Karhutla: Tim gabungan dari BTNGR saat melakukan pemadaman dan menyisir api di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Kebakaran hutan kembali melanda kawasan Gunung Rinjani, dengan peristiwa terjadi pada Rabu (13/11) lalu di area Batu Ceper, Resort Senaru. Luas area yang terbakar diperkirakan mencapai sekitar 100 hektar.
Yarman , Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Mataram mengungkapkan, Berdasarkan hasil monitoring hotspot, pihaknya mendeteksi adanya titik api pada Rabu pagi. Kebakaran ini mengakibatkan jalur pendakian Senaru ditutup sementara mulai Kamis (14/11) untuk mencegah meluasnya kebakaran dan menjaga keselamatan para pendaki.
"Kami mengimbau kepada seluruh pendaki dan tracking organizer untuk sementara waktu menghindari jalur pendakian Senaru dan mengalihkan pendakian melalui pintu masuk Torean atau Sembalun," katanya.
Tim gabungan dari BTNGR, TNI, Polri, Manggala Agni, dan masyarakat setempat telah dikerahkan untuk melakukan pemadaman dan pendinginan. Namun, Yarman mengakui bahwa upaya tersebut terkendala oleh kondisi medan yang sulit.
"Tim kami telah bekerja keras untuk memadamkan api. Namun, kondisi medan yang terjal dan cuaca yang cukup ekstrem menjadi tantangan tersendiri," jelasnya.
Penyelidikan lebih lanjut mengenai penyebab kebakaran masih dilakukan oleh pihak BTNGR. L. Santawana, SH, salah satu petugas BTNGR, menduga bahwa kebakaran ini disebabkan oleh faktor manusia.
"Kami menduga kebakaran ini disebabkan oleh human error. Bisa saja berasal dari puntung rokok yang tidak dimatikan dengan benar atau api unggun yang tidak padam sempurna," ungkap Yarman, menimpali.
Kebakaran hutan di Gunung Rinjani membawa dampak buruk bagi ekosistem dan sektor pariwisata. Yarman menambahkan, Kebakaran ini sangat merugikan. Selain merusak hutan, juga berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata.
BTNGR pun mengimbau masyarakat dan pendaki untuk selalu waspada terhadap potensi kebakaran hutan.
"Kami meminta kepada seluruh pengunjung untuk selalu mematuhi aturan yang berlaku di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Jangan membuang sampah sembarangan, jangan menyalakan api unggun di sembarang tempat, dan selalu membawa perlengkapan pemadam api pribadi," pungkas Yarman.
Untuk diketahui, progres penanggulangan kebakaran hutan (Karhutla) di Resort Senaru. Menurut informasi terbaru dari BTNGR, kebakaran yang terjadi pada Rabu, 13 November 2024, telah dinyatakan padam per hari Kamis, 14 November 2024.
"Api yang menjalar ke arah lokasi Cemara Lima telah berhasil dikendalikan sepenuhnya," kata Yarman, dalam rilis diterima media ini. Jumat (15/11).
Tim gabungan melanjutkan upaya pemadaman dengan menyisir areal bekas kebakaran pada hari Jumat, 15 November 2024, untuk memastikan semua titik api benar-benar padam.
"Kami melakukan mopping up untuk memastikan api sudah padam secara menyeluruh sekaligus menghitung luasan area terbakar dengan luas sekitar 92 hektar," jelas Yarman.
Dengan situasi yang sudah normal,lanjut Yarman BTNGR mengumumkan bahwa aktivitas jalur wisata pendakian Senaru dibuka kembali terhitung hari Sabtu, 16 November 2024. Pihak BTNGR juga menyediakan informasi lebih lanjut mengenai kondisi kawasan dan proses pemadaman kebakaran melalui kontak resmi mereka.
"Apabila membutuhkan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi kami melalui kontak resmi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani," tutup Yarman.
Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai perkembangan situasi kebakaran hutan di Gunung Rinjani, dapat menghubungi BTNGR melalui email tn.rinjani@gmail.com atau call center +62811283939.