Kepala BPBD NTB Ahmadi |
MANDALIKAPOST.com- Musim hujan dengan intensitas yang masih relatif ringan belum berdampak pada tercukupinya kebutuhan irigasi pertanian, sehingga di bulan Januari ini potensi kekeringan masih tetap ada.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Provinsi NTB Ahmadi mengatakan, karena ada potensi kekeringan, petani tak direkomendasikan untuk mulai menanam padi secara serentak. Sebab stok air irigasi masih terbatas, termasuk di bendungan.
Selain kekeringan, hal yang perlu diantisipasi yaitu banjir dan longsor saat hujan turun di sejumlah titik. Kawasan pegunungan dan perbukitan tetap berpotensi mengalami longsor di musim hujan, sehingga perlu tetap diwaspadai.
“Kekeringan, banjir dan tanah longsor perlu diwaspadai. Banjir itu di Kawasan permukiman, meskipun hujan hanya sebentar namun bisa mengakibatkan banjir karena drainase banyak dipenuhi oleh sampah dan tanah, sehingg berpotensi banjir,” ujar Ahmadi pada Selasa (16/1/2024)
Akibat masih adanya El Nino ini, sejumlah bendungan mengalami penurunan volume air yang cukup drastis. Misalnya saja bendungan Pandanduri Lombok Timur yang masih tersisa sekitar 30 persen.
“DAS Pandanduri memang terbatas, luas DASnya kecil, disamping itu curah hujan di kawasan selatan tak selebat di kawasan barat. Sementara lahan sawah yang diairi sangat luas. Namun sekarang tak boleh dikuras terlebih dahulu, nanti bisa mengganggu waktu tanam,” katanya
Ia mengatakan, di beberapa daerah yang sudah mulai turun hujan, kondisinya belum mampu untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat.
“Di Kota Mataram, di Lombok Timur, Lombok Tengah misalnya. Paling-paling dalam satu minggu itu bisa dua atau tiga kali hujan. Itu pun satuan atau dua jam kemudian kering lagi,” katanya.
Imbas dari belum adanya hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan jumlah air permukaan yang terbatas. Air yang ada di bendungan atau yang mengalir di sungai dan saluran irigasi jumlahnya terbatas.
“Sebenarnya di Januari, curah hujan yang berlebih digunakan untuk mengisi embung kita dan sekalian petani mulai melakukan pengolahan tanah di musim tanam pertama. Namun kini curah hujan berkurang, sehingga petani belum mampu mengolah tanah,” katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk menanam tanaman yang tak terlalu membutuhkan air dalam jumlah besar, seperti misalnya komoditas jagung, bawang, kacang-kacangan dan sejenisnya.