TNGR Sosialisasikan Asuransi Jiwa Syariah dan Penerapan Zero Waste 2025: Perlindungan dan Keberlanjutan di Gunung Rinjani

Rosyidin S
Selasa, Februari 25, 2025 | 20.23 WIB Last Updated 2025-02-25T12:23:58Z
Kepal Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Yarman saat membuka sosialisasi asuransi syariah dan zeroo waste di Sembalun. (Foto: Rosyidin/MP).

MANDALIKAPOST.com – Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menggelar sosialisasi penting yang mencakup dua aspek krusial: perlindungan bagi pelaku wisata melalui asuransi jiwa syariah "Kita Bisa," dan keberlanjutan lingkungan dengan penerapan program "Rinjani Zero Waste 2025."

Acara yang berlangsung pada Selasa (25/2) di Sembalun ini dihadiri oleh kepala Balai Tamna Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) bersama jajarannya, perwakilan dari Asuransi Jiwa Syariah Kita Bisa,  ratusan pelaku usaha wisata, pemandu (guide), porter, penggiat lingkungan, dan masyarakat yang aktif di kawasan TNGR.

Asuransi Jiwa Syariah "Kita Bisa": Perlindungan bagi Pelaku Wisata

Kepala Balai TNGR Mataram, Yarman, menekankan pentingnya asuransi jiwa syariah, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi mengalami kecelakaan saat bertugas.

"Asuransi itu penting bagi kita, karena kebutuhan juga bagi kita. Apalagi ini kaitannya dengan fisik, siapa yang tahu kita kena musibah saat kita berada di lapangan menjalankan tugas. Terlebih saat hujan lebat badai dan bencana alam lainnya," ujarnya.

Selain sosialisasi asuransi, TNGR juga menekankan pentingnya penerapan program "Rinjani Zero Waste 2025" untuk mengurangi sampah plastik di kawasan TNGR.

Yarman menegaskan bahwa program ini adalah upaya bersama. "Hari ini kita akan membicarakan terkait sosialisasi asuransi, kedua adalah terkait penerapan pada zero waste di Taman Nasional Gunung Rinjani," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa program Zero Waste adalah program bersama, bukan hanya program dari Balai TNGR.

Heri Ardianto, perwakilan dari Asuransi Jiwa Syariah "Kita Bisa," menjelaskan bahwa program ini memberikan perlindungan bagi wisatawan dan pelaku wisata selama berada di kawasan TNGR.

"Setiap wisatawan berhak mendapatkan informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata. Kemudian asuransi tersebut itu Ada yang di gunung dan wisata alam dan pengunjung harus beli tiket.

Ketika pengunjung sudah beli tiket masuk di kawasan taman nasional non pendakian (wisata alam) maupun di TNGR hingga pengunjung keluar dari kawasan wajib dapat asuransi jika terjadi kecelakaan," terangnya.

Namun, Hamka Abdul Malik, Praktisi Zero Waste Gunung Rinjani sekaligus ketua asosiasi trekking organizer Lombok Timur, menyoroti kinerja asuransi yang selama ini belum maksimal.

"Kita dukung program ini, cuma kinerja asuransi yang sebelum-sebelumnya itu belum maksimal ya dan tidak memuaskan. Sedikit sekali tingkat kepuasan kita sebagai pelaku usaha wisata atau sebagai TO," ketusnya.

Ia menambahkan, "Yang harus diperbaiki itu manajemen pengelolaan asuransinya, mulai dari penyedia asuransi itu sendiri dan timnya yang di lapangan. Yang lebih tau kan orang lapangan," imbuhnya.

Penerapan "Rinjani Zero Waste 2025": Langkah Menuju Keberlanjutan

Hamka Abdul Malik mendukung penuh program ini dan menekankan pentingnya perubahan perilaku.

"Memang harus dibuat sebuah sistem yang didukung dengan kebijakan yang kuat supaya ini terlaksana terealisasi karena jargon Rinjani itu pendakian kelas dunia. Ini sudah lama digaungkan," katanya.

Ia juga menambahkan, "Dalam hal ini saya bicara mewakili teman-teman trekking organizer,   selain itu bukan hanya pelaku wisata tapi juga pengunjung. Baik yang membeli paket pendakian di TO maupun pengunjung yang tidak melalui TO. Harus program zeroo waste ini kita dukung bersama."

Harapan untuk Pariwisata Rinjani yang Lebih Baik

Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para pelaku wisata dan pengunjung TNGR dapat lebih memahami pentingnya perlindungan diri melalui asuransi dan menjaga kelestarian lingkungan dengan menerapkan prinsip zero waste.


"Harapannya pastilah semoga ini sukses dan terus pelayanan ditingkatkan Zero Waste juga akan semakin banyak yang mendukung dengan melaksanakan kaidah-kaidah Zero itu sendiri seperti tidak membawa sampah atau mengurangi dengan menyediakan alat-alat seperti Tupperware sebelum mendaki," pungkas Hamka.

Safarudin dari TO Senaru, Lombok Utara, menambahkan, para pengunjung yang akan berwisata di kawasan TNGR di tahun 2025 ini. Pengunjung harus memperlihatkan SOP pendakian di gunung Rinjani. 

"harapan saya untuk pengunjung yang akan datang ini, yang paling penting diperhatikan itu SOP pendakian. Karena itu jadi acuan kita bersama, supaya program-program dari TNGR itu bisa berjalan sesuai dengan harapan kita bersama," ujarnya.

Menurutnya, sebenarnya pengunjung udah sadar sendiri dengan aturan yang ada. Namun kadang dari pihak TNGR kurang maksimal melaksanakan aturan yang sudah di buat dan di sepakati bersama.

"Sebagus apapun program dan aturan yang kita buat, jika kita sendiri yang melnggar. Maka kami minta kepada pihak TNGR tegas menerapkan aturan yang ada, juga jangan pandang bulu jika TO atau siapapun dia yang berkunjung di Rinjani harus di tindak sesuai dengan regulasi yang ada," pungkasnya.

"Mari kita dukung bersama program zeroo waste ini, demi keberlangsungan ekosistem yanga da di dalam kawasan TNGR dan keberlangsungan usaha kita. Kita ingin nol sampah di Rinjani," sambung Safarudin.

Sosialisasi ini menjadi langkah penting dalam meningkatkan kesadaran akan perlindungan dan keberlanjutan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, dengan harapan dapat menciptakan pariwisata yang lebih baik, berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • TNGR Sosialisasikan Asuransi Jiwa Syariah dan Penerapan Zero Waste 2025: Perlindungan dan Keberlanjutan di Gunung Rinjani

Trending Now