core, itu 11 persen menjadi wirausaha. Dengan jumlah lulusan SMK kita yang tiap tahun mencapai 25 ribu orang," katanya.
Menurut Ihwan, program Industrialisasi NTB adalah sebuah keniscayaan. Hanya saja semua membutuhkan proses dan waktu. Sebab meski cukup banyak SDA yang potensial digarap, pemenuhan SDM yang berkompetensi juga harus terus dilakukan berkesinambungan.
"SMK-SMK kita saya rasa juga terus berupaya melahirkan SDM terampil yang kompeten. Industrialisasi NTB ini keniscayaan yang pasti tercapai, tantangan kita hanya soal waktu karena semua butuh proses nggak bisa serta merta membalik telapak tangan," katanya.
Menurutnya, perubahan paradigma dan mindset masyarakat terhadap SMK juga menuju ke arah positif. Selain animo pendaftaran yang terus meningkat dari tahun ke tahun, juga ada SMA yang akhinya dikonversi ke SMK atas permintaan masyarakat.
"Kita ketambahan 1 SMK Negeri lagi tahun ini, yakni SMK Negeri 1 Tambora, dulunya SMA tetapi atas permintaan Kades dan masyarakat mereka minta jadi SMK karena di sana pelosok dan ada perusahaan Kayu Putih yang siap menampung lulusan SMK," jelasnya.
Jadi Percontohan Nasional
Pendidikan Kejuruan di NTB saat ini mulai menjadi perhatian nasional. Tahun lalu NTB mampu meraih penghargaan terbaik di tingkat nasional, untuk pendidikan vokasi. Penghargaan dari Kemendikbud itu menjadi penyemangat Dinas Dikbud NTB untuk terus meningkatkan mutu SMK di daerah ini.
Tak hanya itu, NTB juga ditunjuk sebagai mentor BLUD SMK wilayah Indonesia Timur.
"Maret kemarin kita dipanggil ke Direktorat SMK Kemendibud di Jakarta untuk rapat SMK BLUD se Indonesia. Kita NTB dinilai berhasil dan ditunjuk sebagai mentor SMK BLUD bagi kawasan Indonesia Timur meliputi Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku dan Papua," katanya.
Saat ini, dari 99 SMK Negeri yang ada di NTB sebanyak 11 SMK sudah beroperasi dengan status BLUD. NTB menargetkan setidaknya 50 SMK BLUD hingga 2024 nanti.
Dengan status BLUD maka SMK bisa mengelola dana sendiri, membangun kerjasama dengan swasta, dan menjual produk karya SMK sesuai core masing-masing.
"SMK BLUD ini menjadi miniatur konsep usaha di sekolah. Hasil praktik anak-anak bisa menjadi produk yang dikerjasamakan dengan bermitra bersama UMKM dan swasta," katanya
Ia mencontohkan, SMK 5 Mataram yang sudah sukses menjalankan BLUD. Tahun lalu SMK 5 Mataram mampu mengantungi omzet hingga Rp1.2 Miliar, dengan produk seni kriya dan batik hingga fashion.
Ihwan menambahkan, dengan ditunjuknya NTB menjadi mentor SMK BLUD Indonesia Timur, maka akan ada banyak SMK dari kawasan Indonesia Timur yang berkunjung ke NTB untuk melakukan studi banding. Di lain sisi, SMK BLUD yang ada di NTB juga akan mengisi materi di dalam kegiatan SMK di kawasan Indonesia Timur.
"Mentor ini akan mulai dilakukan Juli mendatang. Tentu saja kita bangga, karena di Indonesia hanya ada 3 daerah yang ditunjuk. Jatim untuk mentor Pulau Jawa, Riau untuk pulau Sumatera, dan NTB untuk Indonesia Timur," katanya.