![]() |
Ketua Asosiasi Pedagang Asongan NTB, Kamarudin alias Bang Komang. (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOST.com - Kisah inspiratif datang dari Kamarudin, atau yang akrab disapa Komeng. Berawal dari seorang pedagang asongan yang malang melintang di jalanan Pulau Lombok, kini ia dipercaya memimpin Asosiasi Pedagang Asongan (APA) NTB.
Perjalanan panjangnya, yang dimulai dari menjual kaos hingga mutiara, telah membentuknya menjadi sosok tangguh dalam menghadapi dinamika usaha kecil.
Perjalanan Panjang Seorang Pedagang Asongan
Lahir di Pagutan pada 12 Desember 1986, Komeng telah menggeluti dunia perdagangan asongan sejak awal tahun 2000-an. Ia memulai dengan menjual kaos khas Lombok, mengikuti jejak para pendahulunya.
Seiring waktu, ia beralih menjual mutiara yang menjanjikan keuntungan lebih besar. Namun, pandemi COVID-19 mengubah segalanya. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, ia beradaptasi dengan menjual masker hingga pandemi mereda.
Berbagai lokasi strategis di Kota Mataram menjadi saksi bisu perjuangan Komeng mencari nafkah, mulai dari Hotel Santika, Prame Park, hingga berbagai hotel lainnya.
Meski telah lama berjualan di area pariwisata, ia mengaku tidak pernah menerima bantuan dari pemerintah.
"Selama ini, kami para pedagang asongan merasa seperti anak tiri. Tidak ada perhatian dari pemerintah," ungkap Komeng, saat dikonfirmasi via WhatsApp, Selasa (11/3).
Pintu Peluang Terbuka
Titik balik dalam hidup Komeng terjadi pada awal Ramadan 1445 Hijriyah, saat ia bertemu dengan Lalu Muhammad Iqbal, yang saat itu belum menjadi bakal calon Gubernur NTB. Pertemuan di Hotel Bidari itu membuka lembaran baru bagi Komeng dan para pedagang asongan.
Lalu Iqbal, yang sering melakukan perjalanan antara Jakarta dan Lombok, menaruh perhatian pada nasib para pedagang asongan. Dalam percakapan mereka, Iqbal bertanya apakah para pedagang pernah menerima bantuan dari pemerintah. Dengan jujur, Komeng menjawab, "Tidak pernah."
Jawaban ini mendorong Iqbal untuk berjanji menjadikan pedagang asongan sebagai salah satu prioritas dalam programnya.
"Saya prihatin dengan kondisi para pedagang asongan. Mereka adalah tulang punggung ekonomi kecil, namun seringkali terabaikan," ujar Iqbal saat itu.
Keinginan Iqbal untuk meningkatkan kesejahteraan pedagang asongan semakin nyata saat ia memperkenalkan Komeng kepada Ahmad Ziadi, Ketua Divisi Relawan Iqbal-Dinda.
Ahmad Ziadi kemudian mengusulkan pembentukan tim khusus untuk pedagang asongan, yang disetujui oleh Anies Mujitahid, Ketua Tim Pemenangan Paslon Iqbal-Dinda.
Dari pertemuan ini, Komeng semakin tertarik dengan visi dan misi yang ditawarkan oleh Iqbal.
Dipercaya Menjadi Ketua Asosiasi
Seiring berjalannya waktu, Asosiasi Pedagang Asongan NTB terbentuk. Dalam perjalanannya, 12 aliansi relawan terlibat.
Namun, Komeng bersama rekan-rekannya, termasuk A.A. Ketut Agung Kartha Wirya dan I Gede Gunanta, sepakat untuk membentuk wadah yang benar-benar fokus pada kepentingan pedagang asongan. Dengan suara bulat, Komeng ditunjuk sebagai ketua.
"Ini amanah besar bagi saya dan teman-teman. Harapannya, asosiasi ini dapat menjadi jembatan bagi pedagang asongan untuk mendapatkan perhatian yang layak dari pemerintah," kata Komeng.
Harapan kepada Gubernur Terpilih
Kini, setelah Lalu Muhammad Iqbal resmi terpilih sebagai Gubernur NTB, Komeng berharap janji-janji yang pernah diucapkan dapat terwujud. Ia ingin keberadaan pedagang asongan diakui, didukung, dan diberikan ruang lebih besar dalam sektor pariwisata dan ekonomi daerah.
"Kami percaya Gubernur terpilih akan amanah. Kami berharap visi dan misi yang ia sampaikan selaras dengan perjuangan kami. Jika pedagang asongan diberdayakan, ekonomi kecil akan tumbuh, dan ini akan berdampak besar bagi NTB," pungkasnya dengan penuh harap.
Perjalanan Komeng dari jalanan hingga menjadi pemimpin asosiasi adalah bukti bahwa kerja keras dan keberanian untuk beradaptasi dapat mengubah nasib seseorang. Kini, ia dan para pedagang asongan NTB menanti langkah konkret dari pemerintah demi masa depan yang lebih baik.