Peristiwa: Tanah longsor yang menutup jalur utama menuju obyek wisata Sarang Walet, menyebabkan kerusakan pada beberapa rumah warga di sekitarnya. (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Hujan lebat yang mengguyur Dusun Kembang Mekar, Desa Kembang Kuning, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, pada Rabu (8/1/25) lalu, mengakibatkan tanah longsor yang menutup jalur utama menuju obyek wisata Sarang Walet.
Peristiwa ini juga menyebabkan kerusakan pada beberapa rumah warga di sekitarnya. Tidak ada korban jiwa, namun kerugian material diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.
Menurut informasi yang di himpun dari berbagai sumber, Kepala Desa Kembang Kuning, Suherman, curah hujan yang sangat deras siang itu menyebabkan tanah di sekitar rumah warga amblas.
“Hujan yang sangat lebat dengan intensitas tinggi ini menyebabkan tanah di pinggir rumah warga ambruk dan longsor. Jalan menuju obyek wisata Sarang Walet tertutup material tanah yang menimbun,” ujar Suherman, dalam rilis diterima media ini.
Akibat longsor tersebut, beberapa rumah warga mengalami kerusakan yang cukup parah. Sahlan, seorang warga yang rumahnya terdampak, melaporkan bahwa pagar rumahnya ambruk sepanjang 13 meter, dengan kerugian mencapai sekitar Rp. 8 juta.
“Pagar rumah saya rusak parah, tanah longsor menimpa dinding rumah hingga merusak tembok pagar. Kerugian material sekitar 8 juta rupiah,” ungkap Sahlan.
Sementara itu, Marlina, warga lain yang rumahnya juga terkena dampak longsor, mengungkapkan bahwa pagar rumahnya mengalami kerusakan sepanjang 15 meter.
“Saya tidak menyangka longsor bisa sebesar ini. Pagar rumah saya rusak total, kerugian mencapai 15 juta rupiah,” tuturnya.
Di sisi lain, Suhirman yang juga mengalami kerusakan pada tembok rumahnya menyebutkan, tembok pagar rumahnya amblas sekitar 7 meter, dengan kerugian sekitar Rp. 7 juta.
“Kerusakan tembok cukup parah, sekitar 7 meter amblas, dan saya harus menanggung kerugian sekitar 7 juta rupiah,” katanya.
Sampai dengan saat ini, tim dari BPBD Kabupaten Lombok Timur, Dinas Sosial, dan kepolisian setempat telah melakukan pendataan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Kepala BNPB Lombok Timur, Junaidi, mengimbau warga yang rumahnya terdampak untuk sementara waktu mengungsi ke rumah keluarga mereka sambil menunggu relokasi dari pemerintah daerah.
“Kami telah mendata rumah yang terdampak longsor dan menghimbau warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Relokasi sedang dalam pembahasan dengan pemerintah setempat,” kata Junaidi.
Selain itu, pihak kepolisian juga telah melakukan langkah-langkah pengamanan, termasuk pengecekan lokasi, koordinasi dengan pemerintah setempat, serta memberikan himbauan kepada warga untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem.
“Kami sudah melakukan pengecekan di lokasi, berkoordinasi dengan pihak BNPB, Dinas Sosial, dan pihak terkait lainnya. Kami juga sudah memberikan himbauan kepada warga untuk mengantisipasi cuaca yang tidak menentu,” jelas Kapolsek Sikur, AKP Hendra.
Menurut analisis dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kejadian longsor ini disebabkan oleh struktur tanah yang labil dan kurangnya tanaman penahan tanah di sekitar pemukiman.
“Tanah di daerah tersebut memang sangat labil, apalagi setelah hujan lebat, ini memicu terjadinya longsor. Kami khawatir kejadian serupa bisa terulang jika tidak ada tindakan pencegahan,” ujar seorang petugas BPBD setempat.
Akibat longsor ini, jalur utama menuju obyek wisata Sarang Walet yang merupakan salah satu tujuan wisata populer di Lombok Timur terputus. Hal ini diperkirakan akan berdampak pada perekonomian warga, terutama yang bergantung pada sektor wisata.
“Jalur utama wisata tertutup, ini tentu akan berdampak pada ekonomi masyarakat yang mengandalkan kunjungan wisatawan,” kata Suherman, Kepala Desa Kembang Kuning.
Melihat potensi bahaya yang masih ada, pihak desa Kembang Kuning terus mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem dan menjaga kebersihan lingkungan.
“Kami akan terus memberikan himbauan agar warga lebih berhati-hati dan menjaga kebersihan saluran air serta menanam tanaman penahan tanah di sekitar rumah mereka,” ujar Suherman.
Pihak kecamatan dan desa juga mendorong peran aktif masyarakat serta Muspika Kecamatan Sikur untuk bekerja sama dalam memberikan sosialisasi dan tindakan preventif guna mengurangi risiko terjadinya bencana serupa di masa mendatang.
Selain itu, pemantauan dan perkembangan situasi akan terus dilakukan, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Dengan kondisi tanah yang masih labil dan potensi hujan yang tinggi, diharapkan masyarakat lebih waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang guna mengurangi potensi terjadinya bencana yang lebih besar.