![]() |
Ilustrasi: Tangkapan layar video penemuan belatung di menu MBG Lombok Timur. (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Program makanan bergizi gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat kembali menuai sorotan. Kali ini, siswa SDN 2 Sandubaya, Lombok Timur, dengan temuan belatung dalam menu yang disajikan pada Rabu kemarin (12/3). Kejadian ini bukan yang pertama kali, dan membuat pihak sekolah kecewa.
Peristiwa ini terungkap setelah seorang wali murid SDN 2 Sandubaya melaporkan temuan tersebut melalui grup WhatsApp sekolah pada Rabu kemarin. Bahwa laporan tersebut berupa video yang menunjukkan belatung dalam menu burger yang diterima siswa.
Kepala Sekolah SDN 2 Sandubaya, Fathurrahman, mengungkapkan kekecewaannya atas kejadian ini. Ia menduga adanya kelalaian dalam proses produksi dan distribusi makanan tersebut.
"Kami menerima laporan wali murid melalui WhatsApp grup sekolah berupa video yang dikirim oleh salah seorang wali murid, terkait penemuan adanya belatung di menu MBG yang diterima, kebetulan kan kalau Bulan Ramadan makanannya dibawa pulang oleh siswa," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (13/3).
Insiden ini terjadi saat siswa hendak menyantap burger tersebut untuk berbuka puasa.
"Penemuan belatung ini ketika hendak dipakai untuk berbuka puasa oleh siswa kami, kebetulan menunya kemarin itu burger, hanya 1 menu yang kami terima ini laporannya," tambah Fathurrahman.
Lebih lanjut, Fathurrahman mengungkapkan bahwa ini bukan kali pertama pihaknya menerima keluhan terkait kualitas menu MBG. Sebelumnya, ditemukan menu pizza yang sudah berjamur.
"Sebelumnya juga ada kita temukan menu MBG yang berjamur, kalau kemarin itu Pizza menu MBG nya, namun itu kita amankan untuk nanti kita sampaikan ke pihak penyedia," ungkapnya.
Menanggapi temuan ini, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dea Syifa Sandubaya, Muhammad Junaidi, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan konfirmasi ke pihak sekolah.
"Kami langsung tadi pagi datang ke pihak sekolah untuk konfirmasi kebenaran dan menanyakan siswa yang mana, dan wali muridnya siapa, untuk kami menanyakan apakah benar itu makananya dari kami atau tidak," jelasnya saat dikonfirmasi di tempat kerjanya.
Junaidi menegaskan bahwa menu makanan yang disediakan disimpan dalam kondisi steril dan suhu dingin agar tahan hingga tiga hari.
"Ini sampelnya makanan yang kami berikan, bisa bertahan sampai tiga hari, sementara yang kemarin itu langsung kami salurkan ke sekolah-sekolah," ujarnya sambil menunjukkan sampel burger.
Pihak SPPG terbuka terhadap keluhan dan siap mengganti menu yang tidak sesuai.
"Dari kejadian ini kami menerima ini sebagai evaluasi dan masukan buat kami, sehingga nanti jika ada yang tidak sesuai yang diterima wali murid silahkan disampaikan kepada kami, sehingga nanti jika itu benar ada buahnya yang rusak atau sayurnya yang busuk, itu langsung bisa kita ganti," pungkas Junaidi.
Temuan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan wali murid dan masyarakat terkait kualitas dan keamanan program MBG. Pihak terkait diharapkan segera mengambil langkah-langkah perbaikan agar program ini dapat berjalan sesuai tujuan.