Cabor Senam Asal NTB (ist) |
MANDALIKAPOST.com- Satu lagi cabang olahraga NTB di PON XXI/2024 Wilayah Aceh, berakhir tanpa medali. Yaitu, Senam. Cabor ini mengikuti langkah buruk Hoki NTB yang satu hari sebelumnya juga gagal melangkah lebih jauh.
Untuk Senam, dari seluruh nomor perlombaan yang digelar di Gedung Serbaguna Disporasu, Deli Serdang, tidak satu pun NTB berhasil meraih medali dari tiga nomor pertandingan yang diikuti.
Pada hari terakhir, atlet NTB mendapatkan dukungan langsung dari Ketua Pengprov Persani NTB, Aidy Furqon, di lokasi perlombaan. NTB mengikuti dua nomor pertandingan yakni, Perorangan Putra dan Trio.
Untuk nomor Perorangan Putra, NTB menurunkan Hamim Bariq Akbar yang mengumpulkan 16,350 poin. Sementara medali emas direbut Raja Dwi Permata Halim asal Jawa Timur dengan 19,400 poin. Medali perak menjadi milik wakil Jakarta, Gregorius Agung Iswarabawa dengan 19,050 poin. Sedangkan medali perunggu direbut Aprilian Anggara asal Jambi dengan 18,950 poin. Atlet tuan rumah Sumatera Utara Desmon Kristiano Manihuruk berada di peringkat enam dengan nilai 11,300.
Sementara itu, untuk nomor Trio, NTB yang diperkuat Hamim Bariq Akbar, Refa Juniady Nada dan Dicky Surya Utama berada di peringkat lima setelah membukukan 15,083 poin. Medali emas diraih Jambi dengan 19,100 poin, medali perak direbut Jakarta dengan 18,639 poin, dan medali perunggu menjadi milik tim Jawa Tengah dengan 17,300 poin.
Untuk cabor Senam, NTB turun di tiga nomor pertandingan. Pada hari pertama, pasangan Refa Juniady Nada dan Dicky Surya Utama turun di nomor Pair Mix. Mereka harus puas berada di peringkat empat.
”Ini pertama kali saya saksikan atlet tampil. Dan skor yang kita dapat nyaris masuk tiga besar,” ujar Ketua Pengprov Persani NTB, Aidy Furqon, usai perlombaan.
Menurut Aidy, setiap provinsi yang menjadi peserta memilki kreasi masing-masing. Inilah yang harus dipelajari dan dibangun untuk meningkatkan potensi atlet-atlet senam NTB.
”Pasca PON ini kita akan lebih tingkatkan kemampuan anak-anak. Selain melalui latihan juga mengikuti kompetisi,” katanya.
”Intinya anak-anak harus tetap mendapatkan pengalaman bertanding agar lebih bagus lagi kedepannya,” tambahnya.*