Para wisatawan bersama guide Sembalun berpose di Puncak gunung Rinjani. (Foto: Istimewa/MP). |
Kepala Pos TNGR Res Sembalun, Taufikurrahman mengatakan saat ini kunjungan wisatawan baik lokal maupun manca negara ke gunung Rinjani minatnya sangat tinggi.
"Biasanya, momen libur panjang dan pasca lebaran itu minat wisatawan yeng hendak ke Rinjani sangat tinggi. Terutama sejak libur lebaran tahun ini," tuturnya, saat ditemui media ini di Sembalun, Minggu (14/4).
Taufik mengakui, membeludaknya kunjungan sejak Rabu 10 April di tiga pintu masuk jalur pendidikan gunung Rinjani pul semua. Begitu juga dengan tiket reguler atau kouta umum ke Rinjani habis terjual.
"Itu dilihat dari kouta, di Taman Nasional Gunung Rinjani itu kan ada koutanya. 400 orang untuk tiga pintu yakni Sembalun, Senaru dan Torean," jelas Taufik.
Terkait dengan kouta, lanjut Taufik memang sudah dibatasi sebanyak 400 per hari, selain itu untuk jalur selatan seperti Aik Berik dan Timba Nuh itu masih ada kouta. hanya saja jalur tersebut masih kurang peminatnya.
"Kalau pun ada yang mau naik, kami arahkan lewat jalur Selatan. Nah yang jalur Selatan ini masih kosong, karena minatnya masih kurang," ujarnya.
Apandi, salah satu Guide Sembalun foto bareng bersama wisatawan dari Singapura di summits Rinjani. (Foto: Istimewa/MP). |
"Di setiap pintu masuk, kami melakukan briefing dan arahan ke pengunjung agar tidak melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Misalnya membuat perapian menggunakan kayu bakar, membuat tongkat apa lagi sampai menebang pohon dan membuang sampah sembarangan. Itu yang kami tekankan, selain larangan yang lain," tegas Taufik.
Untuk itu, Taufik menghimbau kepada para wisatawan yang berkunjung ke TNGR selalu mengindahkan larangan yang tidak boleh dilakukan didalam kawasan. Selain itu wisatawan yang hendak mendaki ke gunung Rinjani terlebih dahulu booking tiket Rinjani melalui e-Rinjani.
"Untuk wisatawan yang hendak ke Rinjani, terlebih dahulu atur manejemen waktu dan lihat kesempatannya. Dan tidak kalah pentingnya lihat kouta di e-Rinjani, agar tidak terulang lagi ada pengunjung ilegal seperti yang kami temukan kemari," katanya.
"Karena setiap hari kami piket di setiap jalur pintu pendakian. Bahkan di setiap pos itu ada anggota piket yang jaga, seperti di pos 2 jalur pendakian Sembalun begitu juga di pos-pos lainnya yang ada didalam kawasan TNGR," imbuh Taufik.