Hering: Camat Sembalun, H. Misri (dua dari kiri) saat memberikan sambutanya pada acara hering terkait permasalahan sampah di Sembalun. (Foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Permasalahan sampah di Kecamatan Sembalun, khususnya di Desa Sembalun Lawang, Lombok Timur semakin mendesak dan menjadi sorotan. Warga setempat telah melakukan aksi protes dengan membuang sampah di depan kantor desa sebagai bentuk tuntutan akan solusi yang lebih konkret.
Dalam sebuah rapat koordinasi yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa, kecamatan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lombok Timur, hingga tokoh masyarakat. Berlangsung di aula kantor Camat Sembalun, Rabu (23/10).
Rapat tersebut digelar untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi persoalan sampah yang semakin mendesak.
Dalam rapat tersebut, Pejabat (Pj) Kepala Desa Sembalun Lawang, Misbah, menyampaikan aksi protes warga, menurutnya, merupakan sebuah bentuk desakan agar pemerintah desa segera mencari solusi yang efektif.
"Saya menganggap itu sebuah strategi untuk mengatakan sampah di desa kami harus punya solusi kongkrit," ujarnya.
Misbah memaparkan upaya Pemdes Sembalun Lawang untuk mengatasi masalah sampah. Beberapa alternatif telah diajukan, termasuk mencari lahan khusus untuk pembuangan sampah. Namun, hingga saat ini belum ada titik temu yang memuaskan.
“Kami sudah berupaya mencari solusi bersama masyarakat, termasuk mencari lahan khusus untuk pembuangan sampah. Namun, hingga saat ini belum ada titik temu yang memuaskan,” ungkap Misbah.
Lebih lanjut, Misbah menjelaskan bahwa pihaknya telah berupaya mencari lahan untuk dijadikan tempat pembuangan sampah sementara.
Namun, upaya tersebut masih menghadapi sejumlah kendala. Bahwa pihaknya telah berupaya mencari solusi bersama masyarakat.
"Kami sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi masalah sampah beberapa kali. Mulai dari tahun 2019 kita enggak pernah luput terkait dengan masalah pembahasan sampah," tuturnya.
Senada dengan Misbah, Kepala Desa Sembalun, Harmini, juga menyampaikan kesulitan yang dihadapi desanya dalam mengelola sampah.
Desa Sembalun, yang merupakan destinasi wisata populer, menghasilkan jumlah sampah yang cukup besar.
“Kami sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi masalah sampah. Bahkan, kami telah mencari lokasi tanah yang tidak produktif untuk dijadikan tempat pembuangan sampah. Namun, rencana tersebut menghadapi kendala,” ujar Harmini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) Kabupaten Lombok Timur, H. Supardi, mengakui bahwa permasalahan sampah di Sembalun merupakan tantangan yang kompleks.
Pihaknya telah berupaya memberikan solusi jangka pendek maupun jangka panjang.
“Permasalahan sampah di Sembalun memang kompleks. Kami telah berupaya memberikan solusi jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satunya adalah dengan menyediakan tempat pembuangan sementara dan mengatur jadwal pengangkutan sampah,” jelas Supardi.
Camat Sembalun, H. Misri, mendesak semua pihak untuk segera mengambil tindakan.
“Saya berharap hari ini kita bisa menemukan solusi yang konkret untuk mengatasi masalah sampah ini. Jangan sampai masalah ini berlarut-larut,” tegas Misri.
Sementara itu, Kepala Desa Timbang Gading, Ridwan Hardi, membagikan pengalaman desanya dalam mengelola sampah. Ia menyarankan agar Desa Sembalun Lawang dapat bekerja sama dengan tempat pembuangan akhir (TPA) Ijo Balit.
“Kami menyarankan agar Desa Sembalun dapat bekerja sama dengan TPA Ijo Balit. Dengan cara ini, masalah pengangkutan dan pembuangan sampah dapat teratasi,” ungkap Hardi.
Permasalahan sampah di Kecamatan Sembalun membutuhkan solusi komprehensif yang melibatkan seluruh pihak. Pemerintah desa, kecamatan, DLHK, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mencari solusi terbaik.
Beberapa solusi yang telah diajukan antara lain mencari lahan khusus untuk pembuangan sampah, bekerja sama dengan TPA Ijo Balit, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah.
Selain itu, tokoh masyarakat, Mertawi menambahkan untuk mengajak semua pihak untuk berpikir secara komprehensif dalam mencari solusi.
"Kita harus berpikir kawasannya tidak hanya kita berpikir menyelesaikan masalah selalu lawan saja atau Sembalun saja atau Timba Gading saja. Sembalun ini ibarat satu mangkok kecil sedikit ternoda saja maka semuanya akan ikut kena imbasnya," ujar Mertawi.
oleh karena itu dari perkembangan pembicaraan tadi banyak alternatif yang sudah ditawarkan, ia mengajak semua untuk memandang permasalahan ini secara utuh. Pendekatannya adalah pendekatan kawasan.
"Mari kita duduk barang memecahkan masalah ini dan mencari solusinya, lepaskan ego masing-masing," ujarnya.
Lebih lanjut Mertawi menyarankan agar masyarakat ikut terlibat aktif dalam pengelolaan sampah.
"Perlu adanya kerja sama yang baik antara pemerintah desa, masyarakat, dan pemerintah daerah untuk mengatasi masalah ini. Selain itu, diperlukan juga kesadaran dari masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan," pungkasnya.
Permasalahan sampah di Sembalun Lawang masih menjadi tantangan yang kompleks. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, namun solusi yang komprehensif belum ditemukan.