Ilustrasi. |
MANDALIKAPOST.com - Pihak PT ASDP Kayangan, Lombok Timur membantah adanya dugaan permainan solar yang disampaikan Lombok Global Institute (Logis).
GM ASDP Kayangan, Ahmad Faizal menjelaskan, sistem pengisian BBM untuk kapal penyeberangan di pelabuhan Kayangan, Lombok Timur memang menggunakan pipanisasi. Hal itu sesuai Instruksi Dirjen Perhubungan Laut agar keselamatan dan keamanan pelayaran lebih terjamin.
"Jadi memang kami harus buat fasilitas pipanisasi, karena nggak boleh truk tangki langsung mengisi BBM Kapal. Jadi ini fasilitas bukan bungker apalagi untuk menimbun BBM," kata Faizal, Senin 21 Agustus 2023.
Faizal menjelaskan, saat ini ada sebanyak 27 armada kapal penyeberangan di pelabuhan Kayangan, dengan sekitar 8 operator atau perusahaan kapal pelayaran.
"Secara teknis masing-masing perusahaan ini membeli BBM solar bersubsidi sesuai dengan kuota pemerintah. Dari kami ASDP pun ada dua kapal juga sama, urusnya di Pertamina untuk dapat kuotanya," ujarnya.
Faizal menekankan, untuk BBM kapal memang diatur Solar bersubsidi. Kecuali ketika kapal dalam tahap doking baru menggunakan solar industri.
Menjawab dugaan Logis tentang bungker dan penjualan solar subsidi dengan harga industri.
Faizal mengatakan, fasilitas 5 unit tangki berkapasitas masing - masing 1,6 ton itu dibangun di areal ASDP Kayangan sejak 2019. Hal ini untuk persiapan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Kapal (SPBK).
"Proses izin operasional SPBK sudah kita ajukan dua tahun, cuma karena ada moratorium dari pusat sehingga kita belum operasional. Tapi tangki itu bukan bungker," katanya.
Hanya saja, paparnya, karena ada instruksi Dirjen Hubla bahwa pengisian BBM kapal harus melalui pipanisasi maka sebagian skema pipa dimanfaatkan untuk distribusi solar dari mobil tangki ke kapal.
Menurutnya, dengan pola pipanisasi maka akan selalu ada dead stock atau BBM yang tak bisa tersalur.
"Tapi untuk dead stock yang ada, kami sudah meminta tiap transportir untuk menyedotnya kembali. Jadi tidak benar kalau itu diperjualbelikan," tandasnya.
Faizal menilai dugaan yang disampaikan Logis hanya sebatas asumsi. Lantaran melihat ada truk tangki yang mengisi BBM ke pipanisasi.
"Ke depan masalah ini akan kami sosialisasikan agar tidak menjadi mispersepsi," tegasnya.
Sebelumnya, Lombok Global Institute (Logis), menemukan praktik mafia Solar ini.
"Tim kami dari Logis sudah turun dan menemukan bukti serta dokumentasi dari dugaan praktik mafia Solar ini," kata Direktur Logis, M Fihiruddin, didampingi Kepala Divisi Investigasi dan Data Logis, Daro Jatun, saat menyampaikan fakta - fakta hasil temuan tim Logis, dalam jumpa pers Senin 21 Agustus 2023, di Mataram.
Dijelaskan, modus yang digunakan dalam praktik mafia Solar ini ditemukan dari rekaman video berdurasi 10 detik, dimana ada sebuah tangki BBM Solar menumpahkan Solar ke bungker yang ada di dalam areal ASDP Kayangan Lombok Timur.
Solar subsidi yang harusnya didistribusi ke kapal penyeberangan, diduga ditimbun untuk kemudian dijual kembali dengan harga industri.
"Jadi Solar subsidi itu dipasarkan dengan harga industri. Dugaannya ke nelayan dan beberapa proyek besar di NTB. Ini kan luar biasa, Solar subsidi sekitar Rp5.700 per liter sementara Solar industri bisa sampai Rp14.500 per liter," katanya.
Fihir menegaskan, Logis akan melaporkan temuan dugaan praktik mafia Solar ini langsung ke Mabes Polri.
"Saat ini kami sedang tahap pulbaket (pengumpulan bahan dan keterangan). Kami akan laporkan kasus ini ke Mabes Polri, pekan depan," ujar Fihir.