Perayaan Hari Raya Galungan Perdana di Candi Prambanan, Sleman, Yogyakarta. |
MANDALIKAPOST.com - PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko mengemas berbagai kegiatan spiritual dan keagamaan yang dilaksanakan di kawasan taman wisata sebagai daya tarik bagi wisatawan atau pengunjung.
"TWC berkomitmen untuk terus mengembangkan perayaan spiritual maupun keagamaan yang dilaksanakan di Taman Wisata Candi Prambanan sebagai daya tarik tersendiri bagi wisatawan," kata General Manager (GM) Prambanan & Ratu Boko PT TWC I Gusti Putu Ngurah Sedana di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis 29 Februari 2024.
Menurut dia, kawasan TWC Prambanan selama ini selalu digunakan sebagai tempat untuk upacara Tawur Agung menjelang Hari Raya Nyepi umat Hindu, dan sejak beberapa tahun lalu kawasan ini juga digunakan untuk prosesi hari raya Galungan.
"Tawur Agung dan Galungan merupakan prosesi nasional dan diikuti oleh umat Hindu dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini selaras dengan upaya pelestarian melalui menggaungkan aktivitas spiritual di destinasi Warisan Budaya Dunia Prambanan," katanya.
Ia mengatakan, upaya pelestarian melalui aktivitas spiritual seperti perayaan Galungan ini mendorong pengembangan pariwisata berkualitas.
"Seperti pada prosesi Galungan yang dilaksanakan di TWC Prambanan pada Rabu (28/2). Ritual yang berjalan khidmat dan sakral, menghadirkan pengalaman otentik serta pengalaman berkesan untuk umat yang hadir. Candi Prambanan merupakan warisan leluhur untuk mengembalikan fungsi candi Hindu sebagai warisan leluhur umat Hindu di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah," katanya.
Putu Ngurah mengatakan, umat Hindu melaksanakan persembahyangan hari suci Galungan di pelataran Candi Prambanan melalui prosesi yang difokuskan pada pembersihan candi melalui sarana sesaji serta tirta penglukatan.
"Setelah itu, para pemangku menghaturkan sesaji di bilik candi, serta dilanjutkan dengan persembahyangan bersama," katanya.
Perayaan Galungan yang ketiga kali di kawasan candi Hindu terbesar di Indonesia ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap upaya pemanfaatan yang sesuai kaidah pelestarian cagar budaya dan selaras dengan Nota Kesepakatan Empat Menteri dan dua Gubernur tentang Pemanfaatan Candi Prambanan dan Candi Borobudur untuk Kepentingan Agama Umat Hindu dan Umat Buddha di seluruh dunia.
Ia mengatakan, perayaan Galungan di Candi Prambanan ini terlaksana berkat kolaborasi antara Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Hindu Kementerian Agama RI dengan Tim Kerja Pemanfaatan Candi Prambanan, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Bimas Hindu Kanwil Kemenag DI Yogyakarta, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.
"Kegiatan ini diikuti ratusan umat Hindu yang berasal dari berbagai daerah meliputi, Gunungkidul, Yogyakarta, Sleman, Bantul, Klaten, dan Boyolali. Momen memperingati terciptanya alam semesta serta ucapan syukur atas apa yang sudah diberikan Sang Hyang Widhi Wasa dilakukan dengan menghaturkan persembahan dan persembahyangan dari zona utama Candi Prambanan," katanya.
Seremoni perayaan Galungan ini mengajak umat untuk bersyukur atas kemenangan Dharma (kebenaran) dalam melawan Adharma (kejahatan) melalui restu Sang Hyang Widi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
"Momentum Galungan juga menggerakkan umat menjalani hidup yang terbaik, baik bagi sesama manusia maupun bagi alam semesta," katanya.
Diketahui Ratusan umat Hindu DI Yogyakarta melakuan prosesi upacara persembahyangan untuk merayakan Hari Suci Galungan di pelataran Candi Prambanan, Yogyakarta pada Rabu 28 Februari 2024.
Perayaan Galungan perdana yang diselenggarakan di Candi Prambanan ini merupakan hasil dari nota kesepakatan empat menteri dan dua gubernur tentang pemanfaatan Candi Prambanan dan Borobudur sebagai pusat kegiatan keagamaan umat dari seluruh dunia.
Seremoni perayaan Galungan yang dipimpin oleh Romo Jro Gde Prima ini memiliki makna rasa syukur atas kemenangan Dharma (Kebenaran) melawan Adharma (Kejahatan) melalui restu Sang Hyang Widi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Hari Raya Galungan adalah momen untuk memperingati terciptanya alam semesta, dan sebagai ucapan syukur atas apa yang sudah diberikan Sang Hyang Widi Wasa dengan melakukan persembahan dan persembahyangan.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) DIJ I Nyoman Warta mengatakan bahwa momentum Galungan yang memperingati terciptanya alam semesta beserta seluruh isinya ini harus memberikan yang terbaik dalam hidupnya, baik untuk sesama manusia maupun untuk alam semesta yang telah memberikan penghidupan.
“Maka Tuhan akan memberikan lebih. Apa pun yang kita kerjakan tulus, bekerja dengan baik. Perbedaan itu bukan masalah, namun justru anugerah. Saling menghormati dan toleransi,” jelasnya.