Acara wisuda dan pisah sisa RA Pangsor Gunung Sembalun. (Foto: Rosyidin/MP) |
MANDALIKAPOST.com - Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTS) NW Pangsor Gunung Sembalun melepas 32 Siswa kelas IX (tiga), dirangkaikan dengan 40 wisuda Siswa RA NW Pangsor Gunung. Berlangsung di halaman MTS NW Pangsor Gunung, Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur, Rabu (14/6).
Acara pelepasan dan wisuda RA tersebut, dihadiri oleh pengawas RA, Mahmud QH, M.Pd, Ketua Yayasan bersama anggota pengurus Ponpes Pansor Gunung, kepala sekolah beserta guru MTS NW Pangsor Gunung, kepala sekolah besama guru RA NW Pangsor Gunung, para wali murid dan tokoh masyarakat setempat.
Kepala MTS NW Pansor Gunung, Marjueni S.pd mengatakan momen ini sangat luar bisa, karena sejak berdirinya MTS tersebut. Menurutnya ini alumni yang ke 20 (duapuluh).
"Sejak 2004, pertama kali kita melepas kelas tiga hingga saat ini. Baru kali ini kita adakan acara temu pisah anak-anak kita yang kelas tiga. Sebelumnya hanya pelesir atau rekreasi ketempat-tempat destinasi wisata di seputaran Lombok," ujar Marjueni, dalam sambutannya.
Perlu diketahui, bahwa sekolah tersebut memiliki berbagai macam kegiatan baik akademik dan non akademik. Meskipun gedung sekolah dan sarana prasarana MTS dan RA ini jauh dari standar pendidikan Indonesia.
"Alhamdulillah, meski demikian rekan-rekan guru MTS dan RA tetap fokus dalam proses pembelajaran di sekolah kita ini. Supaya tetap berlanjut dengan lancar," tuturnya.
"Hal itu kami lakukan, untuk mendukung pemerintah mencerdaskan anak bangsa. Melalui lembaga pendidikan yang kita kelola ini," imbuh Marjueni.
Kepala sekolah RA NW Pangsor Gunung, Harniati S.Pd.I menambahkan bahwa RA tersebut sudah mewisuda siswanya sebanyak delapan kali sejak berdirinya hingga saat ini.
"Namun dua tahun terakhir ini, baru kami mengadakan acara pelepasan atau wisuda anak-anak kita. Karena di tahun ajaran sebelumnya terbentur dengan bencana alam dan pandemi corona," jelasnya.
Pada kesempatan itu, Harniati mengapresiasi para orang tua murid RA yang berkenan menitipkan atau menyekolahkan anak-anaknya di sekolah tersebut. Ia pun ucapkan terimakasih tak terhingga kepada ibu bapak wali murid. Dimana ada yang sekolah selama 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun bahkan ada yang 4 tahun.
"Alhamdulillah, semuanya kami telah lalui bersama anak-anak kita. Ini tidak lepas dukungan dari para orang tua, Meski pada saat itu gempa melanda Sembalun kita tetap masuk sekolah," ujar Harniati.
"Tetunya disaat kita bersama, pasti ada kesalahan dan kehilafan kepada anak-anak maupun orang tua murid. Kami sebagai gurunya minta maaf atas semuanya, karena kita sebagai manusia tidak lepas dari kehilafan," imbuhnya.
Kemudian acara pelepasan diisi pengumuman sekaligus penyematan wisuda kelulusan disertai penampilan siswa kelas IX (tiga) melantunkan ayat suci Alquran beserta maknanya, pidato perpisahan, pembacaan puisi, lagu perpisahan dan penampilan tarian-tarian siwa/siwi MTS dan RA NW Pangsor Gunung.
Selain itu, Sekertaris Yayasan Pendidikan NW Pangsor Gunung menyampaikan bahwa, di Yayasan tersebut pihaknya menaungi tiga lembaga pendidikan. Yakni MTS, RA dan TPQ.
"Setelah melewati bayak rintangan, hambatan dan halangan yang kami hadapi. Alhamdulillah, berkat kegigihan dan kerjasama yang baik, terutama bantuan dari semua komponen yayasan rintangan itu bisa kami lalui," kata Sumarlin.
Pada kesempatan itu juga, Sumarlin memaparkan apa itu sekolah TK atau Ra. Yang pertama itu hal- hal mendasar membenruk kharakter manusia. Karena pendidikan usia dini ini adalah, pondasi dari pembentukan kharakter anak-anak.
"Jangan kita keliru dalam memahami apa target belajar anak-anak usia dini. Jadi jangan sampai kita memasang target setelah lulus dari RA anak-anak kita harus bisa membaca dan menulis, bukan itu target utamanya. Kalaupun mereka bisa itu bonus bagi anak-anak kita," tutupnya.