Nusakambangan: Transformasi dari Pulau Penjara Menjadi Lumbung Pangan Nasional

Rosyidin S
Kamis, Februari 06, 2025 | 18.34 WIB Last Updated 2025-02-06T10:34:28Z

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto saat meninjau langsung proyek bersama mitra kolaborasi di Nusakambangan, (Foto: Istimewa/MP).

MAMNDALIKAPOST.com - Pulau Nusakambangan, yang selama ini dikenal sebagai tempat pengasingan dan hukuman dengan reputasi yang menakutkan, kini sedang mengalami transformasi besar. Di bawah kepemimpinan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto, pulau ini diharapkan menjadi percontohan pusat pelatihan pertanian, peternakan, perikanan terpadu, dan balai latihan kerja konveksi, serta pemanfaatan limbah PLTU untuk pembuatan bahan bangunan.


Semua kegiatan ini melibatkan warga binaan, memberikan mereka keterampilan baru dan harapan akan masa depan yang lebih baik.


"Kami telah menggandeng berbagai pihak, termasuk PT PLN dan BRI, untuk mewujudkan visi besar ini," ujar Agus saat meninjau langsung proyek tersebut bersama mitra kolaborasi di Pulau Nusakambangan, Rabu (5/2) kemarin.


Kunjungan ini menandai tonggak penting dalam upaya mengubah citra Nusakambangan dari pulau penjara menjadi pusat pemberdayaan dan ketahanan pangan.


Saat ini, sekitar 115 hektare lahan di Nusakambangan sedang dioptimalkan untuk pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Sektor pertanian dan perkebunan ditargetkan menjadi lumbung padi dan jagung dengan lahan seluas 72 hektare.


"Kami ingin mewujudkan konsep sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Di satu sisi, kami membina Warga Binaan dengan pelatihan dan pemberdayaan.


Di sisi lain, kami turut berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional sebagaimana ditekankan oleh Presiden Prabowo Subianto," tegas Agus.


Selain itu, 32 hektare lahan di tepi pantai belakang Lapas Pasir Putih akan dikembangkan sebagai tambak udang, termasuk budidaya udang vaname dan berbagai jenis ikan. Sementara itu, peternakan ditargetkan menghasilkan ribuan ayam petelur, ayam kampung, bebek, kambing, dan ratusan ekor sapi.


Proyek ini tidak hanya fokus pada produksi pangan, tetapi juga mencakup pembangunan pabrik pupuk serta Balai Latihan Kerja (BLK) bagi Warga Binaan.


"Ini adalah kesempatan bagi para warga binaan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan yang akan berguna setelah mereka bebas nanti," kata Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, yang turut hadir dalam acara tersebut.


Untuk mendukung proyek ini, PLN dan BRI ikut serta dalam pengembangan infrastruktur. Dalam rangkaian acara kunjungan, Menteri Imipas bersama para stakeholder melakukan penebaran benih ikan dan peletakan batu pertama pembangunan BLK.


Sekretaris PT PLN, Alois Wisnuhardana, dan Mashudi juga menandatangani kerja sama pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) untuk mendukung pembangunan infrastruktur di Nusakambangan.


Selain PLN dan BRI, berbagai perusahaan seperti PT Agro, PT 69, dan PT Wilmar Padi Indonesia turut berkolaborasi dalam mewujudkan Nusakambangan sebagai pusat pelatihan bagi para warga binaan

Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama untuk memberikan bekal keterampilan bagi narapidana, tabungan bagi mereka setelah menjalani hukuman, dan turut berkontribusi bagi program pembangunan nasional.


Dengan langkah besar ini, Nusakambangan bukan sekadar pulau dengan keberadaan 12 Lapas dan rutan tempat penghukuman dengan berbagai tingkatan risiko terlengkap, tetapi juga telah bertransformasi sebagai salah satu kekuatan penyokong program ketahanan pangan.


Transformasi ini memberikan harapan baru bagi para warga binaan dan menunjukkan bahwa perubahan positif adalah mungkin, bahkan di tempat yang paling tidak terduga.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Nusakambangan: Transformasi dari Pulau Penjara Menjadi Lumbung Pangan Nasional

Trending Now