MANDALIKAPOST.com – Krisis air bersih yang berkepanjangan melanda Dusun Teluk Kelongkong, Desa Bilelando, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah. Sejak Desember 2023, ratusan sumur milik warga tercemar air asin, membuat kebutuhan sehari-hari menjadi sangat sulit.
Muksin, salah seorang warga, mengungkapkan, “Itupun kadang 3 tengki dan air yang kita dapatkan hanya bisa memenuhi satu tandon,” tuturnya. Senin (28/10).
Ketergantungan warga pada bantuan pemerintah yang datang seminggu sekali sangat terasa, apalagi mengingat jumlah air yang didapat sangat terbatas.
Akibatnya, warga terpaksa membeli air galon dengan harga Rp5.000 per galon. Pemandangan puluhan galon di dalam rumah warga kini sudah menjadi pemandangan yang biasa.
“Jadi air asin ini hanya bisa kita gunakan untuk wudu, mencuci, hingga mandi saja,” tambah Muksin.
Herda, seorang pengecer air galon, membenarkan tingginya permintaan air bersih di wilayah tersebut.
“Itupun hanya di Dusun Kelongkong saja, belum lagi di Dusun lain yang ada di Desa Bilelando ini,” ujarnya.
Dalam sehari, Herda bisa melakukan pengantaran hingga 5 kali.
Ilustrasi - Pemandangan berjejernya galon air setiap hari, ini sudah lumrah dirasakan oleh warga di desa Bilelando, Perayaan Timur. (Foto: Rosyidin/MP). |
Kepala Desa Bilelando, Panjaitan, mengakui bahwa krisis air bersih ini telah terjadi sejak awal musim kemarau dan telah berdampak pada 280 kepala keluarga.
Ia juga menjelaskan bahwa sumur bor yang pernah ada di desa tersebut kini tidak berfungsi karena kerusakan mesin pompa.
Dibalik itu, ada secercah harapan. Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) akan memberikan bantuan berupa mesin pompa baru dan pipa untuk memperbaiki sumur bor tersebut.
“Alhamdulillah, Plan Indonesia datang ke desa kami untuk berdonasi. Kita terima dengan baik, semoga segera direalisasikan,” ujar Panjaitan.
Sementara itu, PARENTS Project Manager Plan Indonesia di NTB, Sabaruddin menjelaskan bahwa dana bantuan tersebut berasal dari donasi para peserta event Jelajah Timur 2024.
“Dana dengan target kita tahun 2024 ini sebesar Rp1,5 miliar itu didapatkan dari donasi para peserta event Jelajah Timur,” sebutnya.
Krisis air bersih di Teluk Kelongkong ini menjadi sorotan karena dampaknya yang sangat signifikan terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.
"Semoga dengan adanya bantuan dari berbagai pihak, masalah ini dapat segera teratasi dan warga dapat kembali menikmati akses air bersih yang layak," harap Sabaruddin.
Krisis air bersih di Teluk Kelongkong juga menjadi pengingat akan pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.
Perubahan iklim dan peningkatan kebutuhan air akibat pertumbuhan penduduk menjadi tantangan besar yang harus dihadapi.
Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mencari solusi jangka panjang agar kejadian serupa tidak terulang kembali.