Acara Adat Nyelamet Dowong di Kelurahan Denggen: Menjaga Tradisi dan Mewujudkan Swasembada Pangan 2025

Rosyidin S
Senin, Februari 03, 2025 | 22.35 WIB Last Updated 2025-02-05T02:05:40Z
Budaya: Warga Lurah Denggen gelar ritual adat Nyelamet Dowong, (Foto: Rosyidin/MP).

MANDALIKAPOST.com - Sebuah acara adat yang penuh makna dan tradisi, Nyelamet Dowong, kembali digelar di Kelurahan Denggen, Kecamatan Selong, Lombok Timur. Dengan tema "Menjaga Tradisi Mewujudkan Swasembada Pangan 2025", acara ini tidak hanya mengangkat nilai-nilai budaya lokal, tetapi juga sejalan dengan upaya mewujudkan ketahanan pangan di tingkat desa. Senin (3/2).

Dalam sambutannya, Haji Lalu Selamat, salah pemuka Adat  Lurah Denggen, menjelaskan sejarah dan makna ritual Nyelamet Dowong yang sudah dilakukan turun-temurun.

"Nyelamet Dowong ini intinya adalah dzikir dan doa, yang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan seperti membersihkan makam pada hari Jumat, kemudian penyembelihan ayam pada hari Minggu, dan puncak acara dilaksanakan pada hari Senin dengan tujuan untuk membersihkan dan menjaga tanaman padi agar terhindar dari hama," ungkap Haji Lalu Selamat.

Menurutnya, ritual ini sudah dilakukan sejak zaman dahulu yang dilakukan oleh leluhur masyarakat Denggen sebagai bentuk keyakinan bahwa darah ayam dengan daun bambu yang telah dibasahi darah tersebut akan berfungsi mengusir hama di sawah.

“Darah ayam yang diletakkan di tengah sawah, menurut keyakinan leluhur, dapat mengusir hama karena baunya amis yang tidak disukai hama," jelasnya.

Tidak hanya itu, ritual ini juga mencakup penggunaan air dari mata air Mertasari yang dianggap suci untuk membersihkan hama yang telah berjatuhan.

"Mertasari artinya Air suci yang mengalir dari mata air, Mertasari ini digunakan untuk membuang hama yang sudah jatuh akibat darah ayam tadi," katanya.

Acara ini digelar setiap tahun dengan tujuan untuk memelihara tradisi sekaligus menjaga ketahanan pangan di Kelurahan Denggen.

"Ritual ini memang harus dilaksanakan pada saat tanaman padi sudah berumur satu bulan, dan itu menjadi tradisi yang tidak pernah terputus," lanjut Haji Lalu Selamat.

"Dan hari-hari ritualnya pun tidak boleh diganti, seperti pada hari ini (Senin-red). Kenapa tidak boleh diganti dengan hari lain, karena berkaitan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW yakni hari Senin," imbuhnya.

Haji Lalu Selamat berharap, acara adat Nyelawat Dowong ini bisa menjadi acara tahunan kalender budaya daerah Lombok Timur.   Supaya teradisi ini tetap terjaga dan dilestarikan oleh generasi masyarakat daerah setempat.

"Kami bersama Pak Lurah dan buk Camat akan mengusulkan acar adat ini di Pemkab Lombok Timur jadi event tahunan budaya daerah kita," katanya.
Budaya: Para tokoh masyarakat, tokoh adat dan para tamu undangan nampak mengikuti acara ritual adat Nyelamet Dowong penuh hidmat, (Foto: Rosyidin/MP).

Camat Selong, Baiq Widiana Astuti dalam sambutannya, menyampaikan pentingnya acara adat dan budaya ini dalam mendukung ketahanan pangan, tidak hanya di tingkat kelurahan, tetapi juga di tingkat kecamatan dan kabupaten.

"Acara adat ini sejalan dengan program ketahanan pangan yang menjadi fokus Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pembangunan dimulai dari desa, yang pada akhirnya akan mendukung ketahanan pangan di tingkat kabupaten dan nasional," ujar Camat Selong.

Baiq Widiana juga berharap, dengan doa dan ikhtiar bersama, hasil pertanian, khususnya padi, dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan beras yang berkualitas tinggi. 

"Semoga melalui doa dan ikhtiar yang kita lakukan dalam acara ini, padi yang kita tanam dapat tumbuh subur dan menghasilkan bulir yang banyak untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat," tambahnya.

Lebih lanjut, Baiq Widiana, juga mengusulkan agar acara adat ini bisa menjadi bagian dari kalender budaya Kabupaten Lombok Timur. 

"Harapan kami, acara ini bisa menjadi agenda tahunan yang tercatat dalam kalender budaya Kabupaten Lombok Timur, sebagai salah satu warisan budaya yang perlu dilestarikan," tutupnya.

Acara Nyelamet Dowong yang dihadiri oleh sejumlah pejabat, tokoh agama, tokoh adat, dan masyarakat setempat ini diharapkan dapat semakin memperkuat kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga tradisi sekaligus mewujudkan ketahanan pangan di Lombok Timur.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Acara Adat Nyelamet Dowong di Kelurahan Denggen: Menjaga Tradisi dan Mewujudkan Swasembada Pangan 2025

Trending Now