Representatif Plan Indonesia di NTB, Sabaruddin. (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOST.com - Yayasan Plan Internasional Indonesia (Plan Indonesia) terus berkomitmen meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pada tahun 2024 ini, mereka fokus pada tiga program utama, yakni pencegahan perkawinan anak, pencegahan stunting melalui peningkatan kapasitas kader dan PKB/PLKB, dan yang paling menonjol adalah mendorong peningkatan akses sanitasi dengan penekanan pada perubahan perilaku higienis.
Sabaruddin, Representatif Plan Indonesia di NTB, menjelaskan bahwa dalam program sanitasi, pihaknya lebih mengutamakan perubahan perilaku masyarakat daripada membangun fasilitas fisik.
"Kami fokus mensosialisasikan pentingnya hidup higienis, seperti mencuci tangan dengan sabun, tidak buang air besar sembarangan, dan mengonsumsi air bersih yang sudah diolah," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (25/10/2024).
"Selain itu, kami juga mendorong pengelolaan sampah dan air limbah rumah tangga yang baik," tambah Sabaruddin yang juga menjabat sebagai PARENTS Project Manager Plan Indonesia.
Berkat upaya yang konsisten sejak tahun 2016, Plan Indonesia bisa berkontribusi membawa NTB meraih prestasi sebagai provinsi yang telah melaksanakan 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Prestasi ini adalah kerja keras semua pihak, pemerintah dan non pemerintah, hasil dari sosialisasi dan edukasi yang intensif kepada masyarakat mengenai pentingnya sanitasi yang baik. Terdapat 3 strategi besar dalam pencapaiannya, yaitu: meningkatkan kebutuhan sanitasi, meningkatkan ketersediaan sanitasi, dan adanya kebijakan dan penganggaran pemerintah yang mendukung.
"Pada tahun 2024 ini, kami tetap menggencarkan program sanitasi aman, yaitu dengan mendorong dan advokasi pemerintah untuk merealisasikan pembangunan Instalasi Pengelolahan Lumpur Tinja (IPLT) di setiap daerah. Program ini juga merpakan program utama POKJA PPAS (Pemukiman, Perumahan, Air Bersih dan Sanitasi) Provinsi NTB" ungkap Sabaruddin.
Namun, Sabaruddin mengakui bahwa masih ada tantangan yang harus dihadapi, yaitu kurangnya fasilitas IPLT di NTB. Salah satu kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Plan Indonesia adalah membentuk Forum Penyedot Tinja dan memberikan pelatihan kepada para anggotanya. Sejauh ini forum tersebut sudah dibentuk di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Tengah.
"Sayang sekali jika tinja yang disedot dibuang ke sungai, sama saja dengan membuang BAB sembarangan," ujarnya.
Oleh karena itu, Plan Indonesia mendorong dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan advokasi melalui POKJA PPAS untuk menyusun kebijakan sanitasi aman, yang salah satunya adalah pembangunan IPLT di masing-masing kabupaten.
"Kami berharap dengan adanya IPLT, limbah tinja dari rumah tangga dapat dikelola dengan baik dan tidak mencemari lingkungan," tambah Sabaruddin.
Sabaruddin menegaskan bahwa upaya peningkatan sanitasi di NTB tidak dilakukan sendiri oleh Plan Indonesia. Mereka bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, dan organisasi non-pemerintah lainnya, termasuk ada pelibatan teman2 dari organisasi penyandang disabilitas, yang ikut mendorong agar para penyandang disabilitas dapat akses ke sanitasi dan air bersih yang sama dengan yang normal.
"Sinergi ini sangat penting untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mewujudkan masyarakat NTB yang sehat dan sejahtera," pungkasnya.
Dengan adanya program sanitasi yang komprehensif ini, diharapkan kualitas hidup masyarakat NTB dapat terus meningkat dan lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat.