Ilustrasi: Cabai rawit baru di panen. (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOST.com - Harga cabai di Lombok Timur diprediksi akan mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa bulan ke depan. Penurunan produksi akibat musim kemarau menjadi penyebab utama lonjakan harga tersebut.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Lotim, H Badarudin, mengungkapkan bahwa penanaman tanaman hortikultura, terutama cabai, sangat terbatas pada musim kemarau ini.
"Penanaman cabai di beberapa wilayah masih aman, namun secara umum mengalami penurunan drastis karena kurangnya pasokan air," ujarnya, saat dikonfirmasi belum lama ini.
Badarudin menjelaskan, sebelumnya petani sering menanam berbagai jenis tanaman hortikultura secara bersamaan, sehingga menyebabkan harga sempat anjlok. Namun, seiring dengan berkurangnya produksi, harga mulai merangkak naik.
"Cabai sering menjadi penyebab inflasi, terutama jika stok terbatas," tegasnya.
Lebih lanjut, Badarudin mengungkapkan kekhawatiran akan terjadinya kelangkaan cabai akibat semakin sedikitnya petani yang menanam komoditas tersebut.
Untuk mengantisipasi hal ini, pihaknya mendorong petani untuk menanam cabai secara bersama-sama agar pasokan tetap stabil.
"Dengan menanam secara bersama, kami berharap dapat mencegah kelangkaan dan lonjakan harga yang lebih drastis di pasar," imbuhnya.
Senada dengan pernyataan Badarudin, Hana Syakira, seorang pedagang di Pasar Terminal Pancor, juga mengamati kenaikan harga cabai.
"Cabai kecil yang sebelumnya Rp 25.000 per kilogram, sekarang sudah Rp 35.000," ujarnya.
Kenaikan harga cabai ini tentu saja berdampak pada masyarakat, terutama ibu rumah tangga. Mereka harus mengeluarkan biaya lebih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini, misalnya dengan memberikan bantuan kepada petani atau mencari alternatif sumber pasokan cabai.