Seni: Para pelukis saat mengabadikan karya lukisnya dalam event seni rupa "Pelangi Warna dari Timur ke-3 di Sembalun. (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Komunitas Seni Waktu kembali sukses menggelar acara tahunan mereka, Pelangi Warna dari Timur (PWdT) ke-3. Kali ini, event seni rupa yang telah menjadi agenda rutin para pelukis di Lombok Timur tersebut digelar di kaki Gunung Rinjani, tepatnya di desa Sembalun, pada Minggu (27/10).
PWdT yang kali ini mengusung tema keindahan alam Sembalun berhasil menyatukan para seniman dari berbagai komunitas.
Selain komunitas Seni Waktu sebagai inisiator, sejumlah komunitas pelukis seperti Dame Canvas, Sanggar Lukis Arus Ide, Serunih Gallery, Sanggar Naluri dan Anine, serta komunitas penulis Komunitas Kompasianer Lombok (KOLOM) turut berpartisipasi.
"PWdT bukan hanya sekadar ajang berkumpul para pelukis, tapi juga menjadi wadah untuk berbagi dan berdonasi," ujar Riardi Kencana perwakilan komunitas Seni Waktu, saat ditemui di lokasi acara, Selasa (29/10) kemarin.
Donasi yang terkumpul dari kegiatan ini akan disalurkan untuk anak-anak yatim piatu dan kegiatan Fun Coloring bagi anak-anak TK atau sekolah dasar di sekitar lokasi acara.
Selain itu, PWdT juga menjadi ajang untuk berbagi ilmu dan keterampilan melukis secara langsung kepada masyarakat.
"Kami ingin seni itu bisa dinikmati oleh semua kalangan, termasuk anak-anak. Melalui Fun Coloring, kami berharap bisa menumbuhkan minat mereka terhadap seni lukis," imbuhnya.
Salah satu keunikan PWdT adalah konsep Live Painting dan Live Instagram. Kegiatan melukis langsung oleh para seniman ditampilkan secara langsung melalui akun Instagram resmi KOLOM.
Hal ini memungkinkan masyarakat luas untuk menyaksikan proses kreatif para seniman dan ikut merasakan atmosfer kesenian yang meriah.
Edwin Farid, founder dari Luxsy Art, salah satu narasumber dalam Live IG PWdT Sembalun, mengungkapkan antusiasmenya terhadap acara ini.
"PWdT adalah inisiatif yang sangat bagus untuk mempromosikan seni rupa di Lombok. Selain itu, kolaborasi dengan marketplace seperti Luxsy Art juga sangat membantu para seniman untuk memasarkan karya mereka," ujarnya.
PWdT juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk tim medis dari dr. Jayeng S. Fitri yang memberikan pelayanan cek kesehatan gratis bagi peserta dan masyarakat sekitar.
Hal ini menunjukkan bahwa PWdT tidak hanya fokus pada aspek seni, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan kesehatan.
"Kami sangat senang bisa berpartisipasi dalam acara ini. Kesehatan adalah hal yang sangat penting, dan kami ingin berkontribusi untuk masyarakat Sembalun," kata dr. Jayeng S. Fitri.
Riardi berharap PWdT dapat terus berlanjut dan semakin berkembang di masa mendatang.
"Kami ingin PWdT menjadi event tahunan yang dinantikan oleh para seniman dan masyarakat Lombok. Selain itu, kami juga ingin PWdT dapat memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat, khususnya di bidang seni dan budaya," pungkasnya.