![]() |
Gedung SMK Shopwtul Khaer Desa Bilok Petung, Kecamatan Sembalun. (Foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com - Dunia pendidikan di Lombok Timur tercoreng dengan dugaan penggelapan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang dilakukan oleh oknum kepala sekolah SMK Swasta Shopwtul Khaer, jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW), Desa Bilok Petung, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, NTB.
Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Abdul Aziz S.Pd, oknum kepala sekolah berinisial SHJ diduga telah menyelewengkan dana BOS sejak tahun anggaran 2022 hingga 2025.
Jumlah dana yang diselewengkan mencapai sekitar 200 juta rupiah. Selain itu, dana PIP senilai 9 juta rupiah yang seharusnya diperuntukkan bagi 18 siswa tahun 2023 juga diduga ikut digelapkan.
"Dari awal sejak jadi kepala sekolah kenapa tidak respek kepada kami. Karena kami sering menanyakan pencairan dan peruntukan dana BOS," ungkap Abdul Aziz dengan nada kecewa saat ditemui, Senin (17/2) kemarin di Sembalun.
Lebih lanjut, Abdul Aziz juga mengungkapkan bahwa kepala sekolah diduga menggunakan dana BOS untuk kepentingan pribadi, seperti membeli mobil.
"Dana BOS tersebut digunakan untuk beli mobil dan keperluan pribadinya oleh kepala sekolah SMK tersebut," ujarnya.
Kepala sekolah juga diduga menarik pungutan yang tidak seharusnya dari siswa, seperti saat Ujian Kompetensi Kejuruan (UKK).
"UKK dari siswa juga diambil, coba masak ia," kata Abdul Aziz.
Dugaan penyelewengan ini juga menimbulkan kekecewaan di kalangan tokoh masyarakat. Bung Endro, seorang tokoh masyarakat setempat, merasa sangat kecewa dengan tindakan kepala sekolah. Ia menuntut agar kasus ini diusut tuntas.
"Semau-maunya menggaji para guru dan dititipkan," ketus Bung Endro dengan nada kecewa campu geram.
"Keinginan masyarakat harus diusut tuntas Kepala sekolah SKM ini," tegas bung Endro.
Bung Endro juga menyoroti ketidak transparansinya kepala sekolah dalam pengelolaan dana BOS.
"Dewan guru, tidak pernah diinfokan berapa dana BOS dan kapan keluarnya dana BOS. Dana BOS sekolah kami tidak tahu kemana arahnya," keluhnya.
Menurut Endro, jika masalah ini dibiarkan akan berdampak buruk terhadap keberlangsungan belajar mengajar di sekolah setempat. Sementara anak-anak ingin pindah ke sekolah lain, belum tentu ada sekolah yang mau menerimanya.
"Sangat kita sayangkan jika masalah ini dibiarkan, jangan kita koraban anak-anak. Semoga di atensi permasalahan sekolah kami oleh pemerintah dan pihak-pihak terkait, terutama aparat penegak hukum," pungkas Endro.
Untuk diketahui, jumlah siswa di SMK tersebut adalah 45 orang, dan sekolah menerima dana BOS sekitar 75 juta rupiah per tahun. Dengan adanya dugaan penyelewengan ini, masa depan pendidikan para siswa menjadi taruhannya.
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan di Lombok Timur. Masyarakat berharap pihak berwenang dapat segera bertindak dan mengusut tuntas kasus ini.
Hingga berita ini diturunkan, oknum kepala SMK tersebut tidak bisa dihubungi untuk dikonfirmasi terkait masalah ini. Menurut informasi yang dihimpun media ini, yang bersangkutan tidak ada dirumahnya karena kabur entah kemana dan tidak ada yang tau keberadaan saat ini.