Siaga: Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lombok Timur, Lalu Muliadi. (Foto:Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Kabupaten Lombok Timur Lotim) kini memasuki status siaga darurat bencana hidrometeorologi. Kondisi ini menyusul cuaca ekstrem yang melanda daerah tersebut akibat peralihan musim dari La Nina ke El Nino.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur, sejak awal Desember hingga saat ini, telah terjadi 18 bencana alam dengan berbagai jenis.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Lombok Timur, Lalu Muliadi menjelaskan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi sejumlah wilayah yang rawan bencana.
“Ada tiga zona potensi bencana alam di Lombok Timur. Zona 1 rawan longsor, pohon tumbang, dan banjir bandang, Zona 2 rawan pohon tumbang dan banjir, serta Zona 3 rawan angin puting beliung, banjir rob, dan gelombang tinggi. Sementara angin kencang disertai hujan lebat dan petir itu berpotensi di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Timur,” terangnya, saat dikonfirmasi. Senin (9/12).
Usman, Pjs Sekban BPBD Lotim menambahkan, dari 18 bencana yang terjadi, sebagian besar didominasi oleh pohon tumbang yang tersebar di tujuh lokasi, banjir luapan dan rob di lima lokasi, serta longsor di empat lokasi.
“Angin puting beliung juga terjadi di beberapa titik, seperti di Gili Air Jerowaru dan Menanga Bari,” imbuh Usman.
Ancaman pohon tumbang menjadi salah satu perhatian utama BPBD Lombok Timur. Hal ini disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi dan kondisi tanah yang labil.
“Kita sudah melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pemangkasan pohon-pohon yang berpotensi tumbang, terutama di sepanjang jalan dan kawasan pemukiman,” ujarnya.
Selain itu, ancaman banjir juga terus mengintai, terutama di daerah-daerah rendah dan sepanjang aliran sungai. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan tidak membuang sampah sembarangan agar tidak menyumbat saluran air.
Menyikapi kondisi tersebut, BPBD Lombok Timur mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
“Kami meminta masyarakat untuk aktif bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar, terutama saluran air. Selain itu, hindari aktivitas di tempat-tempat yang berpotensi bahaya, seperti sungai, pantai, dan tebing,” kata Muliadi.
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur telah mengambil sejumlah langkah untuk mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi, antara lain:
* Peningkatan koordinasi antar instansi:
BPBD telah menjalin koordinasi dengan berbagai instansi terkait, seperti TNI, Polri, Dinas Sosial, Perkim dan Dinas PUPR untuk melakukan penanganan bencana secara terpadu.
* Pemangkasan pohon:
Tim gabungan telah melakukan pemangkasan pohon-pohon yang berpotensi tumbang di sejumlah lokasi.
* Sosialisasi kepada masyarakat:
Masyarakat terus diberikan sosialisasi mengenai upaya mitigasi bencana dan cara-cara evakuasi.
* Pemantauan cuaca:
BPBD terus memantau perkembangan cuaca melalui BMKG untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat.
Begitu juga BPBD selalu menyiagakan alat berat dari Dinas PUPR Lombok Timur, guna mengantisipasi bencana alam, seperti longsor, banjir bandang dan banjir. Supaya penanganan evakuasi material akibat bencana tersebut cepat di tangani dengan terukur dan terarah.
"Khusus dibeberapa titik rawan bencana kita standbykan alat berat. Seperti di wilayah Sembalun, pun juga kita standbykan 20 unit spitbood, sewaktu-waktu nanti dibutuhkan di wilayah selatan Lombok Timur. Dari Jerowaru hingga Labuhan Lombok (Kayangan)," kata Muliadi.
Muliadi berharap masyarakat dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam upaya mengurangi risiko bencana.
“Mari kita bersama-sama menjaga lingkungan dan selalu siap menghadapi segala kemungkinan,” pungkasnya.