Ahli Gizi Tegaskan Pentingnya Kualitas dan Gizi dalam Program Makan Gratis di Lombok Timur

Rosyidin S
Kamis, Januari 16, 2025 | 21.27 WIB Last Updated 2025-01-16T13:27:34Z
Siswa SMP sedang menikmati makanan bergizi gratis. (Foto: Rosyidin/MP).

MANDALIKAPOST.com – Dalam upaya memastikan keberhasilan program makan gizi gratis di sekolah-sekolah dan pondok pesantren di Lombok Timur, ahli gizi yang terlibat dalam unit pelayanan PMBG sangat memperhatikan kualitas bahan makanan yang digunakan. 


Menurut Linda Amelia, salah satu anggota tim ahli gizi yang bekerja di dapur kualitas bahan makanan merupakan hal yang utama dalam mendukung tercapainya tujuan program, yaitu pemenuhan gizi yang tepat bagi anak-anak.


"Setiap bahan makanan yang datang kami periksa dengan seksama untuk memastikan kualitasnya. Jika ada yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka kami akan kembalikan langsung ke suppliernya," ujar Linda Amelia, ahli gizi yang bertanggung jawab di unit pelayanan tersebut.


Linda menambahkan bahwa meskipun makanan yang disediakan tidak hanya sekadar enak, namun harus memenuhi standar gizi yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak di setiap sekolah dan pondok pesantren.


“Kami selalu memprioritaskan makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi. Proses pengolahan dan penambahan bahan lainnya juga sangat mempengaruhi kualitas gizi dari makanan tersebut," katanya.


Namun, ada beberapa kendala yang dihadapi dalam implementasi program ini. Salah satunya adalah adanya laporan dari siswa terkait makanan yang belum matang meskipun sudah disiapkan dalam jumlah yang banyak.


"Dari 3.275 porsi makanan yang disiapkan, ada dua porsi yang tidak matang. Kami masih mempertanyakan hal ini, apakah pengakuan siswa yang keliru atau ada kesalahan dalam proses pengolahan di dapur," jelasnya.


Untuk menangani masalah tersebut, pihaknya terus melakukan evaluasi dan penyempurnaan sistem.


"Kami terus mengevaluasi apakah masalah ini berasal dari dapur atau dari pihak lain. Kami sudah melakukan trial dan uji coba selama dua minggu untuk memastikan ketahanan makanan. Kami simpan sampel makanan selama 12 jam, dan hasilnya masih baik," katanya.


Makanan yang disediakan dalam program ini memang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, dan bukan sekadar untuk memenuhi selera makan mereka.


"Kami mengutamakan pemenuhan gizi, bukan rasa. Meskipun makanan sehat tidak selalu memiliki rasa yang enak, kami tetap memastikan makanan yang kami berikan memenuhi standar gizi yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak-anak," tambahnya.


Di dapur, lanjut Linda para pekerja juga bekerja dengan keras. Proses memasak dimulai sekitar pukul 01.00 dini hari, setelah persiapan bahan makanan dilakukan sejak malam sebelumnya.



Dia bertugas mengawasi kualitas bahan makanan dan memastikan setiap porsi makanan memiliki kandungan gizi yang baik.


"Saya mulai bekerja pada pukul 12 malam untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Setelah itu, mulai memasak sekitar pukul 01.00 dini hari," ujarnya.


Dalam program ini, selain makanan untuk anak-anak, pihak yayasan juga memperhatikan kebutuhan khusus, seperti untuk ibu hamil. Namun, hingga saat ini, mereka belum mulai menyediakan susu dalam program tersebut. 


"Susu belum kami sediakan sampai saat ini. Setiap porsi makanan berkisar antara Rp 8.000 hingga Rp 10.000, dengan menu yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi anak-anak di setiap sekolah dan pondok pesantren," kata ahli gizi tersebut.


Dengan semua langkah dan upaya ini, pihak yayasan berharap program makan gizi gratis ini dapat terus berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang maksimal bagi anak-anak di Lombok Timur, untuk memastikan mereka tumbuh sehat dan mendapatkan asupan gizi yang cukup.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ahli Gizi Tegaskan Pentingnya Kualitas dan Gizi dalam Program Makan Gratis di Lombok Timur

Trending Now