Sejumlah WNA diduga menjadi pemandu wisata dalam rangkaian event MotoGP Mandalika 2023. (FOTO : Dok. HPI NTB) |
MANDALIKAPOST.com - Jajaran Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) NTB melayangkan protes terhadap dugaan adanya warga negara asing (WNA) yang menjadi guide atau pemandu wisata di rangkaian event MotoGP Indonesia, Mandalika Lombok 2023.
Keterlibatan WNA sebagai guide ini terungkap saat sejumlah rombongan wisatawan mancanegara tiba di Bandara Internasional Lombok, BIZAM, Jumat 13 Oktober 2023.
Para pramuwisata anggota HPI NTB menemukan ada WNA yang bertindak sebagai guide untuk rombongan wisman tersebut.
"Ada sekitar 3 Bus dan 7 unit Hiace wisatawan mancanegara yang datang. Tapi ternyata pihak EO nya sudah menggunakan guide. Hanya saja guide mereka ini bule atau warga asing," kata Lois Asliady, anggota HPI NTB yang juga anggota Satgas HPI, melalui siaran pers, Sabtu 14 Oktober 2023.
Lois menjelaskan, berdasarkan keterangan EO, para WNA ini akan menjadi guide yang memandu aktivitas rombongan wisman tersebut selama berada di Lombok dan melakukan tour wisata.
Menurutnya, saat di BIZAM pihaknya mencoba menanyakan dan berdialog dengan pihak EO. Sebab dalam aturan Perda No 4 Tahun 2016 Tentang Pramuwisata diatur bahwa guide atau pemandu wisata wajib bersertifikasi dan tergabung dalam HPI.
"Kejadian ini jelas kami protes, karena EO menggunakan guide warga asing. Kami dari HPI ini bertindak, berfikir dan berperilaku professional. Dan profesi kami dilindungi undang-undang, bukan sekedar money oriented. Dan semua telah diatur dalam Pasal 6 ayat 1, Pasal 14 dan Pa sal 23 ayat 1 PERDA NO 4 TAHUN 2016 tentang Pramuwisata," tegasnya.
Perdebatan antara pramuwisata anggota HPI NTB dengan pihak EO tak terhindarkan, lantaran pihak EO tetap tak mengakomodir guide HPI.
Lois mengatakan, perdebatan kemudian ditengahi anggota kepolisian yang berjaga di BIZAM.
"Ironinya, saat petugas polisi ikut menengahi dialog, muncul kejelasan bahwa beberapa "bule" yang dipekerjakan oleh EO adalah pemilik atau owner daripada perusahaan pemandu wisata. Dalam sebuah pertemuan, rekan guide kemudian menyuarakan kejelasan ini dan meminta perlindungan hukum," katanya.
Dipaparkannya, setelah berkoordinasi dengan pihak kepolisian yang dihubungi EO, sejumlah anggota HPI di sana diminta untuk melakukan dan mengikuti proses hukum.
Lois berharap kejadian ini diatensi pihak terkait, Pemprov NTB, Pemda Lombok Tengah serta stakeholders terkait lainnya.
"Peristiwa ini mencerminkan perjuangan rekan guide dalam mempertahankan kehormatan dan profesionalisme mereka dalam menghadapi situasi yang membingungkan di industri pariwisata Lombok. Dalam perjalanan yang penuh tantangan ini, rekan guide berusaha memahami dan menegakkan hak mereka sesuai dengan peraturan yang berlaku," tegasnya.