PLT Sekdispar Lombok Timur, Muhir saat dikonfirmasi di ruangannya. (Foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Berbeda dengan daerah lain di NTB, perayaan Natal di Lombok Timur terasa lebih sederhana. Hal ini diakui oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekdis Pariwisata Lombok Timur, Muhir.
Menurut pria akrab disapa Guru Muhir, minimnya jumlah umat Kristiani dan terbatasnya tempat ibadah di daerah ini menjadi faktor utama mengapa perayaan Natal tidak semeriah di daerah lain.
“Masyarakat kita di lotim cuman sebagian kecil yang tidak beragama Islam, dan pusat peribadatan ummat kristiani hanya di dua tempat,” ujarnya, saat di temui diruang kerjanya. Selasa (24/12).
Meski perayaan Natal tidak terlalu menonjol, perayaan tahun baru tetap menjadi agenda tahunan di Lombok Timur
Beberapa objek wisata dan hotel di daerah ini biasanya mengadakan acara khusus untuk menyambut pergantian tahun.
"Ya mereka euforianya sama dengan hari libur biasanya, untuk hotel hanya penginapan dan untuk wisata yang ditawarkan keindahan alamnya saja," tegas guru Muhir.
Guru Muhir menegaskan bahwa tidak adanya perayaan Natal di Lombok Timur bukan berarti ada larangan. Ini lebih kepada kondisi sosial masyarakat yang mayoritas Muslim dan keterbatasan fasilitas keagamaan untuk umat Kristiani.
"Tapi perlu diingat, tidak ada bukan dalam artian kami melarang ya," ujarnya.
Dalam konteks pariwisata, Lombok Timur lebih mengandalkan keindahan alamnya untuk menarik wisatawan.
Perayaan-perayaan besar seperti Natal dan Tahun Baru pun lebih difokuskan pada kegiatan yang berhubungan dengan alam dan budaya lokal.
Kondisi di Lombok Timur ini mencerminkan semangat toleransi dan kerukunan antar umat beragama yang telah terjalin sejak lama. Meskipun perayaan keagamaan berbeda-beda, namun masyarakat hidup berdampingan dengan damai.