Humaira: Penyerahan sertifikat oleh Kepala Dinas Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti kepada owner PT Fatih Craft Lombok, H. Supriadi. (Foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Kepala Dinas Perdagangan Nusa Tenggara Barat (NTB), Baiq Nelly Yuniarti, AP., M.Si, menyambut positif wacana pengembangan budidaya ketak dan rotan di Desa Pajangan, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah.
Wacana ini diinisiasi oleh calon Kepala Desa Pajangan, H. Supriadi, yang ingin menjadikan desanya sebagai pusat penghasil bahan baku ketak dan rotan, tidak hanya untuk kebutuhan lokal NTB tetapi juga untuk daerah lain di Indonesia.
Dalam kunjungannya ke salah satu rumah produksi kerajinan ketak di Desa Pajangan pada Rabu (4/12), Baiq Nelly mengapresiasi inisiatif tersebut. Menurutnya, langkah ini sangat penting untuk menjawab tantangan sulitnya mendapatkan bahan mentah ketak, yang selama ini menjadi kendala bagi para pengrajin.
“Ini tantangan kita bersama karena ketak ini tidak mudah tumbuh. Kami sudah berdiskusi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk mencari solusi melalui budidaya. Desa Pajangan punya potensi besar sebagai ekosistem ketak dan rotan, dan kami sangat mendukung pemerintah desa untuk memulai budidaya di sini,” ujar Nelly.
Ia menambahkan bahwa Desa Pajangan memiliki kondisi geografis yang cocok untuk budidaya tanaman ini. Selain memiliki lahan pertanian yang subur, wilayah ini dinilai memenuhi kriteria ketinggian tertentu yang ideal untuk pertumbuhan ketak.
“Desa ini memang sangat potensial. Kalau budidaya ketak berjalan dengan baik, Desa Pajangan bisa menjadi pusat bahan baku, tidak hanya untuk NTB tetapi juga untuk daerah lain. Bahkan, budidaya ini bisa dikembangkan menjadi agrowisata yang menarik,” lanjutnya.
Menurut Baiq Nelly, upaya budidaya ketak membutuhkan kolaborasi berbagai pihak, termasuk Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian, untuk memastikan keberlanjutannya.
“Kami butuh kerja sama lintas sektor. Dari sisi perdagangan, kami memikirkan kebutuhan bahan baku, dan budidaya ketak ini bisa menjadi salah satu solusi,” ucapnya.
Di tempat yang sama, H. Supriadi mengungkapkan keinginannya untuk membawa Desa Pajangan menjadi desa maju melalui pengembangan sektor pertanian dan kerajinan ketak. Ia juga menyoroti pentingnya membina para pengrajin yang jumlahnya mencapai lebih dari 1.500 orang.
“Bayangkan saja, kita punya 1.500 lebih pengrajin ketak di sini. Mereka harus dibina dan disejahterakan. Caranya adalah dengan terus melakukan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan pihak terkait lainnya,” ungkap Supriadi.
Ia juga optimis dengan potensi Desa Pajangan sebagai pusat budidaya ketak. Menurutnya, jika dikelola dengan baik, budidaya ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat tetapi juga membuka potensi agrowisata yang dapat menarik wisatawan.
“Saya yakin Desa Pajangan bisa menjadi sentra budidaya ketak di Kopang. Banyak masyarakat di sini yang bekerja sebagai pengrajin, dan wilayah ini juga cocok untuk menanam ketak. Ini bisa menjadi potensi besar untuk meningkatkan perekonomian desa,” tegasnya.
Supriadi menambahkan bahwa beberapa bukit di Desa Pajangan sebelumnya ditumbuhi tanaman liar yang menjadi bahan dasar utama kerajinan ketak. Dengan membangkitkan kembali potensi tersebut, ia berharap Desa Pajangan dapat menjadi ikon baru NTB dalam hal kerajinan dan agrowisata.
“Kami yakin ini bisa membuka banyak potensi desa, termasuk keindahan alam yang mendukung agrowisata. Dengan dukungan dari semua pihak, Desa Pajangan bisa menjadi desa yang sejahtera dan mandiri,” pungkasnya.