Budidaya Kentang Chitra Tingkatkan Kesejahteraan Petani Sembalun

Rosyidin
Selasa, Oktober 01, 2024 | 14.11 WIB Last Updated 2024-10-01T06:11:31Z
Kelompok Tani Horti Sembalun 144, Budidayakan kentang lokal varietas Chitra. (Foto: Rosyidin/MP).

MANDALIKAPOST.com - Petani di kaki Gunung Rinjani, tepatnya di Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, tengah merayakan keberhasilan budidaya kentang varietas Chitra. Varietas lokal ini terbukti lebih menguntungkan dan lebih adaptif dengan lingkungan setempat dibandingkan varietas impor.


H. Musnaeli, kordinator lapangan dan budidaya kelompok tani horti 144, menceritakan bahwa awal mula budidaya kentang di Sembalun. petani di Sembalun telah lama membudidayakan kentang dimulai pada tahun 2004 silam.


Setelah melalui berbagai uji coba, petani akhirnya menemukan bahwa varietas Chitra memiliki potensi yang sangat menjanjikan.


"Varietas Chitra ini kita kembangkan sendiri dari G nol. Hasilnya sangat memuaskan. Produktivitasnya jauh di atas varietas impor seperti Atlantik," ungkap H. Musnaeli.


Namun, sejak tahun 2004, mereka mulai berfokus pada kentang industri dengan bermitra bersama perusahaan besar seperti Indofood dan Biliss.


"Awalnya kita coba varietas Atlantik yang impor. Tapi setelah beberapa tahun, kita mulai kembangkan varietas lokal Chitra. Ternyata, varietas Chitra ini lebih menguntungkan dan lebih cocok dengan kondisi tanah di Sembalun," ujar H. Musnaeli.


Salah satu keunggulan utama varietas Chitra adalah kemampuannya beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan, termasuk tanah yang kurang subur.


Selain itu, varietas ini juga lebih tahan terhadap hama dan penyakit, sehingga mengurangi biaya produksi.


"Varietas Chitra ini lebih toleran terhadap penyakit. Jadi, kita tidak perlu terlalu sering menggunakan pestisida," tambah H. Musnaeli.

Umbi kentang lokal varietas Chitra lebih besar dan banyak. Hasil panen kelompok tani Horti Sembalun 144 belum lama ini. (Foto: Rosyidin/MP)
















Produktivitas Tinggi: Varietas Chitra mampu menghasilkan umbi kentang lebih banyak per rumpun dibandingkan varietas impor.


H. Musnaeli menyebutkan bahwa dari satu kuintal benih Chitra, petani bisa mendapatkan hingga 1,5 ton kentang.


Varietas Chitra terbukti lebih tahan terhadap hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kentang, sehingga petani tidak perlu sering melakukan penyemprotan pestisida.


Harga Jual Lebih Tinggi,  meskipun harga benih varietas Citra lebih murah dibandingkan varietas impor, namun harga jual kentang hasil panennya lebih tinggi yakni Rp. 8.000.00 per kilogram di petani, sedangkan harga gudang atau di perusahaan itu per kilogram harganya Rp. 10.000.00.


Untuk mencapai hasil yang optimal, petani di Sembalun melakukan proses budidaya kentang dengan sangat cermat.


Mulai dari pengolahan tanah, pemilihan bibit, pemupukan, hingga pengendalian hama dan penyakit.


"Kita melakukan uji lab tanah terlebih dahulu untuk mengetahui kebutuhan pupuk yang tepat. Selain itu, kita juga melakukan pemupukan secara teratur dan menggunakan pestisida yang ramah lingkungan," tambah H. Musnaeli.


Keberhasilan budidaya kentang varietas Chitra membuka peluang besar bagi pengembangan pertanian di Lombok Timur, khususnya di Sembalun.H. Musnaeli optimis bahwa varietas ini dapat menjadi komoditas unggulan daerah dan meningkatkan kesejahteraan petani.


"Kami berharap varietas Chitra ini dapat menjadi contoh bagi petani di daerah lain di Indonesia untuk mengembangkan pertanian lokal yang berkelanjutan, potensinya sangat besar," pungkas H. Musnaeli.


Meskipun telah meraih keberhasilan, petani masih menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan akses terhadap teknologi pertanian modern dan minimnya dukungan dari pemerintah.


"Kita masih membutuhkan dukungan dari pemerintah, terutama dalam hal penyediaan bibit unggul dan teknologi pertanian," ungkap H. Musnaeli.


H. Musnaeli berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan pertanian di daerahnya.


"Kami berharap varietas Chitra ini dapat menjadi contoh bagi petani di daerah lain untuk mengembangkan pertanian lokal yang berkelanjutan," pungkas H. Musnaeli.


Dengan dukungan yang memadai, petani yakin dapat meningkatkan produksi kentang dan memenuhi kebutuhan pasar yang semakin meningkat.


"Kami berharap pemerintah dapat membantu kami untuk mengembangkan pertanian di sini. Dengan begitu, kami bisa meningkatkan kesejahteraan petani dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional," pungkasnya.


Keberhasilan budidaya kentang varietas Chitra ini membuka peluang besar bagi petani di Sembalun. Selain meningkatkan pendapatan, budidaya kentang juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Ketua kelompok tani Horti Sembalun 144, Aziz saat mendampingi Direktur utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi waktu berkunjung di Sembalun belum lama ini. (Foto: Rosyidin/MP).

Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, mengungkapkan upaya perusahaan dalam mendorong swasembada benih kentang di Indonesia, khususnya di wilayah timur.


Salah satu langkah konkrit yang dilakukan adalah dengan memberikan edukasi dan teknologi budidaya kentang kepada kelompok tani, serta menyediakan benih unggul berkualitas.


"Kami ingin petani Indonesia, terutama di wilayah timur, khususnya di Sembalun tidak lagi bergantung pada benih impor," ujar Rahmad.


"Dengan mengembangkan benih sendiri, petani bisa mendapatkan hasil panen yang lebih baik dan lebih menguntungkan," sambungnya.


Melalui program pembibitan yang dikembangkan, Pupuk Indonesia berhasil menghasilkan benih kentang dengan produktivitas tinggi.


Beberapa petani yang telah mencoba benih ini melaporkan peningkatan hasil panen hingga 15 kali lipat. Selain itu, benih yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan benih impor.


Meskipun sejumlah keberhasilan, program pembibitan kentang ini masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah penyakit tanaman yang dapat menurunkan produktivitas.


Untuk mengatasi masalah ini, Pupuk Indonesia bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, seperti lembaga penelitian dan dinas pertanian, untuk mengembangkan varietas kentang yang tahan penyakit.


Selain itu, lanjutnya petani juga membutuhkan dukungan yang lebih dari pemerintah dalam hal akses terhadap teknologi pertanian modern, seperti mesin traktor dan pompa air.


"Kami berharap pemerintah dapat memberikan lebih banyak perhatian pada sektor pertanian, khususnya dalam hal penyediaan infrastruktur dan teknologi," tambah Rahmad.


Pupuk Indonesia optimis bahwa program pembibitan kentang ini akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mendukung ketahanan pangan nasional.


Dengan terus melakukan inovasi dan pengembangan, perusahaan berharap dapat menjadi pionir dalam pengembangan pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Budidaya Kentang Chitra Tingkatkan Kesejahteraan Petani Sembalun

Trending Now