Pengunjung karya Seni di Taman Budaya Mataram |
MANDALIKAPOST.com- Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Festival Komunitas Seni Media 2023 (FKSM) di Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Festival yang melibatkan 21 komunitas seni media dari seluruh Indonesia itu dibuka pada Minggu malam (3/9/2023) dan akan berlangsung hingga 8 September mendatang.
Ko-kurator pameran Sudjud Dartanto menjelaskan FKSM 2023 mengangkat tema bertajuk 'Tanah Dialektika'. Tema ini dimaknai sebagai pendekatan dialektis yang memungkinkan seniman untuk meneliti, memperdebatkan, serta memadukan konsep dan perspektif yang berbeda. Menurutnya, seniman didorong berinovasi dengan tetap memegang nilai-nilai tradisi.
"Seniman diajak untuk melihat bagaimana jalinan tradisi-tradisi lama dan baru menciptakan dialektika yang menggali ekspresi budaya yang unik. Mereka dapat menafsirkan kembali tradisi yang sudah mapan dengan cara baru dan inovatif atau menciptakan tradisi baru dengan mengintegrasikan aspek masa lalu dengan pengaruh modern dan kontemporer," ungkap Sudjud, Minggu.
FKSM 2023 melibatkan Sudjud Dartanto, Jeong Ok Jeon dan Yudi Ahmad Tajudin sebagai kurator. Proses kurasi komunitas seniman bervariasi dengan melibatkan undangan dari tim kuratorial. Adapun, seleksi panggilan terbuka dilaksanakan selama Mei-Juni 2023.
Sementara itu, program lokakarya seni media dan pertunjukan silang-media dilaksanakan pada 9-13 Juni 2023. Selanjutnya, sosialisasi festival dan seni media juga dilakukan melalui sesi diskusi seni yang berlangsung sebanyak tiga kali, yaitu di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bali pada Mei 2023, serta Lombok pada Juli 2023.
Dijelaskan, karya dan komunitas yang terlibat dalam FKSM 2023 mengupas seputar tema 'Tanah Dialektika'. Mereka akan menelisik bagaimana media dan teknologi untuk meramu interpretasi tentang tanah - baik dalam artian simbolis maupun geografis - dan imajinasi tentang masa depan.
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menuturkan FKSM melibatkan 21 komunitas seni media dari seluruh Indonesia. Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi langkah strategis untuk mengukuhkan ekosistem seni media melalui perluasan akses terhadap seni dan teknologi media.
"Praktik seni media merespons fenomena global melalui cara yang berakar pada isu-isu lokal," kata Hilmar saat ditemui di Taman Budaya Mataram, Minggu sore.
Sebagai informasi, Sebanyak 21 komunitas seniman yang terpilih dalam FKSM 2023, antara lain Bulqini (Bandung, Jawa Barat) berkolaborasi dengan Mantra Ardhana dan Sanggar Aruntala (Lombok, NTV), Densiel Lebang x Standart Collective (DKI Jakarta), Faisal Kamandobat dan Sanggar Matur Nuwun (Majenang, Jawa Tengah) & Universitas Nahdlatul Ulama NTB (Mataram, NTB).
Funlabs.id (Mataram, NTB), Gondola Team (DKI Jakarta), Heri Dono & Studio Kalahan (DI Yogyakarta), KAE & Ruang Digital Indonesia & Oberlan Monre (DKI Jakarta), Kolaborasi Seniman Lombok (Lombok, Nusa Tenggara Barat), Komunitas SEATAP UNDIKMA (Mataram, NTB), Muhamad Hafiz Maha & GudRnD (DKI Jakarta), New Pessimism + Natasha Tontey (DKI Jakarta / DI Yogyakarta), Organic Mind (Lombok, NTB), Pasirputih (Lombok, NTB).
Perempuan Pengkaji Seni (Sidoarjo, Jawa Timur), Performance RAR (Bandung, Jawa Barat), Prewangan Studio (Tuban, Jawa Timur), Sekolah Pedalangan Wayang Sasak (Lombok, Nusa Tenggara Barat) & WaftLab (Surabaya, Jawa Timur) Sikukeluang (Pekanbaru, Riau), SIKU Ruang Terpadu (Makassar, Sulawesi Selatan), Theo Nugraha & MUTUALS (Samarinda, Kalimantan Timur), dan Rachmat Mustamin & Studio Patodongi x NARA Ink (Makassar, Sulawesi Selatan).(*)