H Mahendra Irawan bersama deretan cemara laut yang ditanam di pesisir pantai Mapak Indah untuk mencegah abrasi lebih parah. |
MANDALIKAPOST.com - Kawasan pantai Mapak Indah, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram menjadi salah satu pantai yang terkikis abrasi dalam dua tahun terakhir.
Destinasi wisata yang sempat viral dan menjadi tujuan rekreasi favorit di tahun 2019 - 2022 silam, harus berjuang kembali merebut pangsa wisata seperti dulu.
"Abrasi terjadi dua tahun ini, yang terkikis rata-rata bisa 3 sampai 5 meter dari bibir pantai. Saya harus membangun konsep kembali dan bisa bangkit dari masalah ini," kata pengelola pantai Mapak Indah, H Mahendra Irawan.
Menurutnya, saat ini Mapak Indah sedang menyiapkan konsep wisata baru, camping ground dengan kelengkapan wisata edukasi konservasi penyu.
Kini, baru tiga tenda besar disiapkan, cukup untuk sekeluarga yang ingin menghabiskan waktu di destinasi wisata edukasi ini. Bisa menikmati sunset dan keindahan pantai Mapak Indah, kuliner serba ikan, dan bisa mengikuti edukasi tentang pelestarian penyu.
H Mahendra Irawan. |
Saat Mandalika Post berkunjung, Sabtu 20 Januari 2023, wajah Mapak Indah banyak berubah. Tak seperti dahulu dimana sederet lapak UMKM berjajar rapi dan ramai pengunjung. Kini Mapak Indah terkesan sepi.
Beberapa sisa lapak tergerus abrasi masih terbengkalai, hampir tak ada pengunjung yang datang. Bale Konservasi Penyu yang sempat menjadi ikonnya pun seperti tak terawat.
Perubahan iklim merubah semuanya. Abrasi pantai yang tak mampu dihindari, juga telah meruntuhkan plang Kawasan Wisata Mapak Indah, yang di support PLN UIP Nusra beberapa tahun silam.
Pantai Mapak Indah, tak ramai seperti dulu. |
Sore itu, Haji Awan nampak sibuk membenahi bangunan yang baru dibangun.
"Ini rumah edukasi yang sedang saya bangun. Dulu kami pernah sukses mengkolaborasikan wisata konservasi dan UMKM, kini saya harus bisa bangkit membangun wisata dengan konsep baru di Mapak Indah ini," kata Haji Awan, panggilan akrab H Mahendra Irawan.
Pria ramah ini menarik nafas panjang, menatap ke arah sejumlah pohon cemara laut yang nampak baru beberapa bulan ditanam.
Ring Belt, adalah gagasan H Awan sejak dulu untuk mengantisipasi abrasi pantai yang mengancam. Sayang, semua baru bisa terealisasi setelah bencana itu menyapa pantai Mapak Indah.
"Dulu kami usulkan Ring Belt ini ke PLN UIP NTB, tapi baru terealisasi. Walau terlambat namun setidaknya sudah bisa kami lakukan," katanya.
Pantai Mapak Indah. |
Seingat H Awan, ia mengusulkan 10 ribu bibit cemara laut untuk ditanam di sepanjang pantai di pesisir Kota Mataram. Pola Ring Belt diyakini mampu menahan abrasi secara alami dan efektif.
Namun, baru di pertengahan tahun 2023 cita-cita itu terealisasi. Itu pun hanya 200 bibit cemara laut di pesisir Mapak Indah.
Soal ancaman abrasi, H Awan sempat menyampaikan ke Pemkot Mataram, namun diarahkan ke Pemprov NTB lantaran wilayah laut adalah kewenangan Pemprov.
Terkesan semua saling lempar masalah, sementara mitigasi bencana digaungkan namun praktik lapangan masih jauh dari optimal.
"Tapi saya tak akan menyerah. Alam semesta dan lingkungan punya cara tersendiri untuk bertahan. Saya hanya bisa berupaya, kita akan memulai wisata baru dengan konsep camping eduwisata Penyu di Mapak Indah ini," ujarnya.