JKN: Kepala cabang BPJS Selong, Elly Widiani, (Foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Masalah tunggakan iuran BPJS kembali menjadi sorotan di Lombok Timur. Pasalnya, jumlah peserta BPJS Kesehatan di Lombok Timur yang tidak aktif mencapai angka yang cukup mengkhawatirkan.
Berdasarkan data terbaru dari Kepala BPJS Kesehatan Cabang Selong, Elly Widiani, sebanyak 53.092 jiwa peserta mandiri menunggak pembayaran iuran. Hal ini akan terancam tidak aktif, baik dari segmen mandiri maupun penerima bantuan iuran (PBI).
“Dari 53 ribu lebih peserta yang tidak aktif ini, sebagian besar dari peserta mandiri kelas III, dengan jumlah 44 ribu peserta. Ini disebabkan karena banyaknya tunggakan,” terang Elly, saat dikonfirmasi Rabu (6/11).
Kondisi ini menempatkan Lombok Timur sebagai kabupaten dengan tunggakan BPJS Kesehatan tertinggi di wilayah Bali-Nusra. Total tunggakan mencapai Rp37 miliar lebih, sebuah angka yang cukup besar dan menjadi beban bagi program jaminan kesehatan nasional (JKN).
Tingginya angka tunggakan ini menjadi tantangan besar bagi BPJS Kesehatan Cabang Selong. Elly menjelaskan, dari 1.426.856 jumlah penduduk Lombok Timur sebanyak 1.411.556 jiwa telah menjadi peserta BPJS kesehatan dengan tingkat keaktifan mencapai 1.066.861 atau sekitar 74,72 persen.
“Tingginya angka tunggakan iuran BPJS Kesehatan di segmen peserta mandiri. Baik kelas I, kelas II dan kelas III ini menjadi tantangan besar bagi kami,” ucapnya.
Untuk mengatasi masalah ini, lanjutnya BPJS Kesehatan mendorong masyarakat agar lebih aktif membayar iuran dan memanfaatkan program rencana pembayaran bertahap (REHAB) yang telah disediakan.
Selain itu, peserta juga diimbau untuk selalu mengecek status kepesertaannya melalui aplikasi mobile JKN.
“Harapannya nanti kita bisa lebih masif menyampaikan kepada masyarakat untuk bisa segera membuat dirinya menjadi peserta JKN aktif. Jangan mengurus saat sedang sakit, tetapi usahakan aktifkan kepesertaan sebelum sakit,” ujar Elly.
Selain mendorong masyarakat untuk aktif menjadi peserta, BPJS Kesehatan juga terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. Elly menekankan bahwa semua fasilitas kesehatan (faskes) yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan harus memberikan pelayanan yang prima kepada peserta.
“Pelayanan cukup menggunakan KTP, tidak ada biaya tambahan dan pelayanan juga harus ramah dan senyum,” tegas Elly.
Meskipun menghadapi tantangan yang cukup besar, BPJS Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur tetap optimis.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara kedua pihak, diharapkan masalah tunggakan BPJS Kesehatan dapat teratasi dan cakupan jaminan kesehatan nasional di Lombok Timur dapat semakin meningkat.
PJ Bupati Lotim, H. M. Juaini Taofik, juga turut menyoroti pentingnya keaktifan peserta BPJS Kesehatan. Menurutnya, dengan menjadi peserta aktif, masyarakat dapat lebih mudah mengakses layanan kesehatan yang berkualitas.
“Kami berharap penguatan komitmen ini mempermudah masyarakat mengakses layanan kesehatan. Sehingga kualitas hidup masyarakat Lotim terus meningkat dari waktu ke waktu,” ungkap Juaini.