.jpg )
 |
| Hj.Darbahyanti (Tengah) Caleg DPRD NTB dari PDIP Nomor Urut 3 |
MANDALIKAPOST.com - Dukungan masyarakat untuk Hj. Darbahyanti, Caleg DPRD NTB dari PDIP Nomor Urut 3 terus meluas di Daerah Pemilihan Kota Mataram. Tak hanya datang dari masyarakat yang datang, namun juga dari kelompok perempuan dan juga kelompok muda milenial dan Gen Z.
Hj. Darbahyanti dinilai punya kompetensi, sudah teruji dan terbukti mendedikasikan diri melayani masyarakat.
Di bidang birokrasi Hj. Darbahyanti sudah malang melintang pengalamannya. Antara lain menjadi Sekretaris Lurah Cakra Barat (2001-2002), Lurah Mataram Timur (2007-2014), Sekretaris Camat Ampenan (2014-2019), Sekretaris Pol PP Provinsi NTB (2019-2022).
Wanita tegas namun ramah yang menjabat Ketua DPW Wahidiyah Provinsi NTB dan Ketua Majelis Taklim Al Faqih ini, juga kerap mengisi pengajian di sejumlah majelis taklim yang ada.
Sementara di bidang organisasi, Hj. Darbahyanti atau Bunda Maya menjabat Wakil Ketua Badan Koordinator Organisasi Wanita (BKOW) NTB, pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI), Wakil Ketua DPD Al Hidayah NTB, Ketua DPW Al Hidayah Provinsi NTB.
"Setelah melayani masyarakat di eksekutif atau birokrasi, kini Inshaa Allah saya akan melayani masyarakat melalui legislatif sebagai Caleg DPRD NTB dari PDIP untuk Dapil Kota Mataram," kata Hj. Darbahyanti dalam bincang ringan bersama media massa, Sabtu 27 Januari 2024 di Hotel Bidari, Kota Mataram.
Hj. Darbahyanti mengatakan, jika kelak diberi amanah duduk di kursi DPRD NTB ia akan berfokus pada pemberdayaan perempuan, peningkatan kapasitas UMKM, peningkatan kapasitas generasi muda, serta program lain yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.
Menurutnya, dirinya maju menjadi Caleg di Pileg 2024 ini untuk memenuhi keterwakilan perempuan di DPRD NTB mendatang. Sebab saat ini dari 65 anggota legislatif NTB hanya memiliki satu keterwakilan perempuan.
"Padahal keterwakilan perempuan di legislatif itu amanah Undang-Undang. Sehingga di Pemilu kali ini, sudah saatnya perempuan mencoblos perempuan," katanya.
Mengusung jargon "Perempuan Hebat Keluarga Bermartabat", bukan tanpa alasan bagi Hj. Darbahyanti yang sudah berpengalaman dan teruji di dunia birokrat.
Menurutnya, ibarat sebuah pemerintahan negara, sosok perempuan atau seorang ibu memegang peran dan tanggung jawab penting dalam keluarga.
"Perempuan atau ibu ini merupakan madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Kalau di negara, seorang ibu ini jabatannya Menteri Pendidikan," katanya.
Selain itu, sosok perempuan atau ibu juga menjadi Menteri Tenaga Kerja, di mana semua pekerjaan rumah tangga diberikan tanggungjawab kepadanya.
"Seorang ibu juga menjadi Menteri Keuangan, karena dia lah yang mengatur dan memanajemen keuangan keluarga. Juga Menteri Sosial dalam mendampingi suami dan anak-anaknya dalam kehidupan sosial bermasyarakat," katanya.
Sehingga, paparnya, jargon "Perempuan Hebat Keluarga Bermartabat" bukanlah sebuah fiksi semata. Hal itu harus bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat.
Mantan Sekretaris Satpol PP Provinsi NTB ini mengapresiasi semua perempuan dan para ibu di daerah NTB yang sudah mendedikasikan diri mereka untuk keluarga. Walau masih banyak juga kaum perempuan dan para ibu yang harus berjuang sekuat tenaga dan menjadi tulang punggung keluarga.
Ia menegaskan, jika kelak diberi amanah mewakili rakyat di kursi DPRD NTB, maka perjuangannya untuk meningkatkan derajat dan kesetaraan gender akan maksimal dilakukan sekuat tenaga.
"Saya sudah cukup berpengalaman di bidang birokrasi, pernah menjadi Lurah perempuan pertama di Mataram, dan pernah menjadi Sekretaris Camat Ampenan, hingga Sekretaris Satpol PP NTB. Insha Allah, jika saya diberi amanah di DPRD NTB saya paham apa kebutuhan masyarakat, dan apa yang harus saya perjuangkan. Khususnya untuk kaum perempuan dan para ibu-ibu kita," tegasnya.
Hj. Darbahyanti merupakan figur perempuan yang inspiratif. Selain memiliki jiwa sosial yang tinggi, Hj. Darbahyanti juga sangat aktif di bidang keagamaan dan dakwah.
Selain itu, Hj. Darbahyanti juga berprofesi sebagai pemandi jenazah. Profesi mulia yang tak banyak orang bisa melakukannya.
"Saya bercita-cita, kelak setidaknya setiap lingkungan bisa dilatih agar memiliki kelompok pemandi jenazah, baik yang perempuan atau pun laki-laki," katanya.
