Umat hindu di wilayah lingsar, khususnya pura lingsar juga memiliki keunikannya dari wilayah lain. Dalam ritual keagamaannya, ada rangkaian ritual yang hanya dilaksanakan di pura lingsar dan tidak dilaksanakan pada pura lain. Perang topat merupakan proses ritual unik yang hanya ada pada pura lingsar yang kemudian, mendapatkan perhatian lebih dan menjadi pusat atraksi budaya yang terjadi di wilayah lingsar. Pemerintah daerah juga turut andil dalam penyelenggaraannya, karena dinilai dapat menaikkan perekonomian dari warga setempat.
Perang Topat merupakan festival budaya yang rutin dilaksanakan tiap tahun, lokasi perang topat adalah Pura Lingsar, kecamata lingsar, lombok barat, NTB. Perang topat kali ini dilaksanakan pada hari sabtu dan minggu tanggal 14 dan 15 desember 2024. Perang topat berlangsung bersamaan dengan upacara pujawali, apa bila tidak ada prosesi pujawali makan perang topat pun tidak ada. Prosesi ini tidak dapat dipisah-pisahkan. Setelah umat hindu menyelesaikan ngaturang bakti dan ngelungsur amertha, prosesi perang topat dimulai. Diawali dengan mengelilingi sarana persembahyangan, prosesi ini dilaksanakan di area pura kemaliq. Setelah selesai sarana persembahyangan yang telah di kelilingi itu ditaruh pada tempat yang telah disediakan di dalam kemaliq. Setelah itu ada prosesi yang dipimpin langsung oleh pemangku sasak.
Pura Kemaliq
Perayaan perang topat dimulai ketika sore hari, dimana umat hindu berada di sisi atas dan umat islam berada dibawah. Prosesinya merupakan perang saling lempar ketupat, sama halnya seperti perang yang selazimnya. Ketupat atau topat digunakan sebagai senjata atau alat yang dilempar, sebagai gambaran bentuk syukur terhadap rejeki yang berlimpah.
Sebagai sebuah festival budaya, perang topat memiliki beberapa keunikan pada penyelenggaraannya. Dimulai dari depan gerbang pura, para wisatawan di perlihatkan kesan meriah pada perayaannya. Stand UMKM menghiasi sepanjang jalan menuju lokasi perang topat, kemudian sampai pada area perayaan wisatawan disambut oleh musik gamelan dengan nuansa hindu yang pekat.
Kemudian disajikan ritual adat yang dapat dilihat dan di tonton oleh wisatawan yang ada, musik gamelan bersanding dengan iringan gendang beleq yang mengiringi sesajen yang diiring sehingga terkesan seperti pasukan yang ingin pergi berperang.
Selain perang topat sebagai bentuk tradisi yang dilaksanakan secara sakral dan memiliki kesinambungan dengan ritual adat umat hindu. Festival perang topat juga menghadirkan bentuk seni pertunjukan tersendiri diatas panggung yang telah disediakan, dimana prosesi perang topat dan rangkaiannya di sajikan dalam bentuk pertunjukan dengan tujuan menghibur wisatawan yang hadir. Wisatawan disuguhkan panggung hiburan yang memberikan gambaran tentang ritual perang topat itu sendiri. Hiburan yang disesuaikan dengan tradisi yang ada sudah dikemas dengan sedemikian rupa agar dapat disajikan untuk menjadi sebuah seni pertunjukan yang menghibur.
Pada perayaan festival perang topat ini, pihak keamanan pun dilibatkan dalam pelaksanaannya. Antusias warga dan wisatawan sangat besar sehingga menyebabkan keamanan, baik dari pecalang maupun TNI/POLRI ikut mengamankan. Dalam prosesinya perang topat tidak hanya melemparkan topat, tapi juga ada oknum yang melemparkan batu di sela-sela keramaian yang ditakutkan menyebabkan terjadinya ricuh dalam kegiatannya.
Pada festival perang topat ini, sangat disayangkan minimnya penjelasan bagai wisatawan akan urutan ritual yang ada. sehingga wisatawan terkesan bingung akan menyaksikan prosesi adat yang mana, sebab prosesi adat dan pertunjukan seni berlangsung secara bersamaan. Selain dari pada itu, tenen-tenen dari UMKM yang ada pun berserakan dan terkesan tidak tertata dengan rapi. Ada kesan sedikit kumuh sebab letak tenen UMKM yang sembarangan. Selain itu penulis merasa sedikit miris, sebab festival dilaksanakan dalam lokasi yang menjadi tempat peribadahan namun wisatawan tidak dapat menjaga kebersihan yang ada.
Harapan penulis, pemerintah dapat berperan lebih aktif agar perayaan festival perang topat dapat dikemas lebih baik. Sama halnya untuk urutan prosesi yang dapat di saksikan pleh wisatawan, sehingga wisatawan dapat lebih mudah dalam memahami dalam mengikuti jalannya festival perang topat ini. Tidak lupa titik-titik pembuangan sampah diperbanyak sehingga kebersihan dapat terjaga dengan baik, dan menjadikan perang topat ini sebagai sebuah atraksi adat yang tetap menjaga kebersihannya.
Penulis: Lalu Guruh Virgiawan Dwi Kukuh