Pj Gubernur Lalu Gita Ariadi dan Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi NTB Wirajaya Kusuma |
MANDALIKAPOST.com-Guna mengendalikan inflasi karena Harga Bahan pokok (Bapok) pemerintah terus melakukan Operasi pasar Murah dan gerakan pangan Murah (GPM).
Menurut Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi , Sebagai daerah penghasil beras dan penopang pangan Nasional tentu terus berusaha melakukan pengendalian harga sehingga konsumen tetap dapat menjamin.
" TPID tetap melakukan gerakan pasar Murah atau melakukan Operasi pasar serta gerakan pangan murah (GPM) untuk mengendalikan harga dan kita intesifkan seperti itu dengan Dinas Ketahanan pangan (DKP) dan dinas Perdagangan"ujar Gita Ariadi pada senin (5/2/2024)
Terlebih kata Gita ,menjelang Pemilu dan Hari besar keagamaan (HKG) yakni bulan puasa nantinya . tentunya Operasi pasar akan terus dikencangkan.
"Opm kita kencangkan , sebentar pemilu dan bulan puasa .Namanya hari besar kekagaaman itu potensi terjadinya Inflasi tinggi maka kita hadir melakukan pengawalan dengan GPM ,OP kita gerakkan .baik program pemerintah nasional . Kita dalam keadaan kondisi tertentu BTT kita Gelontorkan".
Menurut Gita, Setiap kita mengikuti rapat inflasi, di NTB kita juga manfaatkan untuk koordinasi dengan stakeholder terkait ." Tadi yang kami antisipasi harga Beras sudah jelas OP, dan kami juga,Daging dan telur. Kita konsolidasi lagi mulai dari hulunya mulai darimana masuknya daging-daging ini kita akan awasi dengan sebaiknya. Dibalik itu kan terkandung maksud agar petani dan peternak kita ,tidak dirugikan ." Itulah tugas tim pengendali pada posisi balancenya, Ada ketersediaan keterjangkauan"tandas Gita.
Sementara itu Kepala Biro Ekonomi Wirajaya Kusuma mengatakan pencatatan harga komoditas dari masing-masing kabupaten kota yang tidak termasuk daerah Non IHK.
"Jadi dari masing- masing dinas perdagangan menyampaikan melaui sistem pencatatan pasar dan komoditas pangan ( SP2KP) disampaikan ke Kementrian perdagangan kemudian Bps yang mengambil untuk di olah data itu dirilis menjadi angka Indeks perkembangan Harga .Harga pokok kita tersedia dan cukup dengan harga yang terjangkau "ujarnya.
Dikatakan Wirajaya, indeks perkembangan harga (IPH) masing- masing provinsi . "Minggu pertama di bulan februari ini IPH NTB berada pada kelompok 4 besar terendah nasional diangaka minus 6,24 persen. Ini merupakan proksi menagan inflasi kedepannya. Jadi secara perkembangan harga bergejolak relatif terkendali ketersediaan bahan pokok"tuturnya
Kemudian untuk angka inflasi kita diangka 2,87 persen masih berada diangka yang ditetapkan oleh secara nasional ."Jadi angka kita masih cukup bagus diangka 2,87 persen berada ditengah-tengah secara Nasional "tandasnya.