Melirik Proses Mpun Kopi, Prodak Unggulan SMPN 2 semabalun

Rosyidin
Kamis, Agustus 29, 2024 | 15.00 WIB Last Updated 2024-08-29T07:00:25Z

 

Salah satu siswi SMPN 2 Sembalun, menimbang hasil produksi kopi SMPN 2 Sembalun. (foto: Rosyidin/MP).


MANDALIKAPOST.com - Kopi Lombok kini identik dengan kopi arabika khas Sembalun, terutama jenis arabika varian typika yang tumbuh di kawasan kaki Gunung Rinjani, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.


Kopi Sembalun juga merupakan salah satu prodak kopi unggulan daerah NTB yang siap bersaing dengan kopi nusantara lainnya. Sebut saja Kopi Gayo dari Aceh, kopi Kintamani dari Bali dan masih banyak lagi dari daerah lain.


Disamping itu, kopi Sembalun sendiri merupakan salah satu produk unggulan pertanian di wilayahitu selain bawang putih, coklat, cengkeh, jambu mente, strowbwery, apel, anggur dan sayur mayur.


Kopi kopi arabika khas Sembalun ini baiknya ditanam dan tumbuh di dataran tinngi di daerah trofis, dengan ketinggian antara 800 Mdpl hingga 1000 Mdpl lebih.

 

Saat mandalikapost.com berkunjung ke kawasan SMPN 2 Sembalun belum lama ini, sekolah ini tidak hanya melulu proses belajar dan mengajarnya di dalam ruang kelas untuk belajar tentang baca tulis atau mata pelajaran lainnya.

 

Disamping itu, sekolah ini juga menerapkan dan mengimplmentasikan makna dari kurikulum merdeka yakni Proyek profil Pelajar Pancasila (5P) dan kompetisi kewirausahaan.

 

“Pada dasarnya ide ini muncul saat saya ikuti diklat guru penggerak belum lama ini. Di guru penggerak itu da namnya ilmu tentang asset, nah asset itu yang selama ini kita pahami apa yang ada di lingkup sekolah,” kata Kepala SMPN 2 Sembalun, Abdul Rakib S.Pd. Senin (26/8) tiga hari yang lalu.


Ternyata aset itu, lanjut Rokib hampir semua aset bisa dijadikan asset. Salah satu asset yang dimiliki sekolah tersebut, ada seorang yang punya alat mesin pengolah kopi yang tidak dipakai di rumahnya. kemudian beberapa guru dan murid juga ada yang punya kebun kopi.

 

“Nah, kedua asset ini lah yang kami coba kolaborasikan untuk baigaimana di  maksimalkan. Sehinnga pas dengan model pembelajaran kurikulum merdeka yakni 5P,” ujarnya.

 

“Jadi setiap semester anak di haruskan punya proyek, nah proyek pengolahan kopi inilah jadi proyek 5P para siswa kami,” imbuh Rokib.

 

Sehingga anak itu, kedepannya tidak sekedar punya kebun kopi atau punya kopi di rumahnya tetapi tidak tau cara atau ilmu tentang proses penanaman hingga penyajian kopi.

 

“Tidak hanya begitu panen biji kopi langsung di jual, karena barang itu kan kalau diolah lebih lanjut punya nilai tambah,” katanya.

 

Tujuannya melalui program ini, sambung Rokib siswa punya keahlian atau ilmu untuk mengolah kopinya sendiri. Sehingga begitu tamat SMP, siswa mampu mengolah kopinya sendiri menjadi nilai ekonomi.

Sisawa siswi bersma guru SMPN 2 Sembalun sedang memili dan memilah biji kopi arabika. (foto; Rosyidin/MP).

Selain itu, program ini juga diharapkan bisa jadi usaha sekolah yang berkelanjutan sebagai salah satu sumber penghasilan sekolah. Nantinya hasil dari usaha tersbut bisa digunakan untuk membaeli kaebutuhan dan kegiatan sekolah.

 

“Di sekolah itu tidak semua bisa dibiayai oleh pemerintah, kayak kemarin misalnya ada perlombaan gombat. Nggak mungkin kita pakai dana BOS untuk membelikan teman-teman guru baju. Nah usaha ini salah satu solusinya, termasuk nambah gajipara guru honorer di sekolah kami,” pungkas Rokib.

Sementara, untuk brand produk kopi SMPN 2 Sembalun itu namanya “MPUN KOPI”. Mpun kopi sendiri memiliki banyak filosofinya. Mulai dari segi proses, anak-anak terlibat dalam prosesnya supaya anak-anak akan tahu cara mengolah kopi ke depan.

 

“Filosofi yang kedua, MPUN itu artinya ini kopinya anak cucu kita di masa depan. Sehingga kita sepakati brand atau mereknya itu EMPUN KOPI. Ide ini muncul dari background dan latar belakang yang tadi,” tuturnya.

 

Kedepan, untuk lebih luas pihak sekolah akan bekerjasama dengan wali murid melalui forum komite sekolah supaya bahan baku kopi tetep tersedia. Tentunya dengan pemetaan dan analisa yang akurat sehungga apa yang di hajatkan bersama ini bisa teruwjud.

 

“Kami akan mengundang wali murid untuk memetakan berapa orang sih yang punya kebun kopi. Kita harapkan wali murid dan guru yang punya kebun kopi sebagai donatur untuk bahan bakunya. Sehingga anak-anak tetap berkelanjutan mengolah kopi, tidak hanya sekali dua kali,” harapnya.

Prodak kopi MPUNTA, hasil karya SMPN 2 Sembalun,. (foto: Istimewa/MP).


Yamni S.Pd guru kelas menambahkan, teknis cara pengolahan kopi itu banyak variannya. Dari sekian banyak itu, salah satu varian yang di kembangkan saat ini adalah varian full wash dan semi wash. dan prosesnya pun saat ini menggunakan manual baik saat mengupas kulit kopi hingga penjemuran.

 

Untuk saat ini kita cuma baru dua varian, proses yang pertama full wash untuk kelas 9 kemudian yang semi wash-nya untuk kelas 8A. Nanti juga ada proses natural,” katanya.

 

Kedepan, di masing-masing kelas harus punya varian yang berbeda cara pengolahanna. “Dari itu bisa kita bedakan mana yang lebih disukai oleh konsumen maupun penikmat kopi itu sendiri,” ujar Yamni.

 

Sementara utuk harga EMPUN KOPI SMPN 2 Sembalun di samakan dengan haraga kopi yang ada di daerah tersebut. “untuk harag, kita ikuti harga pasaran di Sembalun. Harga EMPUN KOPI yang suadah di kemas dan siap saji saat ini, yang 100 germ dihargakan Rp.35.000 dan Rp. 75.000 yang 200 gram. Ini untuk kopi jenis arabika,” jelas Yamni.  

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Melirik Proses Mpun Kopi, Prodak Unggulan SMPN 2 semabalun

Trending Now