Dekan Fakultas Tarbiyah IAIH Pancor, Dr. Idawati bersama Wakil Rektor, Hayyi Akrom, Dosen dan Mahasiswa universitas IAIH Pancor. (foto: Rosyidin/MP). |
Lombok Timur – Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor terus berinovasi dalam mencetak guru-guru berkualitas. Salah satu langkah konkritnya adalah dengan mewajibkan mata kuliah Inklusi bagi seluruh mahasiswa Fakultas Tarbiyah.
Mata kuliah ini diharapkan dapat melahirkan guru-guru yang mampu memahami dan mengakomodasi segala perbedaan kemampuan belajar siswa.
“Dengan adanya pembelajaran ini, tidak ada lagi anggapan bahwa seorang siswa itu ‘sama saja’. Setiap anak memiliki keunikan dan kecepatan belajar yang berbeda,” tegas Dr. Idawati, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIH Pancor, saat ditemui media ini. Kamis (19/9).
Menurut Idawati, pendidikan inklusi sangat penting, terutama bagi calon guru. Mata kuliah ini mengajarkan para mahasiswa untuk tidak lagi mengategorikan siswa sebagai ‘anak pintar’, ‘anak lambat’, atau bahkan ‘anak berkebutuhan khusus’.
“Kesalahan seringkali terletak pada metode pengajaran yang digunakan gurunya,” tambahnya.
Senada dengan Idawati, Muslihat, seorang dosen Fakultas Tarbiyah, juga menekankan pentingnya mata kuliah Inklusi.
“Dengan mata kuliah ini, calon guru kita tidak hanya fokus pada materi pelajaran, tetapi juga pada cara menyampaikan materi tersebut agar mudah dipahami oleh semua siswa,” ujar Muslihat.
Guru Tidak Lagi Bingung Menghadapi Siswa Berkebutuhan Khusus. Salah satu tantangan yang sering dihadapi guru adalah bagaimana menghadapi siswa yang memiliki kesulitan belajar.
Namun, dengan bekal ilmu dari mata kuliah Inklusi, para calon guru diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut.
“Adanya mata kuliah ini bukan berarti lulusan kami harus menjadi guru di sekolah luar biasa. Tetapi, mereka akan memiliki kemampuan untuk membantu siswa yang membutuhkan perhatian khusus,” jelas Muslihat.
Dampak Positif Mata Kuliah Inklusi, lanjutnya implementasi mata kuliah Inklusi di IAIH Pancor telah menunjukkan hasil yang positif.
Beberapa kepala sekolah mengungkapkan bahwa mata kuliah ini sangat bermanfaat bagi para guru. Guru-guru menjadi lebih terbuka dan kreatif dalam mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.
“Alhamdulillah, mata kuliah ini sudah terbukti memberikan dampak positif bagi siswa. Siswa menjadi lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran,” katanya.
Kesimpulannya, dengan adanya mata kuliah Inklusi, IAIH Pancor telah menunjukkan komitmennya dalam mencetak guru-guru yang profesional dan mampu menghadapi tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks.
"Melalui pendekatan inklusi, diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat terus meningkat," pungkas Muslihat.