Ilustrasi: foto Istimewa/MP |
MANDALIKAPOST.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur terus berupaya memastikan setiap anak mendapatkan hak atas pendidikan yang setara. Salah satu langkah konkritnya adalah dengan mengembangkan program layanan inklusi bagi siswa dengan disfungsional belajar, seperti disleksia, ADHD, atau dispraksia.
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Montong Betok menjadi contoh nyata komitmen ini. Sekolah tersebut telah menyediakan fasilitas khusus dan program pembelajaran yang disesuaikan untuk membantu siswa dengan kesulitan belajar.
"Kami menyediakan ruang belajar terbuka, kurikulum buku bermutu dari Kemendibudristek, dan guru-guru yang terlatih untuk memahami kebutuhan siswa dengan disfungsional belajar," ujar Amat S. Pd, Kepala SDN 3 Montong Betok.
Program inklusi di SDN 3 Montong Betok ini fokus pada peningkatan kemampuan membaca siswa. "Membaca adalah kunci untuk membuka pintu pengetahuan," tegas Amat.
Para siswa yang mengikuti program ini dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya, menggunakan pendekatan pembelajaran yang disebut Teaching at the Right Level (TaRL). Dengan pendekatan ini, setiap siswa diajarkan sesuai dengan kemampuannya.
"Kami melihat hasil yang sangat positif. Beberapa siswa sudah menunjukkan kemajuan yang signifikan," kata Amat.
Sebagai bukti, dua orang siswa kelas empat dan enam telah berhasil 'diwisudakan' setelah menunjukkan peningkatan kemampuan membaca yang signifikan.
Amat menekankan pentingnya pendidikan inklusif di sekolah reguler. "Dengan pendidikan inklusif, semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, dapat belajar bersama dan saling mendukung," ujarnya.
Ia berharap program serupa dapat diterapkan di seluruh sekolah di Lombok Timur. "Layanan inklusi ini harus menjadi bagian dari setiap sekolah," tegas Amat.