Misteri Hilangnya Pendaki di Gunung Rinjani, Tim SAR Terus Berjibaku

Rosyidin
Senin, Oktober 07, 2024 | 15.40 WIB Last Updated 2024-10-07T07:40:22Z
Tim gabungan SAR tengah berupaya pencarian korban seorang remaja asal Jakarta jatuh di Gunung Rinjani. (Foto: Istimewa/MP).

Sembalun, mandalikapost.com – Duka mendalam menyelimuti keluarga Kaifat Rafi Mubarok, remaja asal Jakarta yang dilaporkan hilang saat melakukan pendakian di Gunung Rinjani. Hingga hari ketujuh, upaya pencarian yang dilakukan oleh tim gabungan SAR, Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), dan kepolisian belum membuahkan hasil.


Medan yang terjal, cuaca ekstrem, dan titik lokasi yang belum pasti menjadi tantangan besar dalam operasi pencarian ini.


“Kami telah melakukan pencarian secara intensif, termasuk menuruni tebing sedalam 500 meter,” ungkap Yarman, Kepala Balai TNGR, saat dikonfirmasi. Senin (7/10).


Untuk mempersempit area pencarian, teman korban yang berhasil selamat telah dibawa ke lokasi kejadian. “Kami berharap dengan cara ini, tim SAR dapat lebih terfokus dalam melakukan pencarian,” tambah Yarman.


Teknologi drone turut dikerahkan untuk memantau area-area yang sulit dijangkau. “Dengan menggunakan drone, kami dapat mengidentifikasi area-area potensial yang belum terjamah,” jelasnya.


Santo, ayah Kaifat, tampak terpukul dengan kejadian ini. Ia datang langsung dari Jakarta untuk memberikan dukungan moril kepada tim SAR.


“Saya berharap, anak saya bisa segera ditemukan,” ucapnya dengan nada sedih, saat ditemui di Sembalun.


Santo juga menyampaikan sejumlah masukan terkait upaya pencarian dan pencegahan kejadian serupa di masa mendatang.


“Saya berharap ke depannya, pihak pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani dapat lebih memperhatikan titik-titik rawan kecelakaan dan menambah rambu-rambu peringatan,” katanya.


Kasus hilangnya pendaki di Gunung Rinjani ini bukan yang pertama kali terjadi. Beberapa pihak mengaitkan kejadian ini dengan pengalaman serupa yang pernah terjadi sebelumnya, seperti kasus Siti Maryam pada 3 Juli 2017 silam.


Kepercayaan akan kekuatan mistis dan tanda-tanda alam juga menjadi topik pembicaraan di kalangan masyarakat setempat.


Namun demikian, tim SAR tetap berpegang pada data dan fakta yang ada dalam melakukan pencarian. “Kami berharap dengan kerja sama yang baik, korban segera ditemukan,” tegas Yarman.


Kejadian ini menyoroti pentingnya keselamatan pendaki, terutama bagi mereka yang masih di bawah umur. Kaifat sendiri diketahui bukan pendaki pemula.


“Jangan sampai ada lagi kejadian serupa. Anak-anak harus diajarkan pentingnya keselamatan dan mengikuti semua tata tertib yang ada,” tegas Santo.


Kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak terkait pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan dan keselamatan pendaki di Taman Nasional Gunung Rinjani.


Perlu adanya perbaikan dalam hal komunikasi, penambahan posko SAR, dan peningkatan kualitas pendidikan bagi para pendaki.


Hingga berita ini diturunkan, misteri hilangnya Kaifat Rafi Mubarok masih belum terpecahkan. Upaya pencarian terus dilakukan dengan harapan dapat segera menemukan korban dan memberikan ketenangan bagi keluarga.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Misteri Hilangnya Pendaki di Gunung Rinjani, Tim SAR Terus Berjibaku

Trending Now